Bola.com, Jakarta - Timnas Thailand berhasil melaju ke final Piala AFF 2020 usai mengalahkan juara bertahan Vietnam. Sukses ini tak lepas dari kinerja fantastis Alexandre Polking, sang pelatih.
Teerasil Dangda dkk. melewati semua pertandingan sejak fase grup hingga semifinal Piala AFF 2020 tanpa kekalahan. Thailand bahkan mencatatkan rekor 100 persen alias menyapu bersih semua laga tanpa kekalahan.
Baca Juga
Arkhan Kaka dan 4 Anak Buah Indra Sjafri Dipromosikan Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Ini Nama-namanya
Shin Tae-yong Fix Panggil Ronaldo Junior dan 6 Pemain Abroad ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Siapa Lainnya?
Daftar 33 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Termasuk Justin Hubner, Marselino Ferdinan, hingga Asnawi Mangkualam
Advertisement
Thailand juga masih menjadi tim dengan kebobolan paling sedikit. Anak asuh Alexandre Polking itu baru satu kali memungut bola dari jala gawangnya, yakni saat berhadapan dengan Filipina, di mana mereka menang 2-1.
Alexandre Polking dan tim Thailand mencetak sejarah dengan menjadi tim ASEAN pertama yang merubuhkan rekor tanpa kekalahan Vietnam selama 5 tahun, yakni sebagai tim yang tak pernah kalah saat meladeni negara Asia Tenggara.
Mano, sapaan akrab Alexandre Polking, kini akan berhadapan dengan Timnas Indonesia pada laga pemungkas Piala AFF 2020. Mampukah ia mencetak sejarah lagi?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Khatam Meski Baru Melatih Thailand 3 Bulan
Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) mengangkat Alexandre Polking sebagai pelatih pada akhir September 2021. Namun, selain dibekali dengan komposisi pemain yang matang, ia sanggup membawa tim berjulukan Gajah Perang itu mentas di final Piala AFF 2020.
Namun demikian, pengetahuannya tentang sepak bola di Thailand cukup matang. Sebab, ia sudah menetap di sana sejak 2012, tepatnya ketika menjadi asisten bagi Winfried Schafer.
Sebelumnya, masih sebagai asisten pelatih Schafer, ia berkarier di Al Ain dan FK Baku.
Setelah itu, dinukil dari Transfermarkt, Mano menjajal karier kepelatihan bersama Thailand U-23, lalu Army United FC. Pede dengan kualitas manajerialnya, pelatih berdarah Brasil-Jerman itu pindah ke Suphanburi FC.
Kariernya di Suphanburi tak berjalan lama. Pada 2014, ia menerima pinangan Bangkok United hingga 2020. Selepas itu baru ia memberanikan diri pindah ke Vietnam, tepatnya di Ho Chi Minh City FC, sebelum memutuskan untuk menangani Timnas Thailand.
Advertisement
Karier Bermain
Mano, kini 45 tahun, bukan sosok yang terkenal saat menjalani kariernya sebagai pemain. Ia lebih sering menghabiskan masa bermainnya di divisi bawah Liga Jerman, seperti VfB Fichte Bielefeld, Arminia Bielefeld, hingga SV Darmstadt 98.
Tertantang untuk menjajal liga di negara lain, ia pindah menuju Siprus dan bergabung dengan Olympiacos Nicosia dan Olympiacos Nicosia.
Pada 2008, Mano memutuskan gantung sepatu dan menerima ajakan Schafer sebagai asisten pelatih di Al Ain. Dengan modal ilmu kepelatihan yang cukup, setidaknya di level Asia, pada 2021 ia memberanikan diri membesut Timnas Thailand.