Bola.com, Jakarta - Jelang bergulirnya Piala Dunia 2022, banyak pihak masih memandang sebelah mata para wakil-wakil Asia. Bahkan meskipun Piala Dunia edisi ke-22 ini bakal berlangsung di Asia tepatnya di Qatar.
Para wakil Asia yakni Qatar, Iran, Arab Saudi, Australia, Jepang dan Korea Selatan bakal menghadapi tim-tim kuat di grupnya masing-masing. Ada tim favorit juara di grup yang dihuni wakil Asia.
Advertisement
Rekor terbaik wakil Asia di Piala Dunia adalah mencapai babak semifinal. Korea Selatan adalah satu-satunya wakil Asia yang pernah merasakan babak semifinal.
Banyak yang beranggapan pencapaian Korea Selatan ini bakal sulit diulangi tim-tim Asia. Selain itu, perjalanan Park Ji-sung dkk juga penuh drama, kontroversi, dan keberuntungan di Piala Dunia 2002 yang berlangsung di Korea Selatan dan Jepang.
Jepang yang juga menjadi tuan rumah Piala Dunia saat itu hanya mentok di babak 16 besar. Sayangnya ada satu kesialan yang hinggap di kubu Korea Selatan yang membuat patah hati seluruh warganya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Imbangi Tim Besar
Korea Selatan maju ke semifinal setelah mengalahkan Spanyol melalui babak adu penalti. Sang kapten Hong Myung-bo yang menjadi penentu kemenangan setelah mengeksekusi tendangan penalti terakhir.
Taeguk Warriors kemudian menghadapi Jerman di babak semifinal. Der Panzer lolos ke 4 besar setelah menaklukkan Amerika Serikat melalui gol tunggal Michael Ballack.
Sekitar 7 juta orang yang datang di sekitar Stadion Seoul, Korea Selatan mampu mengimbangi permainan Jerman. Bahkan pemain Korea yang lahir di Jerman, Cha Du-ri sempat mencitapkan umpan berbahaya yang mampu dihentikan kiper Jerman Oliver Khan.
Advertisement
Apesnya Korea Selatan
Pelatih Korea, Guus Hiddink, mengerti benar cara menghentikan serangan Jerman. Pasukan Korea mampu menghentikan bola-bola udara yang menjadi andalan Jerman.
Peluang-peluang berbahaya dari Miroslav Klose dan Marco Bode juga mampu pertahanan Korea. Babak pertama pun berakhir imbang tanpa gol.
Rudi Voller yang saat itu melatih Jerman mengubah cara menyerang yang membuat apes Korea Selatan. Jerman yang sebelumnya mengandalkan bola atas kini lebih mengirimkan bola datar yang hasilnya membuat Ballack mencetak gol di menit ke-75.
Guus Hiddink Mengakui Kekalahan
Selepas laga tersebut Hiddink mengakui Jerman layak ke final Piala Dunia 2002. Dia tidak mencari alasan dan mengakui bahwa Korea Selatan telah berjuang dengan terhormat.
"Anda harus realistis dan mengatakan bahwa mereka memiliki lebih banyak pengalaman," ujarnya. "Kami sangat bangga dengan apa yang para pemain kami lakukan di laga ini," sambungnya.
Korea Piala Dunia 2002 dengan berada di posisi keempat karena kalah 2-3 dari Turki di perebutan tempat ketiga. Meski demikian, perjalanan bersejarah Korea Selatan selalu teringat dalam memori penggemar sepak bola Asia.
Advertisement
Kontroversi Korea Selatan
Apa kontroversi yang mewarnai perjalanan Korea Selatan di Piala Dunia 2002? Laga Korea Selatan vs Italia bakal selalu dikenang jika berbicara Piala Dunia 2002. Sebab, ada banyak momen yang bisa diperdebatkan, bisa juga dikatakan kontroversial.
Korea Selatan menang dengan skor 2-1 atas Italia lewat gol Ahn Jung-Hwan pada menit ke-117. Korea Selatan menang setelah Italia kehilangan Francesco Totti yang mendapat kartu merah pada menit ke-103.
Italia sebenarnya sempat unggul lebih dulu pada menit ke-18 lewat gol Christian Vieri. Namun, dua menit jalang laga waktu normal usai, Korea Selatan menyamakan skor lewat gol Seol Ki-Hyeon. Laga kemudian dilanjut ke babak tambahan.
Ada banyak kontroversi yang terjadi, bukan hanya kartu merah Francesco Totti. Gol Damiano Tomassi dianulir lantaran dianggap offside. Lalu, ada penalti kontroversial untuk Korea Selatan yang berhasil diselamatkan Gianluigi Buffon.
Publik Italia sangat kesal dengan laga tersebut. Ahn Jung-Hwan, yang saat itu bermain di Perugia, bahkan harus terusir dari Italia. Publik sepak bola Italia tidak menerima kehadiran Ahn Jung-Hwan dan dia kemudian bermain di Shimizu S-Pulse.
Sumber: AFC