Bola.com, Jakarta - Panggung Piala Dunia 2022 menjadi satu di antara sarana bagi para pemain muda menunjukkan potensi. Status kinclong bisa membuka masa depan cerah ; dikontrak klub raksasa Eropa.
Sebelum edisi Piala Dunia tahun ini, sederet pemain muda ambil bagian di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Thomas Muller, pemain Timnas Jerman, yang saat itu masih berusia 20 tahun, didapuk sebagai Pemain Muda Terbaik.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Penyerang kepunyaan Bayern Munchen itu mengemas empat gol dan tiga assist dalam enam laga. Pada edisi ini, Spanyol tampil sebagai juara.
Selain Thomas Muller, sejumlah pemain muda lainnya juga berhasil mencuri perhatian. Tampil memesona bersama negaranya masing-masing, mereka digadang-gadang bakal bersinar. Namun, sebaliknya, mereka punya nasib masing-masing.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jonathan Mensah (Ghana)
Pada Piala Dunia 2010, Mensah sosok krusial di skuad Timnas Ghana. Cedera yang mendekap seniornya, Michael Essien, membawa berkah bagi Mensah.
Mensah menjawab kepercayaan dengan tampil spartan. Sukses The Black Stars melaju ke perempatfinal tak lepas dari keringat pemain bertahan kelahiran 13 Juli 1990 itu.
Usai Piala Dunia 2010, eksistensi Mensah mulai meredup. Dia sempat digaet Udinese namun dipinjamkan ke Granada sebelum akhirnya merumput bersama klun Amerika Serikat, Columbus Crew, sejak 2017.
Advertisement
Lukman Haruna (Nigeria)
Nigeria memang tak mampu bicara banyak di Afrika Selatan. Super Eagles yang berada di Grup B bersama Argentina, Korea Selatan, dan Yunani, gagal mengamankan satu tiket ke babak gugur.
Namun, kala bentrok kontra Argentina yang berakhir dengan kekalahan 0-1, Haruna yang bermain di lini tengah panen sanjungan. Dia bermain penuh semangat dan beberapa kali melepaskan tembakan jarak jauh.
Sempat membela AS Monaco (2009-2011) dan Dynamo Kyiv (2011-2017), Haruna tak mampu bermain di level terbaiknya. Terakhir, dia berkompetisi di Liga Utama Armenia bersama Ararat Yerevan, dari 2019 hingga 2020.
Joel Matip (Kamerun)
Matip punya semua persyaratan untuk masuk skaud Kamerun di Piala Dunia 2010. Meksi baru berusia 18 tahun, kelahiran Bochum, Jerman, itu merupakan pemain muda kesayangan pelatih Kamerun saat itu, Paul Le Guen.
Pengalamannya di Liga Jerman bersama Schalke merupakan satu dari sekian alasan Paul Le Guen memberikan satu tempat di starting XI kepada Matip. Pada 2016, Liverpool mendaratkan Matip ke Anfield dari Schalke secara gratis. Namun cedera engkel yang berkepanjangan membuat Matip menepi. Meski begitu, Matip masih mengantongi kontrak hingga 2024.
Advertisement
Xherdan Shaqiri (Swiss)
Awalnya, dia santer diberitakan bakal moncer seusi Piala Dunia 2010. Afrika Selatan benar-benar menjadi panggung tersendiri bagi Shaqiri.
Kiprahnya yang luar biasa membuat raksasa Jerman, Bayern Munchen, kepincut dan langsung memboyongnya dari FC Basel.
Klub beken Eropa lainnya juga pernah memakai jasanya. Dua di antaranya adalah Inter Milan dan Liverpool.
Sebelum menerima pinangan Chicago Fire pada 2022, dia sempat mencoba mengembalikan masa jayanya bersama klub Prancis, Lyon. Hanya saja, nasib baik tak lagi berpihak kepadanya.
Chris Wood (Selandia Baru)
Chris Wood melakukan debutnya di timnas kala masih berusia 17 tahun. Pada usia semuda itu, dia terlihat begitu mencolok di barisan Timnas Selandia Baru di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Lumrah membawanya ke pentas tertinggi, mengingat kelahiran 7 Desember 1991 itu dianugrahi kekuatan fisik dan skil mumpuni di atas rata-rata. Pasca Piala Dunia 2010, Wood jatuh bangun.
Bertahun-tahun dia menjadi pemain pinjaman setelah diboyong West Bromwich Albion dari Waikato FC. Kini, Wood berseragam Newcastle United.
Advertisement
Vincent Aboubakar (Kamerun)
Orang-orang kini sudah melupakannya. Padahal, di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, aksi Aboubakar sangat dinanti.
Dia andalan sekaligus tumpuan Kamerun saat itu. Kendati gagal bersaing, Aboubakar mendapat tempat tersendiri di hati banyak orang.
Bomber yang kini berusia 30 tahun itu laris manis usai Piala Dunia 2010. Dia pernah enam tahun di Porto (2014–2020), meski sempat dipinjamkan ke Besiktas selama satu musim (2016–2017). Besiktas kemudian merekrutnya pada musim 2020/21. Sejak 2021, Aboubakar merantau ke Arab Saudi dan bermain untuk Al-Nassr.
Christian Eriksen (Denmark)
Piala Dunia 2010 merupakan momen terindah dalam hidup Christian Eriksen. Bagaimana tidak, di usia yang masih belia, 18 tahun, dia sudah mendapat kepercayan di bawah panji-panji Tim Dinamit.
Di Grup E, Denmark memang hanya mampu mengemas sebiji kemenangan dari tiga laga yang membuat mereka terhenti di babak penyisihan. Akan tetapi, Eriksen tetap banjir pujian.
Tim-tim top seperti Ajax, Tottenham Hotspur, dan Inter Milan pernah dibelanya. Saat ini, Eriksen berkostum Brentford. Namun dia hanya mengantongi kontrak selama enam bulan, terhitung sejak Januari 2022.
Advertisement