Bola.com, Jakarta - Usai Timnas Indonesia terpuruk di Piala AFF 2018, pencinta sepak bola Tanah Air menggelorakan gerakan moral meminta Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mundur dari jawatan. Tagar #EdyOut membahana di media sosial sepekan belakangan ini.
Sebelumnya bentuk kekecewaan suporter ditunjukkan dengan gerakan #KosongkanGBK. Timnas Indonesia melakoni dua pertandingan kandang penyisihan Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, melawan Timor Leste dan Filipina dengan jumlah penonton minimalis, tak sampai 20 ribu orang.
Baca Juga
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Tak Perlu Panik dan Silau dengan Rekor Bahrain di Piala Teluk 2024
BRI Liga 1: Bertandang ke Markas Semen Padang, Arema FC Berbekal 3 Modal Penting untuk Petik Kemenangan
Hasil Leg 1 Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Ngamuk di Singapura, Drama Gol Injury Time Menang Telak
Advertisement
Penggila sepak bola nasional kecewa dengan keputusan PSSI tetap memutar kompetisi Liga 1 2018, sekalipun Timnas Indonesia sedang berlaga di Piala AFF 2018. Edy Rahmayadi sebagai nakhoda federasi dianggap tak lagi fokus mengurusi sepak bola karena ia kini juga menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara.
Namun, dihantam kanan kiri, Edy yang mantan Pangkostrad, menolak buat mundur dari PSSI. Dalam sesi wawancara yang ditayangkan live di stasiun televisi TV One pada Senin (26/11/2018), Edy merespons tagar #EdyOut.
"Saya terima itu semua. Itu kekecewaan masyarakat Indonesia. Tapi bukan begitu prosesnya, untuk Edy Out (keluar dari PSSI). PSSI itu di bawah FIFA, kami diatur dalam statutanya. Apabila saya berhalangan tetap melakukan kecurangan bersifat hukum oke, jika dua pertiga kekuatan voter mengajukan ke FIFA meminta saya mundur baru bisa terjadi. FIFA akan turun datang. Dan selanjutnya berjalan proses.
Tapi itu bisa jadi preseden buruk bagi Indonesia. Bukan saya bermaksud mempertahankan jabatan ini, saya juga harus menjaga nama bangsa ini. Bangsa kita, Indonesia tak boleh dikecilkan, tak boleh dijelekkan," kata Edy Rahmayadi.
Langkah PSSI memutar kompetisi di saat bersamaan Piala AFF 2018 disebut Edy tak menyalahi aturan main.
"Semua negara melakukan itu, seleksi dan pelatihan dilakukan di Liga. Kita jalan, pada saat menghadapi event-event tertentu dilakukan talent scouting di pentas kompetisi yang berjalan," ujar Edy Rahmayadi.