Sukses


    Kroasia Gagal Juara karena Kipernya dari AS Monaco

    Jakarta Kroasia gagal mewujudkan mimpi mereka di Piala Dunia 2018 Rusia dengan manis. Setelah melalui perjuangan berat sampai di final, mimpi Kroasia dibenamkan Prancis dengan skor telak 2-4, Minggu (15/7) malam WIB.

    Kiper Kroasia, Danijel Subasic tampil standar di laga final itu. Padahal di tiga laga fase gugur sebelumnya Subasic selalu menjadi pahlawan dengan menggagalkan banyak peluang lawan, termasuk saat adu penalti.

    Namun empat gol yang menembus pertahanan Subasic tentu mengindikasikan hal lain. Dia tampil tak begitu apik. Mungkin, Subasic terkena kutukan Monaco.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Kutukan Monaco

    Statistik mencatat, dalam tiga Piala Dunia terakhir tim yang kalah selalu mengandalkan kiper yang pernah bermain atau masih bermain di AS Monaco. Subasic pun ternyata memperpanjang daftar ini.

    Dimulai dari Piala Dunia 2006. Prancis kalah dari Italia. Kiper Prancis saat itu adalah Fabian Barthez, dia pernah bermain untuk Monaco pada periode 1995-2000.

    Berikutnya, Piala Dunia 2010. Belanda dikalahkan Spanyol. Kiper Belanda saat itu, Maarten Stekelenburg kemudian bermain untuk AS Monaco pada 2014-15.

    Selanjutnya, Piala Dunia 2014. Argentina takluk di hadapan Jerman. Kiper Argentina saat itu, Sergio Romero bermain di AS Monaco pada 2013-14.

    Adapun yang terbaru Danijel Subasic, dia masih menjadi kiper Monaco sejak 2012 lalu.

    Kutukan Monaco masih berlanjut.

    3 dari 3 halaman

    Apresiasi Kroasia

    Walaupun demikian, perjalanan Kroasia sepanjang Piala Dunia 2018 ini layaknya mimpi bagi banyak pemain negara mungil itu. Mereka tak pernah ragu di setiap pertandingan, dan akhirnya melaju sampai ke final.

    Sebelumnya, Kroasia bahkan nyaris tak lolos ke Rusia. Berbagai konflik mengiringi Luka Modric dkk. selama kualifikasi, pergantian pelatih pun terpaksa dilakukan.

    Kroasia sudah memberikan segalanya, mengerahkan kemampuan fisik dan pikiran mereka saat menghadapi Prancis. Kroasia pun sempat mendominasi pertandingan, meski bagaimanapun gol tetaplah yang terpenting. (espn/dre)

     

    Sumber: Bola.net

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer