Sukses


    Deretan Fakta Menarik Piala AFF 2018: Perubahan Format Turnamen, Kegagalan Timnas Indonesia, dan Keperkasaan Vietnam

    Bola.com, Jakarta - Piala AFF 2018 merupakan satu edisi di mana Timnas Indonesia sama sekali tidak mengagumkan. Padahal Tim Garuda memiliki skuad yang segar dengan sejumlah pemain senior berkualitas. Namun, Timnas Indonesia harus terhenti di fase grup.

    Dengan keberhasilan Timnas Indonesia melangkah hingga final Piala AFF 2016, ekspektasi yang dimiliki pecinta sepak bola Indonesia sangat tinggi ketika Piala AFF 2018 bergulir.

    Apalagi Timnas Indonesia saat itu baru saja mendapatkan pengalaman dilatih seorang arsitek tim asal Spanyol, Luis Milla, selama kurang lebih 1,5 tahun.

    Permainan Timnas Indonesia U-22 di bawah mantan pemain Real Madrid itu ketika tampil di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 sangat menarik dan membuat pecinta sepak bola Indonesia memiliki keyakinan besar.

    Bahkan berharap Timnas Indonesia senior yang dipersiapkan untuk Piala AFF 2018 akan memperlihatkan permainan yang serupa.

    Sayangnya, kontrak pelatih asal Spanyol itu, yang habis pada akhir Agustus 2018, tepat setelah Asian Games 2018, tidak diperpanjang oleh PSSI. Pelatih asal Spanyol itu pulang ke kampung halamannya dan posisi pelatih Timnas Indonesia diisi oleh asistenya, Bima Sakti.

    Namun, Timnas Indonesia tak banyak berbicara di turnamen sepak bola Asia Tenggara itu. Timnas Indonesia tersingkir lebih cepat dan gagal melangkah ke semifinal.

    Bicara mengenai Piala AFF 2018, berikut fakta-fakta menariknya:

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 5 halaman

    Format Baru

    Piala AFF 2018 digelar dengan sebuah format baru yang berbeda dengan 11 edisi sebelumnya. Satu hal yang serupa hanyalah semifinal dan final digelar dengan format home and away, seperti yang sudah dilakukan sejak 2004.

    Namun, yang berbeda adalah format pertandingan di fase grup. Jika sebelumnya fase grup digelar di dua negara berbeda, di mana setiap negara menggelar pertandingan-pertandingan dari satu grup, pada Piala AFF 2018, sistem grup menjadi home and away.

    Tapi, home and away yang digunakan dalam fase grup di Piala AFF tidak lantas mempertemukan dua tim yang sama sebanyak dua kali. Setiap tim tetap hanya satu kali menghadapi setiap lawan di fase grup.

    Hanya saja dengan satu grup terdiri dari lima tim, setiap tim menjalani empat pertandingan, di mana dua laga digelar di kandang dan dua lainnya digelar di kandang lawan.

    Sebagai contoh, Timnas Indonesia yang berada satu grup dengan Singapura, Thailand, Filipina, dan Timor Leste, memainkan laga kandang dengan menjamu Timor Leste dan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.

    Sementara laga kontra Singapura dan Thailand digelar di kandang lawan, yaitu Stadion Nasional Singapura dan Stadion Rajamangala, Bangkok.

    Selain itu, setiap tim memainkan laga kandang dan tandang secara bergantian. Tidak ada satu tim pun yang memainkan dua laga kandang secara berturutan, begitu pun dengan laga tandang.

    Kembali mengambil contoh Timnas Indonesia. Dalam laga pertamanya di Piala AFF 2018, Tim Garuda bertandang ke Singapura dan kemudian menjamu Timor Leste di SUGBK. Setelah itu, Tim Garuda bertandang ke Bangkok menghadapi Thailand dan kemudian kembali menjamu Filipina di Senayan.

    Format menggelar pertandingan tanpa tuan rumah terpusat seperti edisi sebelumnya dilakukan oleh AFF untuk menjaring lebih banyak kehadiran suporter yang memberikan dukungan terhadap tim nasionalnya.

    Dengan setiap tim memainkan dua dari empat laga fase grup di depan suporternya, diharapkan antusiasme sepak bola di Asia Tenggara benar-benar terasa sepanjang turnamen digelar.

     

    3 dari 5 halaman

    Banyak Debutan dan Pemain Muda

    Timnas Indonesia berangkat ke Piala AFF 2018 dengan fakta para pemain muda tampil mengesankan di SEA Gamaes 2017 dan Asian Games 2018. Hal tersebut membuat Bima Sakti, yang awalnya mendampingi Luis Milla, dalam dua turnamen yang diikuti Timnas Indonesia U-22 itu, memilih membawa banyak pemain muda dalam skuadnya.

    Awan Setho Raharjo, Alfath Fathier, Putu Gede, Bagas Adi Nugroho, Gavin Kwan Adsit, Ricky Fajrin, Hansamu Yama, Zulfiandi, Evan Dimas, Muhammad Hargianto, Septian David Maulana, Febri Hariyadi, dan Irfan Jaya adalah pemain muda yang dibawa Bima Sakti dalam skuad AFF 2018.

    Dari 13 nama tersebut, hanya Evan Dimas dan Hansamu Yama yang sebelumnya pernah tampil di Piala AFF. Evan Dimas sudah bermain di Piala AFF 2014 dan 2016, di mana edisi kedua itu Hansamu Yama juga mendapatkan panggilan dari Alfred Riedl.

    Ke-13 pemain muda tersebut dipadukan dengan 9 pemain berusia di atas 23 tahun, seperti Muhammad Ridho, Andritany Ardhiyasa, Rizky Pora, Fachrudin Aryanto, Stefano Lilipaly, Andik Vermansah, Dedik Setiawan, Riko Simanjuntak, dan pemain naturalisasi, Alberto Goncalves.

    Jika melihat skuad tersebut, hanya sedikit pemain yang sebelumnya sudah pernah tampil di Piala AFF. Selain Evan Dimas dan Hansamu Yama, hanya Andritany, Rizky Pora, Fachrudin Aryanto, Stefano Lilpaly, dan Andik Vermansah yang sebelumnya sudah merasakan atmosfer di Piala AFF.

    Artinya cukup banyak debutan di skuad Garuda di Piala AFF 2016. Selain sejumlah pemain muda, Riko Simanjuntak dan Alberto Goncalves baru menjalani debutnya di Piala AFF pada edisi ini.

    4 dari 5 halaman

    Tim Garuda Selalu Gagal di Laga Tandang

    Satu hal yang membuat Timnas Indonesia gagal melangkah jauh di Piala AFF 2018 adalah fakta bahwa ternyata Tim Garuda tidak mampu bersaing ketika menjalani laga tandang.

    Catatan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 adalah satu kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan. Sayangnya, dua kekalahan tersebut memang terjadi dalam dua laga tandang yang dijalani Timnas Indonesia.

    Pertama, Tim Garuda langsung menyerah 0-1 saat bertandang ke Singapura. Gol tunggal Hariss Harun membuat tim asuhan Bima Sakti pulang ke Jakarta tanpa membawa poin.

    Kedua, Timnas Indonesia kalah 2-4 dalam lawatannya ke Bangkok. Gol Zulfiandi sempat membawa Timnas Indonesia unggul lebih dulu. Namun, tim tuan rumah bangkit dan mencetak empat gol. Gol Fachrudin Aryanto pada menit ke-89 menjadi gol hiburan bagi Tim Garuda yang lagi-lagi harus pulang tanpa poin.

    Empat poin yang diraih Timnas Indonesia datang di SUGBK. Timnas Indonesia menang 3-1 atas Timor Leste dan kemudian bermain imbang tanpa gol dengan Filipina.

    5 dari 5 halaman

    Vietnam Juara Lagi Setelah Satu Dekade

    Piala AFF 2018 ditutup dengan keberhasilan Vietnam menjadi juara. Tim asuhan Park Hang-seo itu menjadi juara setelah mengalahkan Malaysia dengan agregat 3-2.

    Kedua tim bermain imbang 2-2 dalam leg pertama yang digelar di Kuala Lumpur dan menang 1-0 kala memainkan leg kedua di Hanoi.

    Keberhasilan Vietnam menjadi juara Piala AFF 2018 merupakan penantian yang cukup panjang dari pecinta The Golden Star Warriors. Maklum, gelar juara Piala AFF untuk yang kedua kalinya bagi mereka ini datang 10 tahun setelah keberhasilan pertama mereka pada 2018.

    Walaupun Malaysia yang menjadi runner-up juga cukup lama menantikan gelar juara untuk kedua kalinya setelah yang pertama mereka raih pada 2010 setelah mengalahkan Timnas Indonesia di final.

    Video Populer

    Foto Populer