Bola.com, Singapura - Kelompok suporter Timnas Singapura, SingaBrigade, menolak datang ke stadion pada laga pembuka Piala AFF 2020 (5/12/2021). Pemboikotan itu dilakukan karena adanya larangan membawa drum ke stadion.
Imbauan pemboikotan laga Singapura melawan Myanmar itu viral di Facebook. Anggota SingaBrigade, Syed Faris, menyebut gerakan ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap dua keputusan yang dikeluarkan panita penyelenggara Piala AFF 2020.
Baca Juga
Advertisement
"Kami adalah timtuan rumah dan telah menantikan turnamen ini untuk mendukung tim seperti biasa yang kami lakukan. Anda dapat bertanya kepada siapa saja yang hadir dan mereka akan tahu dampaknya ketika kami memiliki drum," kata Syed Faris seperti dikutip The Straits Times.
SingaBrigade memang dikenal sebagai kelompok suporter fanatik Timnas Singapura. Mereka biasanya memiliki ciri-ciri menggunakan kaos merah, syal di tangan, dan dipersenjatai drum besar.
SingaBrigade biasanya berada di Bagian 136 Stand Timur Stadion Nasional saat Timnas Singapura bermain. Sepanjang 90 menit mereka bernyanyi dan memberikan dukungan kepada para pemain.
Adapun untuk menonton pertandingan Piala AFF 2020 harus membayar mahal. Untuk menonton pertandingan, masyarakat Singapura harus membeli tiket seharga 25 Dolar Singapura (Rp262 ribu).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Respons Federasi
Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) buka suara mengenai pemboikotan laga Timnas Singapura. Menurut FAS, adanya larangan membawa drum ke stadion sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan di Piala AFF 2020 selama pandemi COVID-19.
"Kami memahami sentimen dalam konteks acara olah raga, akan tetapi sebagai penyelenggara yang bertanggung jawab, kami harus menghormati peraturan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Peraturan COVID-19 yang mulai beroperasi pada April 2021 dan yang harus kita patuhi," bunyi keterangan FAS.
Syed Faris tetap tak puas dengan alasan dari FAS terkait larangan membawa drum. Menurut Syed Faris, larangan tersebut sangat tidak masuk akal.
"Pertanyaan saya kepada para pengambil keputusan adalah, apakah drum kami akan menyebabkan COVID-19? Tidak masuk akal sama sekali. Kalau kita bicara mengenai seruling kami akan mengerti. Yang kami minta hanyalah dua drumyang diizinkan masuk," tegas Syed Faris.
Advertisement