Bola.com, Jakarta - Musim panas 2004 hingga 2006 jadi sisi kelam sepak bola Italia. Namun, mereka mampu menutupnya dengan menjadi juara Piala Dunia 2006.
Kasus pengaturan skor yang dunia kenal sebagai Calciopoli di Serie A menjadi sejarah kelam sepak bola Italia. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memberikan tindakan tegas.
Baca Juga
Advertisement
Tindakan tegas ini untuk memulihkan nama besar sepak bola Italia di mata dunia. Selain itu, juga untuk mendapat kepercayaan dunia termasuk pelaku bisnis yang mulai bimbang.
Sejumlah pejabat sepak bola, pemilik klub, pemain bahkan klub mendapat hukuman berat. Namun, setelah adanya banding, sejumlah klub yang harusnya degradasi ke Serie B tidak jadi terkena degradasi.
Lalu bagaimana cerita sepak bola Italia memasuki sejarah kelam tetapi mampu memenangkan Piala Dunia 2006? Mari kita mengenangnya di artikel ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Juventus Mendapat Hukuman Berat
AC Milan, Fiorentina, dan Lazio tidak jadi terdegradasi ke Serie B setelah mengajukan banding. Bahkan, setelah pengadilan banding kasus pengaturan skor, AC Milan masih tetap boleh mengikuti Liga Champions musim 2006/2007.
FIGC memberi hukuman paling berat kepada Juventus. Meski tidak jadi jatuh ke Serie C1, Juventus tetap terdegradasi ke Serie B dan dua gelar Liga Italia Serie A 2005 dan 2006 telah FIGC cabut.
Juventus bersama sang presidennya saat itu, Luciano Moggi merupakan tersangka utama kasus ini. Bahkan banyak yang menyebut kasus Calciopoli sebagai Moggiopoli.
Advertisement
Dampak Calciopoli
Tidak hanya Moggi yang tidak boleh terlibat di sepak bola seumur hidupnya, sejumlah pejabat Juventus hingga para wasit juga mendapat hukuman dari FIGC. Sanksi tidak hanya sebatas larangan terlibat di dunia sepak bola tetapi juga hukuman penjara.
Kondisi keuangan Juventus juga langsung goyang karena jatuhnya harga saham mereka. Ini yang membuat Si Nyonya Besar harus rela menjual sejumlah bintangnya ke tim lain.
Presiden FIGC saat itu, Franco Carraro, juga langsung mundur dari jabatannya. Dia juga mendapat denda 80 ribu euro atau sekitar Rp1,2 miliar.
Penuh Skandal saat ke Jerman
Meski di dalam negeri masih panas dengan skandal Calcipoli, tim nasional Italia tetap menatap Piala Dunia 2006. Mereka terbang ke Jerman dengan para pemain yang klubnya terlibat pengaturan skor.
Ada nama seperti Gianluigi Buffon, Alesandro Delpiero (Juventus) hingga Luca Toni (Fiorentina). Meski demikian, sejumlah pemain dan pelatih timnas Italia saat itu, Marcelo Lippi memberikan dukungan kepada mereka
Italia berada di grup E bersama tiga tim kuda hitam yang berpotensi menjungkalkan mereka. Ketiganya yakni Ghana, Republik Ceska hingga Amerika Serikat.
Advertisement
Juara Dunia Selepas Skandal
Italia mampu keluar dari adangan para kuda hitam dengan menduduki juara grup E Piala Dunia 2006. Langkah Italia di babak gugur terbilang sangat mudah saat bertemu Australia di 16 besar dan Ukraina di perempat final.
Baru di laga semifinal, tuan rumah Jerman menanti mereka. Di luar dugaan, Italia mampu menghancurkan tuan rumah dengan kemenangan 2-0 melalui babak perpanjangan waktu.
Di laga final, tim kuat Prancis juga sudah menunggu usai mengalahkan Portugal. Italia berhasil juara dunia usai menang di babak adu penalti dan sebagai obat pelipur lara saat ada skandal menerpa negerinya.
AC Milan Juga Juara Liga Champions
AC Milan mengikuti jejak timnas Italia yang mampu juara di kancah internasional usai adanya kasus Calciopoli. Rossoneri berhasil menjadi juara Liga Champions musim 2006/2007.
Gennaro Gattuso dkk sebenarnya mendapatkan sanksi tidak boleh mengikuti Liga Champions usai kasus Calciopoli karena pengurangan 30 poin di musim sebelumnya. Namun berkat banding, hukuman mereka menjadi lebih ringan.
Berawal dari hal kontroversi ini, AC Milan tampil luar biasa di Liga Champions dan mampu menghadapi kepungan tim Liga Inggris di semifinal. Pada laga final di Athena, AC Milan mampu membalaskan dendamnya atas Liverpool.
Sumber: Berbagai Sumber
Advertisement