Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia mengawali persaingan penyisihan Grup B Piala AFF 2020 dengan kemenangan 4-2 melawan Kamboja. Walau menang, kinerja penggawa Garuda dikririk terutama pada paruh kedua pertandingan. Saat menjajal Laos, Tim Merah-Putih diharapkan memperbaiki performanya.
Menariknya, pelatih Timnas Vietnam, Park Hang-seo beserta asistennya akan memantau secara langsung laga Indonesia.
Baca Juga
Tersingkirnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Keputusan PSSI Turunkan Skuad yang Belum Matang, Risiko Tanggung Sendiri
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia pada Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Advertisement
Park Hang-seo tidak sendirian melainkan ditemani oleh jajaran asistennya ketika memantau Timnas Indonesia. Para asisten itu membantu Park menganalisis pertandingan dengan komputer yang mereka gunakan.
Apa yang dilakukan oleh Park tersebut sedikit mengingatkan pada apa yang terjadi pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022. Ketika itu, Timnas Indonesia sedang melakoni laga kontra Thailand dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G, 3 Juni lalu.
Dalam laga yang berakhir imbang 2-2 tersebut, Park Hang-seo datang langsung untuk memantau Timnas Indonesia.
Performa jelek Tim Merah-Putih pada babak kedua rumornya sengaja dilakukan Shin Tae-yong, yang tak ingin kekuatan timnya benar-benar dipelajari tim rival.
Shin Tae-yong berasal satu negara dengan nakhoda Vietnam. Ada rivalitas terselubung antarkeduanya.
Sang pelatih Timnas Indonesia membantah keras rumor tersebut.
"Pastinya bukan karena ada alasan itu, memang itu laga pertama dan fokus kami juga tidak cuma satu laga, masih ada laga-laga lain setelah kamboja seperti lawan Laos, Vietnam, dan Malaysia, jadi memang pelan-pelan harus memperkuat fisik pemain juga, dan juga membuat permainan tim lebih mantap semakin lama semakin baik. jadi bukan karena ada pelatih Vietnam, jadi kita sengaja main buruk," kata Shin Tae-yong dalam sesi konfrensi pers jelang laga kontra Laos.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tuntutan Menang Telak
Menurut Shin Tae-yong kinerja kurang memuaskan anak-asuhnya karena kondisi fisik yang tak oke. Bermain dengan intensitas tinggi pada babak pertama, Evan Dimas cs. yang kehabisan nafas kesulitan menghadapi agresivitas permainan Kamboja.
"Itu terjadi karena kita main pressing di depan agar membahayakan lawan pada babak pertama. Konsekuensinya kondisi fisik agak sedikit menurun jadi kami kemasukan dua gol," kata Shin Tae-yong.
Tapi memang rumor soal sengaja main jelek terasa aneh. Timnas Indonesia butuh kemenangan telak pada laga perdana. Semakin banyak gol tercipta, jalan menuju semifinal semakin enteng.
Timnas Indonesia dituntut menang sebanyak mungkin di dua laga awal, mengingat pada dua laga sisa penyisihan lawan yang dihadapi terhitung berat Vietnam dan juga Malaysia.
Advertisement
Bola Mati
Laos sudah dua kali kalah tapi peluang untuk lolos ke babak semifinal Piala AFF 2020 (2021) masih terbuka. Syaratnya Laos harus menang saat bentrok dengan Timnas Indonesia, Minggu (12/12).
Karenanya tim asuhan Varadaraju Sundramoorthy tersebut bakal tampil habis-habisan melawan Timnas Indonesia. Kalah dari Indonesia sama artinya peluang lolos habis. Ambisi Laos lolos ke semifinal untuk pertama kalinya artinya pupus lagi.
Jika berkaca dari pertandingan Indonesia versus Kamboja, Laos layak percaya diri bisa meraih poin. Ini karena Indonesia tampil tak rapi meski menang 4-2. Organisasi main Garuda Merah Putih berantakan dan pertahanannya tak kukuh.
Pada saat yang sama Laos belum bisa mencetak gol dalam dua laga sebelumnya. Phoutthasay Khochalern dan kawan-kawan takluk 0-2 dari Vietnam (6/12) dan dibantai Malaysia dengan skor 4-0 (9/12) di Stadion Bishan, Singapura.
Yang menarik, Laos bisa menciptakan 17 tendangan pojok saat melawan Malaysia. Walau akurasi tendangan ke gawang tim berjulukan Sticky Rice ini hanya 20 persen, hampir setiap serangan yang masuk kotak penalti terpaksa dibuang oleh Malaysia.
Sedangkan dalam laga melawan Vietnam, Laos menciptakan sembilan tendangan bebas. Hanya memang dari sembilan kesempatan itu hanya satu yang tepat sasaran. Satu peluang Laos lainnya tercipta lewat open play, walau lemah.
Dua statistik menonjol ini bisa menjadi senjata Laos saat melawan Timnas Indonesia. Ini karena Tim Garuda lemah dalam urusan antisipasi bola mati. Salah satu buktinya gol Kamboja ke gawang Indonesia tercipta lewat tendangan bebas. "Kami harus berbenah jika ingin mengantungi kemenangan menyakinkan melawan Laos," tutur Shin Tae-yong.