Bola.com, Jakarta - The Disgrace of Gijon terjadi pada hari ini 40 tahun yang lalu dalam salah satu pertandingan paling kontroversial yang menghiasi Piala Dunia. Insiden memalukan ini membuat FIFA kemudian merumuskan peraturan baru yang bertahan hingga saat ini.
Bagi yang belum tahu, kemenangan 1-0 Jerman Barat atas Austria pada laga pamungkas Grup 2 Piala Dunia 1982 Spanyol terbukti begitu luar biasa sehingga mengubah struktur turnamen tersebut untuk selamanya.
Baca Juga
Advertisement
Sekarang, laga pemungkas di setiap grup Piala Dunia dimainkan secara bersamaan untuk menghindari adegan mengejutkan yang terjadi di El Molinón, yang sekarang akan Bola.com uraikan untuk Anda. Simak terus ya!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Main Mata di Piala Dunia 1982
Semua bermula ketika Aljazair, yang meraih kemenangan 2-1 atas Jerman Barat pada pertandingan pembuka Grup 2 Piala Dunia 1982.
Negara Afrika utara itu kemudian kalah 0-2dalam pertandingan berikutnya dari Austria, sementara Jerman Barat lalu menang usai mengalahkan Chile 4-1.
Namun demikian, ketika tampaknya Aljazair akan menjadi tim Afrika pertama yang mencapai putaran kedua Piala Dunia ketika mereka menang 3-2, terjadilah main mata antara Jerman Barat dan Austria.
Jerman Barat memimpin lebih dulu menit 10' melalui Horst Hrubesch. Namun setelah itu, kedua tim malah mempertontonkan sepak bola gajah.
Jerman Barat dan Austria hanya melakukan oper-operan saja hingga laga bubar. Fans di stadion marah, bahkan meneriakkan nama Aljazair.
Akibatnya, Aljazair harus mengubur mimpi menjadi tim Afrika pertama yang lolos ronde kedua Piala Dunia. Jerman Barat dan Austria mewakili Grup 2 atau Grup B Piala Dunia 1982 dengan cemoohan.
Advertisement
Pengakuan
Beberapa tahun setelah kejadian tersebut, legenda Austria Hans Krankl angkat bicara. Ia mengaku sengaja main mata.
Saat itu ia bercerita kalau pemain Jerman Barat, Paul Breitner mengatakan kepadanya, "Kalian tidak akan menyamakan kedudukan, kan? Kami lolos, kalian juga lolos, sudahi saja seperti ini," cerita Krankl.
Penyiar Jerman Eberhard Stanjek saat itu berkomentar, “Apa yang terjadi di sini memalukan dan tidak ada hubungannya dengan sepak bola. Anda dapat mengatakan apa yang Anda inginkan, tetapi tidak setiap tujuan membenarkan segala cara."
Ubah Peraturan
Setelah kejadian memalukan itu, FIFA pun berbenah. Mereka mengubah peraturan penting yang sampai sekarang masih diterapkan, tak cuma di Piala Dunia saja, tapi seluruh turnamen, baik kompetisi, maupun liga.
Saat ini, seluruh laga pemungkas grup atau liga harus digelar secara bersamaan guna meminimalisasi main mata. Ada pengecualian memang, ketika apapun hasil pertandingan tidak akan berpengaruh ke klasemen.
Disgrace of Gijon terus akan dikenang, bukan sebagai sesuatu yang positif, melainkan aib dua negara Eropa dalam menghalangi tim dari Afrika untuk berprestasi di Piala Dunia 1982.
Advertisement
Saksikan Piala Dunia 2022 Eksklusif di EMTEK
SCM (Surya Citra Media Tbk.) selaku holding perusahaan di bawah Emtek Group yang memegang hak siar Piala Dunia 2022 di Indonesia bakal memanjakan pecinta bola Tanah Air dengan berbagai tayangan seru selama perhelatan ajang empat tahunan tersebut di Qatar. Berbagai program sudah disiapkan yang pastinya seru nih Bolaneters.
Seperti diketahui, Piala Dunia 2022 akan tayang di berbagai platform milik Emtek Grup. Untuk televisi free to air, Piala Dunia 2022 bisa disaksikan di SCTV, Indosiar, dan O Channel. Kemudian ada juga TV terestrial digital Mentari TV.
Tayanan Piala Dunia juga bisa disaksikan lewat saluran khusus olahraga Champions TV yang bisa disaksikan pada layanan TV satelit berlangganan Nex Parabola, hingga layanan OTT (Over The Top) Vidio.
Piala Dunia 2022 akan dimulai 21 November 2022. Rangkaian Piala Dunia 2022 di Emtek Group sudah dimulai sejak pengundian fase grup pada 1 April 2022 di Doha, Qatar.