Bola.com, Jakarta - Pada bulan Desember 2021, Timnas Indonesia bakal mentas di ajang Piala AFF 2020. Tentu semua tahu, banyak memori manis maupun pahit dirasakan skuad Garuda pada turnamen level tertinggi kawasan Asia Tenggara ini.
Berbicara momen buruk, Piala AFF 2007 menjadi cerita memalukan buat Timnas Indonesia. Bagaimana tidak, Tim Merah-Putih untuk pertama kali gagal lolos ke semifinal alias terhenti di fase penyisihan grup pada turnamen sepak bola terbesar di Asia Tenggara ini.
Baca Juga
3 Fakta Seretnya Gol Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Lini Depan Tumpul, STY Nggak Punya Solusi!
Pelatih Persija Sedih Timnas Indonesia Tersingkir dari Piala AFF 2024, Berharap Dony Tri dan Muhammad Ferarri Ikut Away ke Malut United
Deretan Biang Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Versi Pengamat
Advertisement
Bahkan dalam tiga edisi terakhir sebelum Piala AFF 2007, Indonesia tidak pernah absen di partai final dan mengakhiri turnamen dengan status runner-up secara beruntun.
Secara khusus, keinginan memenangi Piala AFF tahun 2007 makin tinggi setelah kegagalan di turnamen Merdeka Cup (Agustus 2006) di Malaysia dan BV Cup yang digelar di Vietnam pada November 2006.
Dengan latar belakang itu, Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, langsung memberi target juara kepada Peter Withe sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia di Piala AFF 2007. "Kalau Peter Withe gagal, posisinya langsung dievaluasi," ucap Nurdin Halid ketika itu.
Tetapi, apa daya. Pada Piala AFF 2007 Indonesia bak dinaungi kesialan. Pasalnya, Indonesia sebenarnya mengumpulkan poin lima, poin yang sama dengan dua tim yang lolos semifinal dari Grup B, yaitu Singapura dan Vietnam. Tim Merah-Putih terjegal karena selisih gol kalah jauh dari dua negara itu.
Vietnam dan Singapura punya selisih gol masing-masing 11 dan sembilan, sementara Tim Merah-Putih hanya surplus dua gol saja.
Penyebab semua itu, kendati Indonesia tidak terkalahkan di tiga pertandingan penyisihan grup, Tim Garuda tidak mampu menang banyak atas tim yang dianggap terlemah di Grup B, yaitu Laos. Di Grup B, Indonesia tergabung bersama Laos, Vietnam, dan tuan rumah Singapura.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peter Withe Jadi Sorotan
Nama pelatih Timnas Indonesia Peter Withe memang jadi sorotan pada Piala AFF 2004. Utamanya soal pemilihan pemain yang dilakukan Peter terkesan subjektif. Banyak pemain bagus yang tak dipanggil.
Peter bahkan sempat bersitegang dengan Boaz Solossa, bintang utama Piala AFF 2004. Sang pemain mendadak menghilang dari skuat inti Timnas Indonesia. Saat ditanya alasan kenapa tidak memanggil Boaz, Peter beralasan: "Boaz pemain yang tidak disiplin."
Boaz beberapa kali mangkir memenuhi panggilan pelatnas. Bocorannya, hal itu karena ia kesal abangnya, Ortizan Solossa, tak masuk skuat Merah-Putih.
Tak hanya relasi dengan Boaz yang disorot. Peter dinilai menyia-nyiakan bakat Bambang Pamungkas. Pemain yang kinclong bersama klub Malaysia, Selangor FA, hampir tak pernah dipanggil Timnas Indonesia. Namanya baru muncul, setelah petinggi PSSI melakukan intervensi.
Saat menjalani laga-laga penyisihan suasana internal Timnas Indonesia tak kondusif. Komunikasi antarpelatih dengan sejumlah pemain macet.
Sejumlah pemain merasa Peter Withe kerap tidak fair dalam memilih pemain inti. Ia cenderung memaksakan sejumlah pemain 'kesayangannya' bermain sekalipun kinerja mereka jeblok.
Seorang pemain senior, Budi Sudarsono, sempat naik pitam ke pelatih asal Inggris tersebut yang ia nilai terlalu menganakemaskan Ilham Jaya Kesuma di sektor depan Tim Garuda.
Jelang pertandingan penutup penyisihan, Budi yang saat itu membela Persik Kediri sempat melontarkan ancaman. "Kalau saya tak lagi dimainkan, saya bogem pelatih," kata sang pemain.
Nyatanya Peter hanya memainkan Budi sebagai pemain serep. Timnas Indonesia hanya bermain imbang 2-2 melawan tuan rumah penyisihan dengan mengandalkan duet, Ilham Jaya Kesuma dan Zaenal Arif.
Setelah pertandingan yang digelar pada 17 Januari 2007, suasana ruang ganti memcekam. Beberapa pemain menunjukkan secara frontal sikap tak respek mereka kepada Peter Withe. Ada insiden menonjok loker dan membanting sepatu di ruang ganti.
Ketua Badan Tim Nasional, M. Zein, melihat kejadian ini karena ada pihak yang memprovokasi. "Ada yang memanas-manasi pemain. Saya tak perlu sebut nama, tapi adalah. Dia punya kepentingan mengganti pelatih."
Advertisement
Siapa Juaranya?
Pada Piala AFF, Singapura keluar sebagai juara setelah di laga final mengalahkan Thailand dengan agregat 3-2. Pada leg pertama, bermain di Stadion Nasional, Kallang yang terkenal megah, Singapura menang 2-1.
Gol Singapura kala itu dicetak Noh Alam Shah yang akhirnya lama merumput di Liga Indonesia bersama Arema. Satu gol lainnya dibukukan Fahrudin Mustafic yang juga sempat gabung Persija dan Persela.
Sementara sebiji gol Timnas Thailand dicetak oleh Pipat Thonkaya. Adapun leg kedua yang bermain di Bangkok, Thailand hanya bermain imbang 1-1. Singapura pun menjadi juara untuk kali ketiga event Piala AFF.