Bola.com, Jakarta - Nadeo Argawinata kembali menunjukkan kelasnya sebagai kiper utama Timnas Indonesia pada Piala AFF 2020. Lahir dan besar di Kediri, sosok yang sering dimirip-miripkan dengan Kepa Arirzabalaga ini ternyata hobi membaca.
Nadeo Argawinata menjadi salah satu pahlawan kemenangan Timnas Indonesia pada leg kedua semifinal Piala AFF 2020. Kiper yang mengaku sebagai pembaca buku Cak Nun itu menepis penalti Faris Ramli pada menit 90+1.
Baca Juga
Satu di Antara Alasan Minimnya Bomber Tajam Timnas Indonesia: Minim Menit Bermain, Tergerus Pemain Asing Liga 1
Flashback Gonjang-ganjing Rumor Pergantian Pelatih Timnas Indonesia: Kursi Shin Tae-yong Masih Aman
Pemain Termuda dalam Sejarah Timnas Indonesia Bersyukur Dipoles Pelatih Striker Bawaan Shin Tae-yong: Pengetahuan, Pembelajaran, Pengalaman
Advertisement
Jika penalti Faris Ramli menjadi gol, maka skor akan berubah menjadi 3-2 untuk Singapura. Walau unggul jumlah pemain pada laga Sabtu (25/12/2021) malam di National Stadium, Indonesia bakal sulit mengejar gol lagi.
Nadeo menepis penalti Faris Ramli. Lalu, pada babak extra time, Indonesia mampu mencetak dua gol. Skuad Garuda menang dengan skor 4-2 pada duel leg kedua. Agregat menjadi 5-3 dan Indonesia melaju ke final Piala AFF 2020.
Ada banyak pertanyaan tentang asal usul Nadeo. Sebab, dia punya paras yang tampan dan berkulit putih. Banyak fans yang mengira Nadeo punya darah keturunan dari orang Eropa lewat orang tuanya.
"Kedua orang tua saya asli Kediri semuanya. Tidak ada yang blasteran. Saya tidak tahu kalau dari leluhur saya ada yang dari luar negeri," kata Nadeo Argawinata kepada Bola.net.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cak Nun Lover
Satu fakta unik dari Nadeo adalah dia seorang penggemar berat Can Nun atau Emha Ainun Nadjib. Nadeo adalah pembaca fanatik buku-buku Cak Nun. Bahkan, dia mengaku mengoleksi hampir semua buku Cak Nun.
"Saya punya banyak buku Can Nun. Memang belum semuanya dibaca, tapi punya banyak. Saya suka membacanya karena ringan, enak. Apalagi soal agama juga kan. Saya rasa cocok lah," kata Nadeo.
Nadeo tidak pernah menutupi rasa kagum dan kegemarannya pada Cak Nun. Hanya saja, kesibukan sebagai pemain sepak bola profesional membuatnya kesulitan meluangkan waktu untuk itu bergabung dengan Jamaah Maiyah dan mengikuti setiap pengajian Cak Nun.
Advertisement