Bola.com, Jakarta - Timnas Argentina memiliki banyak cerita yang kadang membuat para penggila sepak bola geleng-geleng kepala di panggung Piala Dunia. Hal itu terjadi pada perhelatan 1994 di Amerika Serikat. Tim Tango harus pulang lebih awal karena tersisih di perdelapan final.
Padahal, saat itu Argentina memiliki skuad mumpuni dengan torehan prestasi manis dari akhir tahun 70-an hingga pertengahan 90-an. Pada era tersebut, Timnas Argentina meraih dua gelar Piala Dunia dan dua Copa America.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Simak Video Menarik Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Faktor 2 Orang
Kesuksesan tersebut di antaranya karena faktor Diego Maradona serta pelatih Alfio Basile. Duo ini masih bersama di Timnas Argentina pada Piala Dunia 1994. Bahkan Argentina berangkat ke Amerika Serikat dengan rekor 33 pertandingan tanpa kalah.
Namun kenyataanya Argentina harus takluk dari Rumania pada Babak 16 Besar. Usai laga di Los Angeles, pemain Rumania Gheorghe Hagi jadi bintang dan pelatih Alfio Basile harus terdepak dari skuad Argentina.
Advertisement
Sinyal Tertatih-tatih
Argentina harus menjalani laga play-off melawan Australia guna meraih tiket Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Bahkan, La Albiceleste harus puas di posisi ketiga babak penyisihan grup putaran final Piala Dunia 1994.
Argentina berada di bawah Nigeria dan Bulgaria di Grup D, meskipun ketiganya sama-sama mengumpulkan nilai enam. Beruntung saat itu, Argentina masuk dalam posisi tiga besar terbaik sehingga berhak lolos ke Babak 16 Besar.
Meski terseok-seok, Argentina memiliki Diego Maradona, yang berpadu dengan para pemain muda berbakat. Kala itu masih ada Fernando Redondo, Diego Simeone, Abel Balbo, Claudio Caniggia dan Gabriel Batistuta.
Tak Terduga
Sebenarnya, Argentina mampu meraih dua kemenangan di dua laga babak penyisihan grup melawan Nigeria dan Yunani. Namun bencana datang sebelum Argentina menghadapi Bulgaria di laga pamungkas Grup D.
FIFA menyatakan Maradona positif menggunakan zat terlarang. Argentina juga kehilangan penyerang kunci, Claudio Caniggia karena cedera. Pada akhirnya, Argentina takluk dari Bulgaria.
Pada sisi lain, Rumania secara mengejutkan menjadi juara Grup A. Mereka mampu menang 3-1 atas Kolombia serta kemenangan 4-1 dari Swiss, lalu mereka takluk 0-1 dari tuan rumah Amerika Serikat.
Advertisement
Petaka Datang
Takdir mempertemukan Rumania, juara grup A, melawan Argentina yang lolos karena masuk peringkat tiga terbaik. Pada Babak 16 Besar ini, Argentina harus kehilangan Maradona dan Caniggia.
Kehilangan dua pemain, membuat Basile harus memutar otak menambal lubang yang ada. Basile memainkan Jose Basualdo di lini tengah dan Ariel Ortega, yang masih muda, sebagai pemberi umpan bagi Batistuta dan Balbo.
Sementara itu, Rumania fokus bermain lebih solid dan disiplin, mulai dari lini tengah hingga pertahanan sembari melakukan serangan balik. Beruntung, kiper Rumania Florin Prunea berada dalam kondisi terbaiknya yang bisa menghentikan Balbo dan Batistuta.
Gol Awal
Rumania memimpin terlebih dahulu melalui tendangan bebas Illie Dumitrescu pada menit ke-11. Argentina mampu membalas dalam waktu lima menit melalui penalti Batistuta, setelah penyerang kuat itu dijatuhkan Daniel Prodan di dalam kotak terlarang.
Namun Batigol nyaris tidak punya waktu merayakan gol keempatnya dalam kompetisi ini. Hanya dua menit kemudian, Dumitrescu kembali mencetak gol kedua melalui skema serangan balik cepat dan umpan matang Gheorghe Hagi. Babak pertama berakhir 2-1 untuk Rumania.
Argentina yang tertinggal semakin menggencarkan serangannya di babak kedua. Namun karena penammpilan apik Florin Prunea membuat Argentina serasa mati kutu menjebol gawang Rumania.
Advertisement
Maradona Menyesal
Timnas Argentina harus kebobolan di menit ke-58. Gheorghe Hagi yang berdiri bebas, mampu melepaskan tendangan kaki kanan yang membuat bola masuk ke gawang Argentina.
Argentina terus berjuang meski tertinggal dua gol. Bahkan, Basile menggunakan striker produktif, Ramon Medina Bello guna mengganti bek Roberto Sensini dalam upaya mengurangi defisit.
Akhirnya, La Albiceleste mencetak gol via Abel Balbo pada menit ke-75. Namun gol tersebut tidak bisa menyelamatkan Argentina dari kekalahan 2-3 dan membuat Rumania melaju ke perempat final.
Curhat Dia
Menanggapi kekalahan timnya, Diego Maradona mengakui Argentina menjadi tim yang berbeda. "Argentina bukan tim yang sama sebelum kami pergi, ketika kami bersatu dan bahagia," ujarnya.
Maradona juga mengaku menyesal karena tidak bisa berlaga lagi di Piala Dunia. "Saya merasa sangat menyesal untuk setiap Argentina dan untuk penggemar di seluruh dunia yang mencintai sepak bola," lanjutnya.
Advertisement
Rumania Tersingkir
Usai mengalahkan Argentina, Rumania makin percaya diri menghadapi Swedia, yang juga merupakan tim kejutan. Sayangnya Hagi dkk harus kalah 4-5 dari Swedia melalui babak adu penalti usai bermain imbang 2-2.
Sementara itu, Argentina mengakhiri masa jabatan Basile sebagai pelatih kepala. Jabatan panas tersebut menjadi milik Daniel Passarella, yang merupakan kapten Argentina saat meraih trofi Piala Dunia 1978. (Suharno)