Bola.com, Jakarta - Panggung Piala Dunia biasanya berisi deretan gelandang berkelas 'mewah'. Mereka bekerja keras demi negara, setelah berjibaku dengan klub masing-masing.
Bisa dibilang, Luka Modric masuk daftar tersebut. Bahkan, ia juga tergolong pemain berusia uzur yang masih aktif sampai saat ini. September nanti, tepatnya tanggal 9, dia genap 36 tahun.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Meski tak lagi muda, Modric belum habis. Musim lalu, dia membawa Real Madrid memenangkan dua trofi bergengsi, La Liga dan Liga Champions. Tak hanya itu, Modric juga menjadi bagian penting dari setiap permainan.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Andalan di Piala Dunia 2022
Di Piala Dunia 2022 Qatar yang akan dimulai pada 21 November mendatang, Modric juga akan kembali memimpin Timnas Kroasia di ajang balbalan terakbar empat tahunan. Peran tersebut memerkuat status Modric sebagai 'yang tak tersentuh'.
Loyalitas dan totalitas Luka Modric bersama Real Madrid sejak 2012 membuat eks pengatur serangan Tottenham Hotspur dan pemenang Ballon d'Or 2018 itu masuk daftar gelandang tengah terhebat sepanjang masa. Ia memiliki banyak poin tambahan.
Lantas, siapa lagi yang masuk daftar selain Modric?
Â
Advertisement
Johan Neeskens
Sebagai pemain luar biasa, gelandang Belanda Johan Neeskens sering dibayangi oleh rekan senegaranya yang lebih terkenal, Johan Cruyff. Seperti halnya Cruyff, Neeskens adalah bagian integral dari Ajax dan Timnas Belanda yang memainkan sepak bola indah dan menakjubkan di era 1970-an.
Maestro lini tengah Belanda ini dikenal karena larinya yang tak kenal lelah. Passingnya yang luar biasa serta terampil dmenguasai bola. Kehadirannya di timnas dan Ajax membantu para pemain lain bermain lebih kreatif mengekspresikan diri dan bermain dengan bebas.
Neeskens memainkan peran integral dalam tiga Piala Eropa berturut-turut bagi Ajax. Dia juga memiliki tugas yang sukses di Barcelona sebagai asisten pelatih sebelum mengakhiri kariernya yang luar biasa di Amerika Serikat.
Â
Andrea Pirlo
Pirlo sosok playmaker dengan visi dan keterampilan mengumpan yang luar biasa. Ia pemenang Piala Dunia, Liga Champions , beberapa gelar Serie A dan piala domestik, Pirlo adalah salah satu gelandang paling berprestasi dalam sejarah sepak bola Eropa.
Pirlo punya ketenangan dalam memainkan permainan dan kemampuan mengumpan. Hal itu membuatnya menjadi satu di antara pemain Italia terhebat sepanjang masa.
Â
Advertisement
Bola Mati
Pirlo juga hebat mengeksekusi bola-bola mati. Dia mencetak banyak gol dari situ.
Satu di antara pemain paling elegan dan berbakat secara teknis yang pernah menghiasi permainan, Pirlo bisa didefinisikan lewat pernyataan Johan Cruyff. "Pirlo bisa membuat kakinya melakukan apapun yang dia mau. Dia jenius," sanjungnya.
Â
Didi
Brasil telah menghasilkan sejumlah pesepakbola brilian. Tetapi gelandang tengah terbaik Brasil bisa dibilang Waldyr Pereira yang akrab disapa Didi.
Pemain terbaik Piala Dunia 1958, Didi adalah otak di balik prestasi menakjubkan Pele dan Garrincha bersama Timnas Brasil.
Ia sering menunjukkan penampilan terbaiknya di panggung terbesar. Gelandang Brasil memiliki beberapa permainan luar biasa di Piala Dunia 1958 dan 1962.
Dia berada di peringkat ketujuh pemain Brasil terbesar abad ke-20 versi IFFHS. Tak diragukan, Didi gelandang terbaik dari generasinya dan salah satu pemain Brasil terbesar sepanjang masa.
Â
Advertisement
Xavi
Xavi adalah satu di antara pemain paling berprestasi yang telah memenangkan hampir setiap trofi dan penghargaan. Dia identik dengan tiki-taka yang diterapkan Timnas Spanyol dan Barcelona.
Dia adalah katalis utama untuk kesuksesan gemilang yang dinikmati Barcelona dan Timnas Spanyol dari 2006 hingga 2014. Seorang pengumpan dan playmaker yang hebat, Xavi sepertinya selalu menemukan ruang di lini tengah dan mampu memilih umpan yang tepat pada waktu yang tepat.
Â
Penuh Skill
Keterampilan mengumpan, visi, dan kemampuan teknisnya yang luar biasa menjadikannya gelandang dan pemain hebat. Rasa hormat yang dia miliki dari rekan satu timnya dapat dilihat dari kutipan indah dari rekan lini tengahnya, Andres Iniesta.
"Saya sudah kehabisan pujian untuknya. Tidak ada seorang pun yang dapat dibandingka dengan apa yang dia wakili sebagai pribadi dan pemain. Statistiknya, tahun-tahunnya, perasaan yang ditimbulkannya, caranya melakukan sesuatu melampaui kata-kata. Dia adalah pemain yang unik," jelas Andres Iniesta.
Â
Advertisement
Lothar Matthaus
Pemenang Ballon d'Or 1990, Lothar Matthaus memiliki karier yang lama di Bayern Munchen serta Timnas Jerman. Pemenang Piala Dunia 1990 dan Pemain Terbaik Dunia 1991, Matthaus adalah pemain lini tengah 'box-to-box' yang luar biasa.
Ia memiliki tekel yang kuat dan mahir melepaskan tembakan jarak jauh. Matthaus adalah gelandang paling lengkap yang pernah bermain untuk Jerman. Dia juga dikenal karena kualitas kepemimpinannya yang brilian dan menjadi kapten Bayern Munich dan Jerman.
Â
Andres Iniesta
Mitra lini tengah Xavi di Barcelona dan Timnas Spanyol, Iniesta menjelma menjadi gelandang serang berbakat.
Ia memiliki visi jelas dalam permainan, keterampilan mengumpan, dan modal alami luar biasa, Iniesta terpahat dalam sejarah Spanyol. Satu di antaranya berkat penampilan yang luar biasa dan gol penentu kemenangan di final Piala Dunia 2010.
Â
Advertisement
Gaya Asyik
Gaya permainannya sangat asyik. Publik tak ragu Iniesta dan Xavi merupakan mitra lini tengah terbaik yang pernah ada. Iniesta memiliki mata yang luar biasa untuk umpan yang selalu bisa membuka pertahanan yang paling kuat sekalipun.
"Gelandang tengah terbaik menurut saya adalah Iniesta. Dia tahu persis kapan harus maju dan kapan harus mundur. Dia memilih saat yang tepat untuk melakukan segalanya: kapan harus menggiring bola, kapan harus mempercepat dan kapan harus memperlambat," ujar Juan Roman Riquelme, eks penggawa Barcelona.
Sumber: sportskeeda