Bola.com, Singapura - Timnas Indonesia belum bisa memainkan Egy Maulana Vikri di Piala AFF 2020. Pemain yang diharapkan sebagai Juru Selamat Skuad Garuda itu tak kunjung datang karena masih bertugas di klubnya, FK Senica.
Egy Maulana Vikri disebut akan bergabung dengan Timnas Indonesia setelah 18 Desember 2021. Itu merupakan hari terakhir Liga Slovakia dimainkan sebelum melakoni libur musim dingin.
Baca Juga
Advertisement
Setelah pertandingan FK Senica, Egy Maulana Vikri dijadwalkan langsung terbang ke Singapura. Pemain 19 tahun itu lebih dulu harus menjalani masa karantina mandiri.
Artinya, Egy Maulana Vikri baru bisa membela Timnas Indonesia pada babak semifinal Piala AFF 2020. Dengan catatan, Timnas Indonesia bisa menyingkirkan Malaysia pada laga pamungkas Grup B yang digelar di National Stadium, Minggu (19/12/2021).
"Egy mungkin bisa bermain kalau kita lolos dari penyisihan grup ini," tegas Shin Tae-yong dalam konferensi pers jelang laga, Sabtu (18/12/2021).
Shin Tae-yong sadar, Timnas Indonesia sangat membutuhkan jasa Egy Maulana Vikri di lini serang. Pemain 21 tahun itu memang punya kualitas mumpuni dalam membantu serangan dan bermain apik di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong.
Meski demikian, nyata selama ini dari tiga laga yang sudah dilalui di Piala AFF 2020 Timnas Indonesia masih bisa kompetitif. Penampilan apik skuad Garuda tersebut mematahkan ketergantungan terhadap Egy Maulana Vikri.
Lantas, bakal seperti apa kualitas serangan Timnas Indonesia saat melawan Malaysia nanti? Berikut sejumlah alasan yang membuat Timnas Merah Putih tak perlu khawatir bermain tanpa Egy Maulana Vikri versi Bola.com.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Punya Sayap Ganas
Timnas Indonesia sebenarnya tak perlu khawatir dengan tak kunjung datangnya Egy Maulana Vikri. Kualitas lini serang skuad Garuda terbukti bagus dan menjadi yang paling agresif di Grup B.
Timnas Indonesia sudah mencetak sembilan gol dari tiga laga yang dimainkan. Dari jumlah tersebut lima di antaranya dicetak oleh gelandang serang dan pemain sayap.
Mereka adalah Evan Dimas dengan dua gol dan Irfan Jaya, Witan Sulaeman, hingga Ramai Rumakiek yang masing-masing menyumbang satu gol. Para pemain sayap yang dimiliki Timnas Indonesia cukup menakutkan.
Memiliki postur tubuh yang tak tinggi-tinggi amat nyata bisa dimaksimalkan menjadi keunggulan. Sebut saja Witan Sulaeman yang dimainkan di posisi sayap kanan yang kerap merepotkan lawan dengan kelebihannya.
Begitu juga dengan Irfan Jaya yang lincah dan kerap melakukan tusukan dengan kualitas individu dan kecepatan yang dimilikinya. Kemudian ada Ramai Rumakiek yang punya kepercayaan diri saat membangun serangan dari sektor sayap kanan.
Ketiga pemain di atas bermain di posisi Egy Maulana Vikri. Sejauh ini, ketiganya mampu memberikan kontribusi maksimal dan menjadi bukti Timnas Indonesia bisa terlepas dari Egysentris alias ketergantungan pada Egy.
Advertisement
Momentum Penyerang
Selain mengandalkan lini sayap, Timnas Indonesia juga bisa memaksimalkan penyerang tengah. Timnas Garuda memiliki dua penyerang murni yakni Dedik Setiawan dan Hanis Saghara.
Kontribusi keduanya memang belum maksimal di lini depan. Pelatih Shin Tae-yong juga bisa mengandalkan Ezra Walian sebagai ujung tombak.
Pemain naturalisasi itu sudah dua laga diplot sebagai penyerang tengah meskipun bukan pada posisi aslinya. Kepercayaan itu dibalas tuntas oleh Ezra Walian dengan sumbangan satu gol.
Laga melawan Malaysia bisa menjadi momentum bagi Ezra untuk menambah gol lagi untuk Timnas Indonesia. Begitu juga dengan Dedik Setiawan dan Hanis Saghara yang wajib memberikan pembuktian gol bisa dipercaya tampil lawan Malaysia.