Bola.com, Singapura - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, kembali membuat kejutan dalam menerapkan strategi di Piala AFF 2020. Namun, perubahan skema permainan yang dilakukan tak cukup ampuh untuk mengalahkan Singapura.
Pada leg 1 semifinal Piala AFF 2020, Shin Tae-yong memilih skema 4-4-1 untuk Timnas Indonesia. Dedik Setiawan didapuk sebagai starter dan ujung tombak yang pergerakan dibantu Irfan Jaya dan Witan Sulaeman di lini sayap.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Timnas Indonesia mengawali pertandingan dengan tempo lambat. Bahkan, Singapura sempat menguasai jalannya permainan.
Gaya permainan agresif dan ngotot seperti melawan Malaysia tak terlihat. Sampai pada menit ke-28, akhirnya Timnas Indonesia berhasil mencetak gol melalui Witan Sulaeman.
Setelah itu sampai turun minum, permainan Timnas Indonesia cenderung membosankan. Pada babak kedua, justru Singapura yang terlihat bermain agresif dan terus memberikan tekanan.
Hingga akhirnya, Timnas Indonesia kecolongan melalui skema serangan balik. Ikhsan Fandi mencetak gol penyeimbang setelah memaksimalkan umpan terobosan dari Faris Ramli. Skor 1-1 bertahan hingga turun minum.
Statistik mencatat, kedua tim sama-sama pemiliki jumlah penguasaan bola serupa yakni 50:50 persen. Namun, Timnas Indonesia kalah efektif dari Singapura karena hanya mencatatkan dua peluang akurat dari total lima percobaan.
Bola.com mencoba menganalisis kegagalan strategi Shin Tae-yong di Timnas Indonesia untuk mengalahkan Singapura. Apa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mudah Terbaca
Skema 4-4-1 yang ditunjukkan Timnas Indonesia ternyata sudah terbaca oleh Singapura. Timnas Indonesia memang hanya mengandalkan kecepatan terutama dari sektor sayap dalam membangun serangan.
Irfan Jaya yang pada laga sebelumnya mencetak dua gol, dibuat tak berdaya. Bek Singapura yakni Irfan Fandi dan Nazrul Nazari menjalankan tugasnya dengan baik.
Singapura hanya kecolongan gol dari sektor sayap kanan Indonesia saat Asnawi Mangkualam memberikan umpan silang. Bek tengah Singapura, Safuwan Baharudin dan Zulfahmi Arifin, salah mengantisipasi bola yang diteruskan menjadi gol oleh Witan Sulaeman di lini tengah.
Advertisement
Kehilangan Fokus
Singapura yang terus ditekan Timnas Indonesia memilih bermain sabar. Pasukan berjulukan The Lions itu dengan tenang menunggu momentum yang tepat untuk balik menyerang.
Pada menit ke-70, kesempatan akhirnya datang melalui skema serangan balik. Timnas Indonesia yang keasyikan menyerang dibuat kaget dengan serangan balik Singapura.
Ikhsan Fandi berhasil memaksimalkan umpan Faris Ramli menjadi gol. Bola hasil sepakannya gagal diantisipasi oleh kiper Timnas Indonesia kawalan Nadeo Argawinata.
Kurang Suplai
Pelatih Shin Tae-yong awalnya menjadikan Dedik Setiawan sebagai target man di lini depan Timnas Indonesia. Namun, Dedik tak banyak mendapatkan suplai bola dari lini tengah atau sayap skuad Garuda.
Walhasil, Dedik kurang bisa memaksimalkan penampilannya untuk mencetak gol. Adapun ketika mendapatkan kesempatan mencetak gol, Dedik tak bisa menyelesaikannya.
Pada babak kedua, Dedik digantikan Ezra Walian. Namun, situasi tak berubah karena Ezra seakan tak terlihat dari skema permainan Timnas Indonesia.
Ezra kemudian diganti kembali pada menit ke-79 digantikan Hanis Sagara. Sayangnya, situasi tak berubah dan lini depan Timnas Indonesia tetap tampil buruk.
Advertisement