Bola.com, Jakarta - Bagi sebagian orang, nama Santos FC terasa asing di telinga. Terlebih bagi pecinta sepak bola yang berkiblat ke Eropa.
Tapi, tak sedikit yang tahu kalau Santos FC adalah akademi atau klub ternama di Brasil. Klub ini sejak puluhan tahun silam sudah menghasilkan banyak pemain-pemain berbakat, terutama yang pernah membela Timnas Brasil di Piala Dunia.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Â
Video Siapa Terbaik : Pele, Maradona atau....
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Selain Neymar
Kamu tahu Neymar? Dia merupakan satu dari antara sekian banyak alumnus Santos FC yang bermain di klub beken Eropa. Santos FC sendiri berbasis di Santos, Sao Paulo.
Diprokalimirkan pada pada 14 April 1912, tim berjuluk Peixe sudah mengoleksi banyak gelar. Beberapa di antaranya seperti Copa Libertadores, Recopa Sudamericana, dan merupakan tim tangguh Campeonato Brasileiro Série A dengan koleksi 8 gelar.
Selain Neymar, ada lima lagi alumnus Santos FC yang pernah mengguncang dunia lewat aksi mereka. Disadur dari fifaplus, inilah kelima legenda itu.
Â
Advertisement
1. Pepe
Ngeri! Satu kata itu sangat pas ditujukan kepadanya. Bagaimana tidak, winger gesit bak rudal itu lantang mengatakan kalau dirinya merupakan pencetak gol terbesar Santos.
"Saya adalah pencetak gol dan manusia terbesar dalam sejarah Santos," katanya. Pepe juga berani meledek Pele, legenda Brasil, yang juga jebolan Santos. "Pele berasal dari Saturnus," Ujar Pepe.
Pepe mondok di Akademi Santos pada 1950 saat masih berusia belia 16 tahun. Dia melakoni debutnya tiga tahun kemudian. Dia bermain bersama Santos hingga 1969 dengan 741 penampilan serta torehan 403 gol.
Â
The Cannon
Dia memenangkan lebih banyak gelar dengan satu klub daripada pemain lain yang pernah dimiliki Santos yakni Pele dan Dani Alves. Dia pemain sayap dengan skor tertinggi sepanjang masa dengan 22 gol dalam 41 pertandingan internasional.
Pepe dijuluki 'The Cannon' karena kaki kirinya yang menggelegar. Dia merupakan pesepakbola non-Amerika pertama yang menerima tawaran menjadi penendang di NFL.
Bergabung: 1951, usia 16 tahun
Debut: 1954, usia 19 tahun
Aktif: 1954-1969
Penampilan: 741
Gol: 403
Posisi: Pemain Sayap
Â
Advertisement
2. Pele
"Pele merevolusi sepak bola. Pele menghentikan perang. Pele satu negara dan satu keluarga. Tidak ada masalah ras dan bahasa," kata Cafu kepada FIFA.
Ya! Pele bisa melakukan segalanya. Pernahkah satu orang melakukan lebih banyak untuk satu klub?
Pada tahun 1970, Pele dinobatkan sebagai orang paling terkenal di planet ini. Dia lebih tenar dari John Lennon, Paus Paulus VI, Paul McCartney, Muhammad Ali, Paul Newman, Ratu Elizabeth II, Neil Armstrong, Elvis Presley, Clint Eastwood, Elizabeth Taylor, John Wayne, dan Barbra Streisand.
Â
Rekor Oke
Beberapa tahun kemudian, merek 'Pele' dinobatkan sebagai merek terbesar kedua di dunia menurut survei. Jauh lebih besar dari perusahaan minyak dan gas, bank, produsen otomotif, maskapai penerbangan, raksasa telekomunikasi, dan segala sesuatu.
Bergabung: 1956, usia 15 tahun
Debut: 1956, usia 15 tahun
Aktif: 1956-1974
Penampilan: 1.116
Gol: 1.091
Posisi: Penyerang
Â
Advertisement
3. Coutinho
Banyak yang mengatakan Coutinho adalah tiruan Pele. Fisiknya kuat dengan kemampuan yang luar biasa. Pele setuju, tetapi merasa bahwa ketenangan Coutinho di dalam kotak lebih unggul darinya. Keduanya menampilkan sepak bola dengan sentuhan satu-dua yang paling menakjubkan yang pernah ada.
Pelatih Santos saat itu, Lula, melihat Coutinho bermain ketika dia berusia 12 tahun dan memintanya untuk bergabung dengan klub. Tetapi ayah anak muda itu, Waldemar, menampik tawaran itu.
Â
Bujuk Ayah
Namun, tahun berikutnya, Coutinho kembali membujuk ayahnya dan menemui Lula bahwa dia ingin sekali bergabung. Setelah pembicaraan yang sangat panas dan panjang antara Lula dan Waldemar, yang tersaji kemudian adalah sejarah yang indah.
Bergabung: 1957, usia 13 tahun
Debut: 1958, usia 14 tahun
Aktif: 1958-1968
Penampilan: 457
Gol: 368
Posisi: Penyerang
Â
Advertisement
4. Edu
Dia adalah bakat yang membanggakan bagi Santos. Di masanya, Edu merupakan satu di antara penyerang sayap yang brilian. Selain stamina dan fisik di atas rata-rata, Edu juga ditakuti lawan karena gocekan dan dribbling-nya yang oke.
Talentanya yang luar biasa membuat Santos sangat disegani. Hasilnya, Edu membantu Santos meraih delapan gelar dan itu kini menjadi kenangan abadi.
Â
Usia 16 Tahun
Ketika Piala Dunia 1966 di Inggris, Edu masuk skuad Tim Samba. Saat itu dia masih berusia 16 tahun. Empat tahun berselang di Meksiko, dia juga bagian dari Timnas Brasil yang memenangkan Piala Dunia 1970.
Bergabung: 1965, usia 15 tahun
Debut: 1966, usia 16 tahun
Aktif: 1966-1976
Penampilan: 584
Gol: 183
Posisi: Pemain Sayap
Â
Advertisement
5. Clodoaldo
"Jersey No 5, mulai sekarang adalah milik anak ini," kata Zito di ruang ganti Santos pada tahun 1967 seraya menunjuk Clodoaldo. Zito adalah gelandang bertahan legendaris Santos dan baru saja pensiun. Di ruang ganti, dia menunjuk sendiri siapa penerusnya.
Clodoaldo melewati empat pemain dalam empat detik dalam duel final Piala Dunia 1970 Meksiko melawan Italia yang berakhir dengan skor 4-1. Meski tak mencetak gol, namun Clodoaldo memberikan satu assist yang luar biasa yang berujung gol ikonik Carlos Alberto pada menit ke-86.
Â
Aksi Gemilang
Gol berawal dari aksi gemilang Clodoaldo yang mampu melewati empat pemain berpengalaman Italia yakni Gianni Rivera, Angelo Domenghini, Giancarlo De Sisti, dan Antonio Juliano.
Bergabung: 1965, usia 15 tahun
Debut: 1966, usia 16 tahun
Aktif: 1966-1979
Penampilan: 510
Gol: 13
Posisi: Gelandang Bertahan
Advertisement