Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia seperti membutuhkan mukjizat pada leg kedua babak final Piala AFF 2020. Tim berjuluk Skuad Garuda itu minimal harus memberondong empat gol ke gawang Thailand dan tanpa kebobolan.
Setelah diguyur 0-4 dalam pertemuan pertama, Timnas Indonesia akan kembali menghadapi Thailand di National Stadium, Singapura, Sabtu (1/1/2022) malam ini.
Baca Juga
Vietnam Mau Mainkan Pemain Naturalisasi Brasil Rafaelson aka Nguyen Xuan Son di Piala AFF 2024 Vs Timnas Indonesia, Masih Tunggu Izin FIFA
Vietnam Coret Kaptennya dari Piala AFF 2024 Termasuk Lawan Timnas Indonesia: Faktor Usia, Performa, dan Sakit Pernapasan
Hokky Caraka Telat Gabung Pemusatan Latihan Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024
Advertisement
Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan jelas dalam posisi terjepit. Selain tidak mudah untuk mencetak empat gol, Thailand adalah tim dengan jumlah kebobolan terminim di Piala AFF.
Dari enam pertandingan sejak penyisihan grup sampai babak final, gawang Thailand baru kemasukan sekali via winger Filipina, Patrick Reichelt pada partai ketiga Grup A.
"Leg pertama memang benar-benar sulit bagi kami. Performa Thailand sangat baik dan para pemain muda kami kurang pengalaman dan akhirnya kalah," kata pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
"Belajar dari kekalahan pada pertemuan pertama, saya berusaha untuk membuat suasana menjadi baik. Saya tidak bisa pastikan kami bisa menang besar pada leg kedua," tutur arsitek asal Korea Selatan itu.
Thailand memang menjadi tim terkuat di Piala AFF. Namun, bukan berarti kesebelasan dengan sebutan lain Gajah Perang itu tidak terkalahkan. Asnawi Mangkualam dkk. punya modal untuk memenangkan pertandingan bahkan hingga epic comeback yang bukan menjadi mimpi lagi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jadi Tim Tersubur
Timnas Indonesia adalah tim tersubur di Piala AFF. Dalam enam partai, Skuad Garuda berhasil mencetak 18 gol, unggul dua gol dari Thailand.
Pundi-pundi gol Timnas Indonesia sebagian besar berasal dari sisi sayap. Irfan Jaya memimpin dengan tiga gol, sementara Witan Sulaeman menyusul dengan dua gol.
Persebaran gol Timnas Indonesia juga merata. Evan Dimas dan Rachmat Irianto sebagai gelandang mampu menorehkan dua gol, begitu pula bek sayap kiri Pratama Arhan yang mengemas dua gol.
Shin Tae-yong harus memanfaatkan naluri tinggi para pemain Timnas Indonesia dalam mencetak gol untuk memborbardir gawang Thailand.
Advertisement
Punya Lini Tengah Agresif
Denyut serangan Timnas Indonesia berasal dari lini kedua. Nama-nama seperti Irfan Jaya, Witan Sulaeman, hingga Ricky Kambuaya menjadi motor penggerak Skuad Garuda.
Irfan Jaya dan Witan menyusur dari tepi lapangan, sementara Kambuaya munusuk dari lini tengah. Kontribusi ketiganya akan sangat dibutuhkan Timnas Indonesia untuk melawan Thailand.
Irfan Jaya dan Witan juga punya insting gol yang tokcer. Keduanya harus pintar-pintar dalam memanfaatkan peluang karena satu gol saja sudah berharga buat Timnas Indonesia.
Berani Bereksperimen
Taktik dan strategi Shin Tae-yong mulai terbaca. Arsitek berusia 51 tahun itu belakangan tidak berani bereksperimen dengan pakem Timnas Indonesia.
Setelah memainkan 4-1-4-1, 5-4-1, Shin Tae-yong mencoba pola 4-2-3-1 dengan mendorong Alfeandra Dewangga sebagai gelandang bertahan.
Formasi itu justru dapat dieksploitasi Thailand. Beberapa gol Gajah Perang pada leg pertama bermula dari lini tengah yang seharusnya dikawal oleh Dewangga dan Rachmat Irianto.
Untuk mengejar defisit empat gol dari Thailand, Shin Tae-yong dapat menjajal formasi menyerang dengan komposisi menyerang pula, seperti 4-3-3 misalnya. Sebab, situasi saat ini memaksa Skuad Garuda untuk nothing to lose.
Advertisement
Wajib Turunkan Tim Inti
Di tengah-tengah Piala AFF, Shin Tae-yong melakukan perubahan ekstrem dengan mencadangkan Evan Dimas dan Elkan Baggott. Keduanya menjadi spesialis pengganti sekarang.
Shin Tae-yong juga belum berani memainkan Egy Maulana Vikri sebagai starter. Padahal, pemain berusia 21 tahun itu punya tenaga yang lebih fresh. Permainannya belum banyak diketahui lawan karena baru bergabung pada babak semifinal.
Egy dan Evan Dimas layak diturunkan sebagai pemain utama pada leg kedua melawan Thailand. Kreativitas keduanya dibutuhkan oleh Timnas Indonesia. Baggott juga dapat menjadi opsi masuk starting eleven. Posturnya yang menjulang mencapai 197 cm dapat bermanfaat di situasi bola mati.