Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia menjadi tim tuan rumah Piala AFF 2008. Tim Merah-Putih pun mencanangkan kebangkitan setelah perjalanan terburuk di Piala AFF 2007. Sayangnya, Charis Yulianto dkk. hanya tampil apik di dua pertandingan awal penyisihan, sebelum melorot dan akhirnya terkapar di semifinal.
Timnas Indonesia menghibur pecinta sepak bola Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, saat menghadapi Myanmar di pertandingan pertama Grup A. Tiga pemain pilar Tim Garuda, Budi Sudarsono, Firman Utina, dan Bambang Pamungkas, sukses membawa Tim Garuda menang telak 3-0.
Baca Juga
Advertisement
Euforia pun berlanjut di pertandingan kedua. Para pendukung Timnas Indonesia sudah mengetahui bahwa tim kesayangan mereka akan kembali meraih kemenangan besar karena menghadapi Kamboja yang memang selalu kesulitan jika menghadapi Tim Garuda.
Budi Sudarsono menjadi pemain yang sangat disorot dalam pertandingan tersebut. Dalam 70 menit pemain Sriwijaya FC itu berhasil mencetak hattrick ke gawang Kamboja.
Budi memang menjadi pemain yang sangat ditakuti oleh Timnas Kamboja setelah pada Piala Kemerdekaan Indonesia 2008, gawang mereka bobol empat kali oleh Budi Sudarsono dalam pertandingan yang berakhir 7-0 untuk kemenangan Tim Garuda.
Bambang Pamungkas melengkapi kemenangan Timnas Indonesia menjadi 4-0 atas Kamboja dengan satu gol tambahan. Indonesia pun dipastikan lolos ke semifinal dan akan menentukan status juara grup atau runner-up ketika menghadapi Singapura di pertandingan terakhir babak grup.
Namun, publik yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno harus kecewa setelah tim asuhan Benny Dolo dibungkam oleh dua gol Singapura yang dicetak oleh Baihakki Khaizan dan Shi Jiayi. Keganasan Timnas Indonesia di dua pertandingan awal benar-benar tidak lagi tampak dalam pertandingan tersebut.
Keinginan Benny Dolo dan Charis Yulianto, selaku kapten tim, yang ingin menyapu bersih kemenangan di babak grup pun seakan hanya menjadi sebuah retorika dan tak lebih dari psywar jelang pertandingan.
Ketika memasuki lapangan, Timnas Indonesia tampak tidak memainkan taktik dan strategi yang jitu yang seharusnya diberikan Benny. Bahkan Charis dkk. tampak bermain seadanya di pertandingan kontra Singapura itu.
Buruknya permainan Indonesia begitu terlihat jelas karena Tim Negeri Singa pada dasarnya memilih bermain defensif dan mengandalkan serangan balik. Kekalahan di SUGBK ini pun harus dibayar mahal karena dengan demikian Timnas Indonesia harus menghadapi juara Grup B, Thailand, di semifinal.
Pendukung Timnas Indonesia mendapatkan kesempatan pertama untuk menyaksikan laga semifinal yang mempertemukan tim kesayangan mereka dengan tim kuat Thailand. Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi saksi pertama Timnas Indonesia menyerah dari Thailand lewat gol tunggal Teerasil Dangda.
Asa sempat menggelora ketika Nova Arianto berhasil mencetak gol pembuka ketika leg kedua semifinal dimainkan di Stadion Rajamangala, Bangkok empat hari kemudian. Sayangnya, gol sang stoper pada menit kesembilan itu tak berhasil menyelamatkan Tim Garuda. Thailand sukses dua kali menjebol gawang Timnas Indonesia yang dikawal Markus Horizon melalui Teeratep Winothai dan Ronnachai Rangsiyo.
Timnas Indonesia akhirnya harus mengakhiri perjalanan di Piala AFF 2008 dengan catatan yang sangat timpang di awal dan akhir. Dua kemenangan menghadapi Myanmar dan Kamboja di dua laga awal membuktikan bahwa tim asuhan Benny Dollo hanya mampu memberikan hiburan ketika menghadapi tim yang lebih lemah.
Namun, begitu menantang Singapura dan Thailand, yang memang punya sejarah mengalahkan Timnas Indonesia menghadang, hasil mengecewakan harus kembali diterima.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesalahan Elementer
Sejak kemenangan di laga perdana kontra Myanmar, Timnas Indonesia sudah terlihat tidak memiliki kekuatan stamina yang baik. Gegap gempita sambutan pendukung Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, boleh jadi menjadi euforia tersendiri. Namun, saat menghadapi tim sekelas Myanmar, meski menang 3-0, Timnas Indonesia terlihat kurang baik dalam performa fisik.
Kesalahan elementer seperti gagal melakukan operan dengan baik, kurang memberikan tekanan kepada pemain lawan, serta terlihat gugupnya barisan pertahanan, memang tidak lagi terlihat. Namun, stamina pemain pemain terlihat konsisten tak lebih dari setengah jam permainan berlangsung.
Timnas Merah-Putih boleh kembali terlihat perkasa ketika menghadapi Kamboja di laga kedua. Keberhasilan Singapura meraih kemenangan telak 5-0 atas Kamboja di laga perdana mereka membuat Timnas Indonesia sudah tampak menang sebelum bertanding. Dengan kondisi sama seperti ketika menghadapi Myanmar, Indonesia pun menang telak 4-0.
Namun, banyak yang mempertanyakan bagaimana saat Timnas Indonesia harus menghadapi Singapura. Stamina adalah elemen penting yang harus dimiliki setiap pemain untuk bisa bertahan di medan pertempuran selama 90 menit.
Singapura memiliki kemampuan bermain sepak bola yang lebih baik. Kondisi fisik dan stamina yang buruk itulah yang akhirnya membuat Indonesia harus menyerah dua gol tanpa balas ketika menghadapi Singapura yang memang menampilkan tim berkelas.
Tujuh pemain naturalisasi memperkuat Tim Negeri Singa dan mereka bermain sangat rapi dan disiplin. Saat Indonesia menyerang, delapan pemain Singapura membentuk benteng yang melindungi gawang mereka yang dikawal Lionel Lewis.
Kapten Indra Sahdan menjadi penghubung antara lini belakang dengan penyerang Agu Casmir yang selalu siap menerima bola di baris terdepan.
Semakin menurunnya stamina pemain Indonesia yang digunakan untuk menyerang pun membuat tim besautan Radojko Avramovic dengan mudah meraih kemenangan di Gelora Bung Karno. Dengan nama-nama yang cukup memperlihatkan bahwa Timnas Indonesia menurunkan skuat terbaik, Benny Dolo tak melakukan rotasi. Alasannya, "Kalau saya merotasi pemain dan ternyata kalah, nanti saya diserang juga."
Pelatih yang akrab disapa Bendol itu pun seperti terlihat tidak bertanggung jawab dengan tim yang diasuhnya. Timnas Indonesia pun tenggelam dan kembali gagal untuk bisa memperbaiki catatan terbaik mereka yang sebelumnya sempat menjadi tiga kali runner-up di edisi 2000, 2002, dan 2004.
Advertisement
Data-Fakta
Data perjalanan Timnas Indonesia di Piala AFF 2008
PENYISIHAN
Indonesia 3-0 Myanmar
Pencetak gol: Budi Sudarsono 24', Firman Utina 28', Bambang Pamungkas 64' (Indonesia)
Indonesia 4-0 Kamboja
Pencetak gol: Budi Sudarsono 15' 54' 70', Bambang Pamungkas 76' (Indonesia)
Indonesia 0-2 Singapura
Pencetak gol: Baihakki Khaizan 3', Shi Jiayi 50' (Singapura)
SEMIFINAL
Indonesia 0-1 Thailand
Pencetak gol: Teerasil Dangda 6' (Thailand)
Thailand 2-1 Indonesia
Pencetak gol: Teeratep Winothai 73', Ronnachai Rangsiyo 89'(Thailand); Nova Arianto 9' (Indonesia)
Skuat Timnas Indonesia
Kiper: Markus Horison, Fery Rotinsulu, Dian Agus Prasetyo
Belakang: Muhammad Roby, Richardo Salampessy, Charis Yulianto, Muhammad Ridwan, Fandy Mochtar, Isnan Ali, Maman Abdurahman
Tengah: Syamsul Chaeruddin, Eka Ramdani, Ian Louis Kabes, Arif Suyono, Firman Utina, Heru Nerli, Hariono, Ponaryo Astaman, Elie Aiboy
Depan: Bambang Pamungkas, Aliyudin, Saktiawan Sinaga, Budi Sudarsono
Pelatih: Benny Dollo
Keganasan Budi Sudarsono
Striker Timnas Indonesia yang satu ini berhasil menjadi pencetak gol terbanyak di Piala AFF 2008. Namun, ia meraihnya tidak sendirian. Budi Sudarsono menjadi topskor bersama striker Timnas Singapura, Agu Casmir, dan Striker Thailand, Teerasil Dangda.
Budi Sudarsono yang dijuluki Si Ular Piton ini memang tampil cukup luar biasa di babak penyisihan grup. Ia menjadi pencetak gol pertama Timnas Indonesia di Piala AFF 2008 ketika Tim Garuda menang 3-0 atas Myanmar. Keberhasilannya menjadi pencetak gol di laga perdana itu pun membuatnya seperti berhasil menemukan permainan terbaiknya.
Hal tersebut diperlihatkannya dalam laga kedua, di mana Indonesia menang telak 4-0 atas Kamboja. Bermain di depan publik Stadion Utama Gelora Bung Karno, penampilan Budi menyihir para pecinta sepak bola Indonesia yang terus meneriakkan namanya. Budi Sudarsono mencetak gol pertama lagi di pertandingan itu pada menit ke-15 sebelum akhirnya memastikan hattrick pada menit ke-70.
Keberhasilan mencetak empat gol dalam dua laga pertama itu juga disamai oleh striker Singapura, Agu Casmir. Namun, kedua pemain itu gagal menambah pundi-pundi golnya lagi hingga pertandingan terakhir keikutsertaan timnas masing-masing di Piala AFF 2008 itu.
Penampilannya yang cemerlang di awal Piala AFF 2008 seperti menjadi ajang pembuktian bahwa dirinya memang memiliki kualitas. Ya, saat itu Budi Sudarsono tengah berusaha untuk membuktikan diri setelah pada Piala AFF 2007, dirinya kurang mendapat kepercayaan dari Peter Withe, pelatih Timnas Indonesia yang hampir saja dibogemnya karena hanya menjadikannya penghias bangku cadangan.
Advertisement