Sukses


    Apa Saja yang Terjadi di Panggung Piala Dunia 1966 dan 1974, Yuk Simak Sisi Panas

    Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 1966 dan 1974 merupakan dua peristiwa klasik yang mewarnai sejarah perjalanan panjang kompetisi sepak bola terakbar besutan FIFA. Sejak bergulir kali pertama di Uruguay pada 1930, ajang ini selalu menorehkan cerita menarik.

    Edisi 1966, Inggris bertindak sebagai tuan rumah. Tiga Singa berhasil melaju ke final dan bersua Jerman Barat. Ribuan orang memadati Stadion Wembley.

    Sama seperti Mario Kempes di Piala Dunia 1978, kali ini Geoff Hurst juga mendapat kehormatan tersendiri. Ia mampu mencetak gol penentu kemenangan Inggris di babak perpanjangan waktu.

     

    Yuk Lihat Videonya

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 8 halaman

    Puncak Momen

    Gol Hurst telah mencapai puncak proporsi tertinggi sepak bola Inggris. Inilah kali pertama mereka memenangkan Piala Dunia. Setelah memori indah di Wembley, Inggris tak pernah lagi juara.

    Laga final berlangsung alot, sebelum akhirnya dimenangkan tuan rumah dengan skor telak. Hurst tampil impresif dengan torehan tiga gol. Jerman unggul lebih dulu pada menit ke-12 lewat aksi Helmut Haller.

     

    3 dari 8 halaman

    Sempat Seimbang

    Hurst yang bermain di lini serang menyamakan kedudukan pada menit ke-18. Di menit 78', Martin Peters berbalik membawa Inggris unggul 2-1. Tersisa beberapa detik, Inggris berada di atas angin.

    Tetapi Jerman menyamakan kedudukan lewat gol Wolfgang Weber dan memaksa kedua negara memasuki babak perpanjangan waktu. Di sinilah Hurst tampil sebagai pahlawan kemenangan.

    Dia mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-101 dan menit 120' yang menyegal kemenangan timnya menjadi 4-2. Meski begitu, kemenangan Inggris tak lepas dari kontroversi.

     

    4 dari 8 halaman

    Bahan Gunjingan

    Soalnya, gol ketiga Hurst dituding kontroversi. Dia melepaskan tembakan yang membentur mistar gawang dan memantul keluar garis dan keluar. Wasit tidak membuat keputusan dan memutuskan untuk berkonsultasi dengan hakim garis.

    Hakim garis salah mengira tembakan awalnya mengenai bagian atas gawang dan bahkan tidak melihat ke mana bola itu memantul. Wasit tetap mensahkan gol.

    Jerman atau orang lain boleh-boleh saja protes dan tak menerimanya sepanjang waktu. Namun, bagi rakyat Inggris, itu adalah momen mulia yang akan selalu diingat.

     

    5 dari 8 halaman

    Barat Bersua Timur

    Pada 1974 Jerman menjadi tuan rumah Piala Dunia. Saat itu, Jerman masih terbelah dan merupakan pusat Era Perang Dingin, tempat di mana ideologi yang saling bertentangan bertemu: Kapitalis dan Sosialis.

    Tembok Berlin menjadi satu di antara perbatasan yang paling tegang di dunia. Sebagai tuan rumah, Jerman Barat merupakan salah satu favorit untuk memenangkan semuanya.

     

    6 dari 8 halaman

    Bikin Galau

    Musuh ideologi mereka, Jerman Timur, juga lolos ke putaran final. Keduanya berada di grup yang sama. Dua negara lain adalah Cile dan Australia.

    Duo ini sama-sama tampil apik dalam dua laga fase grup tanpa terkalahkan sebelum akhirnya berhadapan di laga ketiga di Volksparkstadion, Hamburg. Itu adalah pertarungan seperti melawan saudara sendiri.

    Masing-masing rezim pemerintahan juga sangat mengharapkan kemenangan karena ini menyangkut gengsi dan harga diri. Pendukung mereka menggambarkan pertandingan tak ubahnya "zona perang". Pihak keamanan tampak berjaga-jaga, baik di dalam maupun di luar stadion.

     

    7 dari 8 halaman

    Fans Tak Sabar

    Penggemar Jerman Timur sangat antusias dengan pertandingan ini, tetapi pemerintah Jerman Barat berhati-hati tentang siapa yang akan mereka izinkan untuk datang ke stadion. Maklum, mereka takut akan pembelotan dan protes.

    Jerman Barat memiliki permainan yang lebih baik seperti yang diharapkan. Sebaliknya, Blok Timur memilih bertahan dengan heroik dan mengandalkan serangan balik.

    Pada menit ke-77, datanglah momen yang dinantikan. Jurgen Sparwasser yang memanfaatkan umpan panjang dan dengan indah mengontrolnya di kotak penalti sebelum akhirnya menaklukkan kiper Jerman Barat, Sepp Maier, lewat tendangan kaki kanan.

     

    8 dari 8 halaman

    Senyum Siapa?

    Itu adalah lesakan yang indah dan menjadi gol satu-satunya di pertandingan yang penuh tekanan. Timur telah mengejutkan Barat dan dunia sepak bola.

    Namun, di ujung turnamen, Jerman Baratlah yang tersenyum. Melaju hingga ke final, Franz Beckenbauer dkk tampil sebagai kampiun setelah mengalahkan Belanda 2-1 berkat gol Paul Breitner dan Gerhard "Gerd" Müller. Sementara gol Belanda diceploskan Johan Neeskens.

    Sepak Bola Indonesia

    Video Populer

    Foto Populer