Sukses


    Cerita Rochi Putiray: Raih Medali Emas di SEA Games 1991 dan Populer di Hongkong Usai 2 Kali Jebol Gawang AC Milan

    Bola.com, Jakarta - Rochi Putiray masuk dalam daftar pemain yang mampu mempersembahkan medali emas Sea Games buat Timnas Indonesia. Ia melakukannya ketika menjadi bagian dari tim asuhan pelatih asal Uni Soviet, Anatoli Polosin.

    Timnas Indonesia mengalahkan Thailand lewat drama adu penalti yang berakhir dengan skor 4-3 buat skuad Garuda di Rizal Memorial Stadium, Manila, 4 Desember 1991. Pencapaian itu merupakan sukses kali kedua buat Indonesia di Sea Games.

    Sebelumnya pada 1987, timnas Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0 pada perebutan medali emas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, 20 September 1987.

    "Sukses meraih emas di Sea Games 1991 merupakan buah dari kerja keras, kebersamaan tim dan karakter kuat yang terbentuk saat persiapan," kenang Rochi dalam channel youtube Sport77 Official.

    Persiapan timnas Indonesia menuju Sea Games 1991 ala Anatoli Polosin yang dikenal keras dan disiplin memang kerap jadi pembicaraan pelaku sepak bola sampai sekarang. Apalagi, masa persiapan kala itu diwarnai oleh kaburnya sejumlah pemain senior karena tak kuat menjalani program latihan Polosin.

     

     

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 3 halaman

    Tentang Kebersamaan

    Polosin juga membuat para pemainnya bermental dan memiliki jiwa petarung yang pantang menyerah. Rochi merujuk sikap yang ditunjukkan Robby Darwis. Bek asal Persib Bandung tetap tampil penuh semangat pada laga perdana melawan Malaysia di Rizal Memorial Stadium, Manila, 26 November 1991.

    Padahal, saat itu tangan kirinya dibalut gips karena cedera ketika timnas beruji dengan Warna Agung sebelum ke Filipina. Pada laga itu, skuad Garuda mengalahkan Harimau Malaya dengan skor 2-0 berkat gol yang dicetak Widodo C. Putro dan Rocky Putiray yang sama-sama masih berusia 21 tahun.

    "Kami berlatih tiga kali sehari dan dominan ke penguatan fisik serta stamina. Tak banyak pemahaman soal taktik dan strategi yang kami bisa dapatkan Polosin saat itu," ungkap Rochi.

    "Saat itu kebersamaan tim sangat tinggi. Tak ada istilah senior dan junior. Semua saling menyemangati dan bertanggungjawab pada tim," tegas Rochi.

    3 dari 3 halaman

    Populer di Hongkong

    Rochi termasuk pemain yang beruntung bisa mendapatkan pengalaman bermain diluar negeri. Ketika usianya masih 12 tahun, ia sudah merasakan ketatnya Liga Cekoslowakia bersama Dukla Prague dengan status pinjaman dari Arseto.

    Ia juga pernah menjalani trial di klub Liga Prancis, Auxerre pada 2004. Yang paling berkesan adalah kiprahnya bersama empat klub Liga Hongkong yakni Instant-Dict FC (2000-2001), Happy Valley (2001-2002), South China AA (2002–2003) dan Kitchee SC (2003–2004).

    Menurut Rochi, atmosfer kompetisi di Hongkong memang masih kalah dari Indonesia. Tapi, setiap klub memperlakukan pemainnya secara profesional. Ia merujuk pengalaman saat pertama kali ke Liga Hongkong setelah menerima tawaran manajemen Instant-Dict FC.

    "Setelah tanda tangan kontrak di sebuah restoran cepat saji, saya langsung mendapat empat koper yang berisikan peralatan latihan seperti sepatu bola, jersey dan lain-lain. Kalau ada sepatu yang lecet sedikit, mereka langsung menggantinya," tutur Rochi yang mengaku memiliki 150 pasang sepatu bola selama berkiprah di Liga Hongkong.

    Aksi Rochi sebagai striker terbilang baik. Di Instant-Dict ia mengoleksi 12 gol dalam 22 penampilan. Setahun kemudian, tabungan golnya bertambah 17 dari 25 laga bersama Happy Valley. Di klub ketiganya di Hongkong yakni, South China AA, Rochi malah mencetak 42 gol dalam 32 tampil. Terakhir, ia mengemas 16 gol bersama pada 26 partai bersama Kitchee SC.

    Di klub yang disebut terakhir nama Rochi jadi populer di seantero Hongkong berkat dua golnya ke gawang AC Milan yang sedang melakoni tur Asia pada 30 Mei 2004. Saat menghadapi Milan, Rochi berpenampilan nyentrik dengan rambut berwarna pirang dan sepatu yang berbeda warna.

    Milan yang diperkuat sejumlah nama tenar seperti Paolo Maldini dan Alessando Costacurta, unggul lebih dulu lewat gol Andriy Shevchenko. Rochi membuat Milan terperangah dengan dua golnya, masing-masing pada menit 67 dan 80.

    "Laga lawan AC Milan memang termasuk menjadi salah satu yang paling berkesan selama karier saya," tukas Rochi.

    Sumber: Youtube Sport77 Official

    Sepak Bola Indonesia

    Video Populer

    Foto Populer