Jakarta Lionel Messi jadi harapan Argentina di laga terakhir penyisihan Grup D Piala Dunia 2018. Namun La Pulga tampak tertekan jelang duel melawan Nigeria, Rabu (27/6/2018) dinihari WIB.
Argentina gagal menang di dua laga perdana penyisihan grup Piala Dunia 2018. Yang pertama, tim asuhan Jorge Sampaoli ditahan Islandia 1-1.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian, Albiceleste malah harus kalah 0-3 dari Kroasia. Lionel Messi menjadi sorotan setelah dia gagal mencetak gol lewat penalti pada laga kontra Islandia.
"Saya pikir itu lebih sulit bagi Leo (Messi) bermain untuk Argentina. Dia kini berusia 31 tahun, jadi dia semakin tua dan terkadang secara mentalitas, Anda dapat merasa lelah," kata Zabaleta, seperti dilansir BBC Sport.
"Bagian dalam sejarahnya Lionel Messi bersama Argentina tidak bagus. Tim ini tiga kali kalah di final, Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan 2016," tutur mantan pemain Manchester City ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Runner Up Tak Cukup
Zabaleta menyadari, untuk negara sepak bola seperti Argentina, menjadi runner up saja tidak cukup. Dia mengatakan, untuk orang Argentina dan media, Anda harus menang, hanya ke final hasil yang tidak bisa diterima.
"Jadi, kalah di tiga final dalam empat tahun terakhir tentu sulit secara mental dan psikologis untuk semua orang di dalam tim, terutama Leo," tuturnya.
Zabaleta menilai, publik mau tidak mau membandingkan sukses Messi di Barcelona dengan di Argentina. Harapan besar jelas berada di pundak pemain berjulukan La Pulga itu.
Advertisement
Seperti Pecundang
"Itu sulit ketika orang di negara Anda memperlakukan Anda seperti pecundang. Mereka melihat Anda memenangi berbagi trofi setiap musim bersama Barcelona, jadi mereka berharap Messi melakukan hal yang sama di tim nasional," ungkap Zabaleta.