Bola.com, Jakarta - Bima Sakti adan asisten-asistennya jadi bulan-bulanan kritik khalayak luas usai Timnas Indonesia digasak Singapura dalam laga perdana penyisihan Grup B Piala AFF 2018. Walau baru satu laga memimpin Tim Merah-Putih di turnamen resmi, mereka dicap gagal meneruskan hasil kerja Luis Milla.
Permainan indah ala tiki-taka Spanyol yang disajikan Luis Milla selama dua tahun terakhir sirna tak berbekas. Bima yang jadi asisten Milla di pentas SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 sehatinya diharapkan bisa menjaga konsisten permainan sepak bola indah di Tim Garuda.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Sayangnya hal itu gagal terwujud di laga perdana penyisihan Grup B Piala AFF 2018. Tak hanya di media, Bima dkk. jadi korban bully netizen beberapa hari terakhir.
Buat Bima Sakti dan staf kepelatihan Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto (asisten pelatih), Kurnia Sandy (pelatih kiper) situasi ini tak mengenakkan. Ketiganya pernah mengarumkan nama bangsa saat aktif bermain. Kini di awal karier mereka melatih Tim Merah-Putih mereka langsung dihadapkan tekanan.
Semenjak kembali ke Tanah Air dari Singapura, Sabtu (10/11/2018), mimik muka ketiganya terlihat tegang. Mereka jarang mengumbar pernyataan kepada jurnalis peliput Timnas Indonesia.
Bola.com pada Senin (12/11/2018) siang sempat meminta kesediaan Kurus (panggilan Kurniawan) untuk melakukan sesi wawancara di Hotel Sultan. Namun, lewat pesan singkat ia menolaknya. "Maaf sekarang ini jangan dulu, biar semuanya satu pintu ke Coach Bima Sakti," ujar eks striker jebolan program Timnas Primavera itu.
Uniknya saat kembali berjumpa pada malam harinya, Kurniawan terlihat lebih relaks.
Di hotel pada Selasa malam ia dikunjungi sejumlah koleganya, Muli Munial (agen pemain), Ponaryo Astaman (mantan pemain Timnas Indonesia), Bayu Eka Sari (mantan penerjemah Luis Milla), dan Nabil Husein (Presiden Borneo FC). Obrolan santai tersaji coffee shop lantai dasar Hotel Sultan. Bola.com sempat diajak ikutan nimbrung.
Topik obrolan mereka sama sekali tak membahas soal performa Timnas Indonesia di laga perdana Piala AFF 2018. Masih urusan sepak bola, Kurniawan dkk. ngobrol asyik soal pemain-pemain potensial di Timnas Indonesia U-16 dan pembinaan usia dini. Pembicaraan tak melulu serius, sesekali satu sama lain melemparkan candaan.
"Banyak pemain berbakat di Timnas Indonesia U-16, mereka bisa jadi pemain besar suatu saat nanti. Tapi agar bakat mereka tak tersia-siakan harus dikawal benar," ujar Kurniawan.
"Susah-susah gampang menangani pemain muda saat ini. Generasi millenial lebih sulit dipahami dibanding generasi gue," papar Ponaryo Astaman menimpali.
Salah satu candaan yang mengundang tawa lumayan keras adalah dandanan Kurniawan berpeci saat salah Jumat di Singapura dengan penggawa Tim Garuda.
Kurniawan tampak menikmati candaan rekan-rekannya. Kehadiran mereka jadi penghibur sang asisten pelatih Timnas Indonesia.