Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia akan mengikuti Piala AFF 2020 di Singapura dalam waktu dekat. Performa gemilang pada edisi 2016 diharapkan kembali terulang, meski tentu dengan output keluar sebagai juara.
Piala AFF 2016 yang menyimpan kenangan positif sekaligus negatif untuk publik sepak bola Tanah Air. Kebanggaan namun juga perasaan bak patah hati, menyelimuti setiap insan suporter Timnas Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Untuk kesekian kalinya, gelar juara perdana Piala AFF sudah begitu dekat, namun rupanya asa itu belum bisa terwujud. Untuk kelima kalinya, Indonesia hanya bisa jadi runner-up di turnamen sepak bola paling elite di level Asia Tenggara itu.
Keberhasilan melaju ke partai final sejatinya pantas mendapat kredit positif. Pasalnya, itu jadi prestasi apik sejak 2010. Pada Piala AFF edisi 2012 dan 2014, Indonesia tersingkir di fase penyisihan grup. Timnas Indonesia bahkan berangkat ke Piala AFF 2016 dengan status underdog.
Belum lagi, persiapan jelang Piala AFF 2016 terbilang mepet. Pelatih Alfred Riedl kepada Bola.com, sempat mengungkap ia harus berjibaku dengan persoalan pemilihan pemain lantaran ada pemain yang berpotensi masuk skuat mengalami cedera, semisal Irfan Bachdim, Ichsan Kurniawan, dan Dian Agus Prasetyo.
Sekadar mengingatkan, penunjukan Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 jadi kejutan mengingat pelatih asal Austria itu tak menjalani fit and proper test calon pelatih Timnas yang digelar Komite Teknik dan Pengembangan PSSI serta tim panelis.
Tiga pelatih yang hadir memenuhi panggilan tes kepatutan dan kelayakan dan untuk membeberkan pemaparan mereka adalah Nilmaizar, Rahmad Darmawan, dan Indra Sjafri. Namun, nama Alfred Riedl sudah diapungkan Kelompok 85 hingga akhirnya resmi kembali membesut Timnas Indonesia.
Piala AFF 2016 jadi yang ketiga buat Alfred lantaran sebelumnya ia sudah bersama Tim Garuda pada Piala AFF 2010 dan 2014. Namun, Alfred gagal membawa Timnas Indonesia memenangi gelar juara dalam tiga edisi itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jatuh Bangun Menuju Final
Sejak awal bermain di penyisihan Grup A bersama Singapura, Thailand, dan tuan rumah Filipina, Indonesia sudah harus berjuang ekstra keras.
Tim asuhan pelatih Alfred Riedl ini dipaksa melalui pertandingan demi pertandingan dengan berpeluh. Di matchday pertama Grup A, Andik Vermansah dkk. menyerah 2-4 dari Thailand. Padahal, Timnas Indonesia sempat menyamakan skor jadi 2-2 sebelum akhirnya kalah.
Di matchday kedua melawan Filipina, Timnas Indonesia lagi-lagi harus bekerja keras. Tim Garuda, yang sudah unggul 2-1 hingga menit ke-68, terpaksa menelan pil pahit setelah Philip Younghusband mencetak gol penyama skor 2-2 pada menit ke-82.
Pertandingan ketiga di penyisihan Grup A tak kalah menegangkan. Dengan hanya mengantongi poin satu dari dua laga, Indonesia wajib memenangi pertandingan kontra Singapura jika ingin lolos ke semifinal.
Butuh kemenangan, justru the Lions mampu unggul lewat gol Khairul Amri, menit ke-27. Di saat itulah, Timnas Indonesia menunjukkan ketangguhannya pada situasi mendesak.
Timnas Indonesia bangkit dengan gol Andik Vermansah menit ke-62, dan Stefano Lilipaly memastikan kemenangan Tim Garuda dengan skor 2-1. Indonesia pun melaju ke semifinal sebagai runner-up Grup A, di bawah Thailand yang jadi juara grup, dengan poin empat.
Di semifinal, Timnas Indonesia berjumpa Vietnam yang merupakan juara Grup B. Vietnam melaju ke empat besar dengan poin sempurna, sembilan, hasil sapu bersih kemenangan dari tiga laga.
Di hadapan Presiden Joko Widodo dan jajaran Menteri serta pejabat negara lain yang menyaksikan langsung di Stadion Pakansari, Tim Garuda mampu menundukkan Vietnam 2-1 pada leg pertama, 3 Desember 2016.
Leg kedua semifinal Piala AFF 2016 ini diwarnai drama yang membuat jantung pencinta Tim Garuda berdegup lebih kencang. Mungkin Anda masih ingat, betapa pertandingan ini sangat menguras emosi.
Timnas Indonesia memimpin lebih dulu menit 54' melalui gol Stefano Lilipaly. Namun, tim tuan rumah justru mampu comeback dan mencetak dua gol untuk berbalik unggul, pada menit ke-83 dan 90+3'. Dengan hasil sementara ini, agregat kedua tim sama kuat, 2-2.
Pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan. Manahati Lestusen akhirnya membuat fan Tim Merah-Putih di manapun berada, bersorak meluapkan sukacita. Indonesia mendapatkan penalti pada menit 90+7', setelah Que Ngoc Hai melanggar Ferdinand Sinaga di kotak terlarang.
Mahanati yang maju sebagai eksekutor, mampu mengecoh bek yang jadi kiper itu untuk menyelamatkan Timnas Indonesia dari kekalahan sekaligus membuat agregat kedua menjadi 4-3 untuk keunggulan Indonesia.
Advertisement
Kandas di Final
Di partai final, Timnas Indonesia kalah agregat gol 2-3 dari Thailand. Saat menjamu Thailand pada leg pertama final di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, 14 Desember 2016, Indonesia menang 2-1 lewat gol Rizky Pora dan Hansamu Yama. Namun, Thailand mampu mencuri gol tandang melalui Teerasil Dangda.
Pada leg kedua di Stadion Rajamangala, Bangkok, 17 Desember 2016, Timnas Indonesia takluk lewat dua gol Siroch Chattong. Timnas Indonesia pun harus puas pulang dengan status runner-up.
Fano, Idolas Baru Timnas Indonesia
Boaz Solossa memang tetap jadi andalan Timnas Indonesia pada Piala AFF 2016, namun ada satu nama yang muncul dan menjadi idola baru pencinta sepak bola Tanah Air. Ia adalah Stefano Lilipaly.
Sejak dipercaya membela skuad Garuda, Fano, begitu ia akrab disapa, selalu bermain dengan sepenuh hati. Itu ia tunjukkan tak cuma di Piala AFF saja, tapi juga saat bertarung di pentas Asian Games 2018.
Pada Piala AFF 2016, Fano mencetak dua gol. Kepiawaiannya dalam menciptakan peluang maupun memanfaatkan peluang membuatnya menjadi satu di antara pemain paling disegani selama kejuaraan berlangsung.
Sayang, tampaknya pada Piala AFF 2020 keberadaannya tak membuat pelatih Shin Tae-yong tertarik.
Advertisement