Bola.com, Roma - Timnas Italia mengejutkan banyak pihak. Minim pemain bintang, tim berjulukan Gli Azzurri itu mampu menjuarai Euro 2020.
Timnas Italia bermain dengan kolektivitas. Pelatih Roberto Mancini berhasil mengubah karakteristik Gli Azzurri sebagai tim yang dinamis.
Baca Juga
Advertisement
Permainan Gli Azzurri tidak lagi cenderung bertahan. Keberadaan pemain semacam Marco Verratti, Jorginho, Lorenzo Insigne, hingga Leonardo Bonucci membuat Timnas Italia berani bermain dari kaki ke kaki.
Nama-nama di atas dikenal sebagai pemain yang lengket dengan bola. Mereka piawai menguasai bola dengan pressure tinggi dari lawan.
Setelah Euro 2020, target Timnas Italia berikutnya adalah Piala Dunia 2022. Gli Azzurri punya kesempatan besar untuk back to back juara dengan komposisi pemain yang ada.
Selain itu, Timnas Italia dapat diperkuat sejumlah pemain berkualitas yang tidak berkancah di Euro 2020. Berikut Bola.com merangkum tiga di antaranya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Lorenzo Pellegrini
Lorenzo Pellegrini sebenarnya dipanggil ke Euro 2020. Namun, sehari sebelum partai pertama kontra Timnas Turki, gelandang AS Roma itu mengalami cedera paha. Posisi Pellegrini terpaksa digantikan oleh pemain Fiorentina, Gaetano Castrovili.
Cedera Pellegrini diprediksi tidak akan memakan waktu lama. Praktis, pemain berusia 25 tahun itu dapat dipanggil Timnas Italia untuk Piala Dunia 2022.
Pellegrini sedang menikmati musim yang indah bersama AS Roma. Mantan pemain Sassuolo itu berhasil mengukir 11 gol dan 9 assists dari 47 partai pada musim lalu.
Kehadiran Pellegrini nantinya dapat memperdalam komposisi lini tengah Timnas Italia. Pengoleksi 17 caps ini bisa menggeser Nicolo Barella dari posisi utama yang bermain kurang greget di Euro 2020.
Advertisement
Moise Kean
Nama Moise Kean sempat ada dalam daftar sementara skuad Timnas Italia di Euro 2020. Namun, bomber Everton akhirnya dicoret.
Kean gagal bersaing dengan striker yang lebih senior semisal Ciro Immobile dan Andrea Belotti. Mancini juga lebih memilih Giacomo Raspadori ketimbang bomber berusia 21 tahun itu.
Di Euro 2020, lini depan Timnas Italia melempem. Immobile sempat meyakinkan di awal-awal turnamen. Namun, seiring berjalannya waktu, penyerang Lazio itu malah jadi kartu mati Gli Azzurri.
Belotti yang diproyeksikan sebagai pelapisnya pun tidak banyak berkontribusi. Setiap kali dimainkan, pemain Torino bermain kurang menjanjikan.
Kean dapat menjadi solusi lini depan Timnas Italia di Piala Dunia 2022. Mantan penyerang Juventus itu sebenarnya tampil garang sewaktu dipinjamkan ke PSG pada musim lalu.
Kean berhasil mendulang 19 gol dari 45 penampilan, dengan 13 di antaranya lahir di Ligue 1.
Nicolo Zaniolo
Sebelum Federico Chiesa tampil menawan di Euro 2020, Nicolo Zaniolo disebut-sebut sebagai talenta terbaik sepak bola Italia saat ini.
Usianya masih berusia 22 tahun, tapi Zaniolo telah menjadi pilar utama AS Roma. Mantan gelandang Inter Milan itu dianugerahi teknik tinggi.
Zaniolo harus melewati Euro 2020 karena cedera parah. Pemain bernomor punggung 22 ini mengalami robek ligamen yang membuatnya absen sepanjang musim lalu. Zaniolo memang punya riwayat cedera robek ligamen yang kerap memaksanya menepi dalam kurun waktu yang lama.
Kehadiran Zaniolo nantinya dapat memperkaya pilihan Mancini di sektor penyerang sayap. Pemain kelahiran 2 Juli 1999 itu dapat diplot sebagai winger.
Sumber serangan Timnas Italia lewat Zaniolo di sisi kanan dan Chiesa di sisi kiri akan begitu menyeramkan di Piala Dunia 2022.
Namun, posisi asli Zaniolo adalah mezzala. Istilah itu adalah peran untuk pemain bunglon. Terkesan agak samar karena ia bukan seorang winger maupun gelandang serang. Posisinya ada di tengah-tengah lini tengah dan lini depan. Gampangnya digambarkan sebagai half winger.
Pemain dengan peran mezzala harus pintar mencari posisi agar terlibat dalam proses serangan. Mezzala umumnya berdiri dan bergerak di area yang sempit di perbatasan lini tengah dan belakang lawan. Zaniolo butuh ruang saat mengusai bola, namun tidak dianugerahi kecepatan di atas rata-rata.
Maka dari itu, pemain dengan karakteristik mezzala pasti dibekali teknik yang tinggi, kecerdasan membaca permainan, gesit, dan agresif dalam penetrasi ke kotak penalti lawan.
Advertisement