Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia dikenal selalu bisa memunculkan sosok pemain yang sebelumnya tidak menonjol dan kemudian unjuk gigi pada ajang Piala AFF.
Contoh pada Piala AFF 2000 yang saat itu bernama Piala Tiger. Timnas Indonesia punya Gendut Doni Christiawan.
Baca Juga
Advertisement
Sosok pemain depan kelahiran 7 Desember 1978 ini menjadi salah satu yang penting dalam skuat Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000. Namun, tahukah Anda bahwa Gendut Doni Christiawan sempat tersisihkan dari Tim Garuda sebelum berangkat ke Thailand?
Gendut Doni kalah bersaing striker-striker lain Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Bambang Pamungkas yang disukai style bermainnya oleh Nandar Iskandar sebagai pelatih.
Namun, Bambang akhirnya tidak mendapatkan izin dari EHC Norad, klub asal Belanda yang ia bela saat itu. Gendut Doni pun mendapatkan tempat satu hari sebelum keberangkatan Timnas Indonesia menuju Thailand.
"Semula saya tidak masuk skuat ke Thailand. Namun, saya dipanggil lagi untuk menggantikan posisi Bepe. Akhirnya saya kembali bergabung dengan skuat Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000 sehari sebelum keberangkatan," kata Gendut Doni pada kesempatan dengan Bola.com.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Keputusan Tepat Memasukkan Gendut Doni
Keputusan Nandar Iskandar memanggil kembali Gendut Doni untuk menggantikan posisi Bambang Pamungkas pun terasa sangat tepat. Gendut Doni mampu memperlihatkan ketajaman yang luar biasa dan bahkan bisa disebut paling agresif di tubuh Tim Merah-Putih saat itu.
Pelatih Timnas Thailand saat itu, Peter White, bahkan menilai kekalahan Vietnam dari Indonesia di pertandingan semifinal karena tim negeri Paman Ho itu tidak memperhitungkan keberadaan Gendut Doni dalam pertandingan tersebut.
"Vietnam kalah karena repot mengurusi Kurniawan tanpa memperhitungkan Gendut Doni yang lebih agresif," ujar Peter White seperti dilansir Harian Pelita, 18 November 2000.
Pendapat Peter White itu memang tidak salah dan berdasarkan kepada pengalamannya. Thailand menjadi tim pertama yang harus merasakan ketajaman seorang Gendut Doni di fase grup. Satu-satunya gol Indonesia ke gawang Thailand, dalam pertandingan kedua babak grup yang berakhir dengan skor 1-4, dicetak oleh Gendut Doni.
Myanmar pun harus merasakan ketajamannya dalam laga terakhir babak grup. Dua gol Gendut Doni, ditambah dua gol Kurniawan dan satu gol dari Uston Nawawi, sukses membuat Timnas Indonesia membungkam Myanmar lima gol tanpa balas.
Vietnam pun harus merasakan kegagalan di semifinal karena Gendut Doni. Pemain yang kemudian ikut mengantar Persija Jakarta meraih juara Liga Indonesia 2001 itu sukses menjadi penyelamat Timnas Indonesia dengan mencetak gol pertama dalam pertandingan itu dan juga gol penentu kemenangan di akhir babak perpanjangan waktu sekaligus menyingkirkan Vietnam dengan skor akhir 3-2.
Tanpa Gendut Doni di laga kontra Vietnam, Indonesia pasti sudah pulang lebih dulu.
Advertisement
Kalah Lawan Thailand di Final
Indonesia berhasil ke final dan Gendut Doni menjadi pencetak gol terbanyak sementara dengan lima gol. Namun, Indonesia akhirnya gagal meraih juara karena kalah 1-4 dari Thailand di partai puncak.
Pada laga final, striker Thailand, Worrawoot Srimaka, mencetak dua gol dan akhirnya mengumpulkan jumlah gol yang sama dengan Gendut Doni. Keduanya pun menjadi Top Scorer bersama Piala Tiger 2000 dengan torehan lima gol.