Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2022 bakal menjadi momen spesial bagi rakyat Australia. Mereka bisa merasakan atmosfer luar biasa ketika negara-negara di kawasan Asia Tenggara belum bisa menikmati kegembiraan.
Pada sisi lain, Timnas Australia bakal menghadapi tantangan tak mudah. Setidaknya, mereka tak boleh lagi sekadar melancong ke Qatar 2022, lalu pulang tanpa hasil.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Pelatih Timnas Australia, Graham Arnold memilih merendah terkait peluang anak asuhnya di panggung di Piala Dunia 2022. Pria berusia 58 tahun itu menyatakan, skuadnya sudah terbiasa melewati jalan terjal, termasuk via babak playoff.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Aman Satu Tiket
Australia mengamankan satu tiket ke putaran final Piala Dunia 2022 usai menghempaskan Peru. Aussie tak mudah, karena harus melewati drama adu penalti pada laga playoff antarbenua.
Australia menggenapi wakil Asia di pentas tertinggi selain Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Iran, serta tuan rumah Qatar. "Australia cukup terbiasa melakukan cara yang sulit. Saya pikir kami sudah terbiasa dengan jalan terjal," kata Arnold.
Dia meminta anak-anak asuhnya agar tetap fokus, karena laga selanjutnya tentunya lebih berat. Negara Kanguru ini berada di Grup D bersama Denmark, Tunisia, dan juara bertahan Prancis.
Advertisement
Kesan Mendalam
Piala Dunia 2022 merupakan Piala Dunia kelima bagi Australia. Pada edisi perdana, 2006, mereka langsung tancap gas, di mana saat itu Socceroos mampu bertahan hingga babak 16 besar.
Romantisme indah 2006 tak berlanjut ke tiga edisi selanjutnya: 2010, 2014, dan 2018. Socceroos terhenti di fase grup. Di edisi kelima ini rakyat Australia berharap tim kesayangan bisa melangkah jauh, meski untuk mewujudkannya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Menoleh ke belakang, Australia sejatinya punya catatan cukup membanggakan di pentas Internasional. Mau tahu apa saja? Yuk, simak info di bawah ini ya :
1. Runner-up Piala Konfederasi 1997
Boleh dibilang, di momen inilah kebangkitan sepak bola Australia. Meski kalah pamor dari Piala Dunia, Piala Konfederasi tak kalah bergengsi.
Melaju ke final, Australia bersua Brasil di Stadion Internasional Raja Fahd, Riyadh, Arab Saudi. Australia kalah 0-6. Bintang Brasil saat itu, Ronaldo dan Romario masing-masing mencetak hattrick.
Kekalahan di final berbanding terbalik dengan aksi Mark Viduka dkk di fase sebelumnya, kala mereka sukses mengalahkan Meksiko dan Uruguay serta sempat menahan imbang Brasil 0-0 di laga kedua grup A.
Advertisement
2. Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2006
Hasil imbang 2-2 melawan Kroasia sudah cukup bagi Australia menemani Brasil ke fase gugur. Dwigol Australia masing-masing dilesakkan Craig Moore dan Harry Kewel.
Di Grup F, Australia bercokol di posisi kedua dengan torehan empat poin. Kemenangan diperoleh saat mengalahkan Jepang 3-1. Sayang, langkah Kewel dkk terhenti di babak 16 besar setelah ditekuk Italia 1-0 yang kemudian tampil sebagai juara.
3. Gol Indah Tim Cahill di Piala Dunia 2014
Pada edisi ini, Australia angkat koper lebih cepat. Mereka gagal melanjutkan tren gemilang seperti yang mereka torehkan empat tahun sebelumnya di Jerman.
Tersisih di fase grup, namun gol Tim Cahill ke gawang Belanda layak dikenang. Cahill, yang saat itu merumput bersama Everton, mencatatkan namanya di papan skor via tendangan voli pada menit ke-21.
Sayang, gol Cahill tak mampu menyelamatkan timnya dari kekalahan. Australia menyerah 2-3.
Advertisement
4. Menang dengan Skor 31-0
Dalam dunia sepak bola, kalah 0-5 atau 0-7 itu lumrah. Namun, jika sampai kalah sampai puluhan gol, itu baru luar biasa.
Yap, fakta di luar nalar tersebut tersaji saat Australia menguliti Samoa 31 gol tanpa balas di laga Pra Piala Dunia 2002. Sebelumnya, mereka juga membantai Tonga 22-0.
5. Juara Piala Asia 2015
Zona Asia, Australia pernah digdaya. Itu tersuguh pada 2015 setelah mereka menggilas tim unggulan lainnya, Korea Selatan, di final.
Bertanding di depan pendukung sendiri, Australia menyudahi duel Stadion Australia, Sydney, dengan skor tipis 2-1 lewat lesakan Massimo Corey Luongo dan James Troisi.
Advertisement