Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia harus puas kembali menjadi runner-up ajang Piala AFF untuk edisi 2020, setelah hanya mampu bermain imbang 2-2 pada leg kedua final kontra Thailand di National Stadium, Singapura, Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
Timnas Indonesia dengan demikian kalah secara agregat 2-6 dari Thailand dalam dua kali laga final. Sebelumnya skuad Merah-putih kalah telak 0-4 pada leg pertama, Rabu (29/12/2021).
Baca Juga
Shin Tae-yong Fix Panggil Ronaldo Junior dan 6 Pemain Abroad ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Siapa Lainnya?
Daftar 33 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Termasuk Justin Hubner, Marselino Ferdinan, hingga Asnawi Mangkualam
Deretan Pemain Belia yang Layak Dicoba Shin Tae-yong Jadi Amunisi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Advertisement
Dalam laga kedua final, Timnas Indonesia sebenarnya berhasil unggul terlebih dahulu pada babak pertama melalui gol Ricky Kambuaya. Namun Thailand berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 lewat gol Adisak Kraisorn dan Sarach Yooyen.
Egy Maulana Vikri berhasil menyamakan skor menjelang laga berakhir, lewat sepakan kaki kirinya. Namun gol Egy Maulana tak dapat menolong Indonesia mengejar defisit dari Thailand.
Hingga peluit panjang dibunyikan wasit, kedudukan 2-2 bertahan dan Thailand merayakan gelar juaranya yang keenam sepanjang sejarah Piala AFF. Sementara Timnas Indonesia mempertegas predikat raja runner-up Piala AFF dengan koleksi yang keenam.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertandingan Sulit
Eks pemain Timnas Indonesia, Agung Setyabudi memiliki pengamatan terkait penampilan anak asuh Shin Tae-yong pada leg kedua final. Ia menilai stamina para pemain Indonesia habis di babak kedua, dan hal itu menjadi penyebab kegagalan mengatasi Thailand.
“Berat melawan Thailand, tim kuat, tidak cukup dengan modal semangat juang, dan ini yang didapat. Harus diapresiasi perjuangan Timnas Indonesia. Hasil imbang ini sudah bagus,” terangnya kepada Bola.com, Sabtu malam.
“Babak pertama mainnya bagus, lebih berani menyerang dan tidak takut passing. Babak kedua habis stamina, seperti tidak bisa memainkan tempo. Kapan mempercepat atau memperlambat tempo sudah hilang semua,” lanjutnya.
Advertisement
Problem Penyelesaian Akhir
Pria yang merupakan kapten Timnas Indonesia di Piala Assia 2004 ini menambahkan ada sedikit kekurangan dalam hal penyelesaian akhir yang dimiliki Witan Sulaiman dkk. Mengingat sebenarnya banyak peluang yang tercipta.
"Penyelesaian akhir kurang. Timnas Indonesia bermain dengan strategi false nine, dan enggak punya striker tajam. Lebih mengandalkan lini tengah, dan banyak gol yang diciptakan para gelandang," lanjut Agung.
“Secara umum selama turnamen ini adalah hasil yang bagus dan pantas diapresiasi untuk modal Timnas Indonesia berlaga di ajang-ajang berikutnya. Tetap jaga semangatnya!” tegas pria berdomisili di Kawasan Banyuanyar, Solo.