Sukses


    Kolom Ian Situmorang: Berebut Gengsi Terakhir

     

    Kolom Ian Situmorang, Wartawan Olahraga Senior KETIKA bertarung di semifinal melawan Kroasia, pelatih Inggris, Gareth Southgate mampu membakar dan membangkitkan fighting spirit pasukan muda The Three Lions. Segala kemampuan terbaik mereka tampilkan tanpa mengenal lelah.

    Hasil akhir, Inggris kalah. Singa-singa muda itu tertunduk lesu. Air mata menjadi refleksi suasana hati yang terluka. Impian indah berlaga di final berubah menjadi sebuah kekecewaan yang mendalam.

    Hati remuk, sekujur tubuh terasa hancur berantakan. Semangat luluh-lantak hingga ke dasar gelap. Unggul lebih dulu, tapi kemudian 1-1 sehingga terjadi perpanjangan waktu. Mario Mandzukic menutup pintu dengan gol di menit ke-109, skor 1-2.

    Membangun dan membangkitkan kembali rasa percaya diri dari kekecewaan yang parah akan sangat sulit bagi Southgate. Tidak banyak waktu tersisa untuk dapat siap 100 persen pada pertandingan perebutan posisi tiga.

    Kondisi nyaris serupa juga terjadi pada pasukan The Red Devils, Belgia. Ketika lolos dan menjadi juara Grup G, para pengamat memosisikan Belgia akan mendapat tiket final. Lebih meyakinkan lagi setelah menyingkirkan juara dunia 5 kali, Brasil.

    Roberto Martinez, Pelatih Belgia asal Spanyol, sesungguhnya sudah menemukan format maut pasukan belia Belgia. Komposisi pemain dari kiper hingga striker semua kelas bintang. Nyaris tidak ada titik lemah yang dapat ditembus.

    Kegigihan menjebol gawang juara Dunia 1998, Prancis tak juga menpan, padahal berkali-kali tembakan dilontarkan. Rasa percaya diri Eden Hazard dkk hancur seketika saat tandukan bek Barcelona, Samuel Umtiti, tak dapat dibendung Thibaut Courtois.

    Ada sedikit perbedaan suasana moral pemain. Tekanan kepada pemain Inggris lebih tinggi karena ‘nyaris’ menang. Memiliki peluang lebih banyak, namun magic Harry Kane tidak sedang bekerja.

    Para pemain Belgia tentu pasti kecewa. Namun, karena tidak pernah unggul dari Prancis, kekalahan yang dialami Kevin de Bruyne diterima dengan lapang dada. Begitu juga dengan striker subur, Romelu Lukaku, dibuat tumpul duet Samuel Umtiti dan Raphael Varane.

    Malam ini, Sabtu 14 Juli 2018 pukul 21.00 di Stadion Saint Petersburg berlangsung pertandingan ke-63. Partai perebutan juara tiga antara Belgia melawan Inggris.

    Kalau merujuk hasil di babak penyisihan Grup G, ketika itu Belgia unggul 1-0, maka boleh jadi hal serupa akan terulang. Hal lain yang membuat posisi Belgia lebih diuntungkan adalah suasana mental pemain.

    Ditinjau dari kualitas pemain, kedua tim berada pada level yang sama, dan lebih mengandalkan kerangka tim dari pemain muda. Artinya, mereka siap bertarung secara all-out sepanjang pertandingan.

    Faktor mental yang sedang tertekan, mengalami kekalahan di penyisihan, fisik terkuras di perpanjangan waktu. Inilah faktor-faktor kelemahan Inggris, sekaligus keunggulan bagi Belgia.

    Tiba saatnya kita menyaksikan Perebutan Gengsi Terakhir. Tidaklah berlebihan kalau disebut, kali ini juara ketiga akan menjadi milik Belgia.

    Sepak Bola Indonesia

    Video Populer

    Foto Populer