Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2006 sudah 16 tahun berlalu. Tapi Zinedine Zidane tak akan pernah melupakan drama yang terjadi kala Prancis bersua Timnas Italia di final.
Satu di antaranya adalah "tandukan" Zidane ke dada Marco Materazzi yang berujung kartu merah. Prancis kalah 3-5 dalam drama adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1.
Baca Juga
Advertisement
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Titik Noda
Zidane mendapat penghargaan individu, yakni Pemain Terbaik. "Saya tak bangga dengan apa yang saya lakukan, tapi itu adalah bagian dari masa lalu," kata Zidane dalam wawancara dengan televisi Prancis, Telefoot, beberapa waktu lalu.
Tak hanya cekcok Zidane - Materazzi, Piala Dunia edisi ke-18 yang berlangsung di Jerman juga dinodai kedipan licik Cristiano Ronaldo. Hal itu terjadi ketika Portugal bentrok kontra Inggris di babak delapan besar.
Â
Advertisement
Drama Lain
Drama berawal dari ulah striker Timnas Inggris, Wayne Rooney, yang menginjak selangkangan bek Portugal, Ricardo Carvalho pada menit ke-62. Carvalho meringis menahan sakit.
Tak terima, pemain-pemain Portugal, termasuk Cristiano Ronaldo, mengerubungi dan memprovokasi wasit. Tujuannya satu, agar sang pengadil segera mengganjar bomber gempal tersebut dengan kartu merah.
Â
Tak Enak
Setelah Rooney diberi kartu merah lalu meninggalkan lapangan pertandingan, Ronaldo tertangkap kamera tengah mengedipkan matanya ke arah bangku cadangan Selecao das Quinas. Rakyat Inggris tak terima dengan sikap tak terpuji CR7.
Belakangan, Rooney curhat soal Cristiano Ronaldo yang ikut memprovokasi wasit. Dia sama sekali tak menyangka kalau koleganya di Manchester United itu tega melakukannya.
"Ketika Cristiano Ronaldo berlari ke wasit Elizondo untuk memberikan kartu merah, saya mendorongnya. Pada saat itu, saya tidak percaya apa yang dia lakukan," ketus Rooney, dilansir The Sunday Times, dua tahun silam.
Â
Advertisement
Kisah Manis
Jika Zidane dan Rooney bernasib apes, tak demikian halnya dengan Lukas Podolski. Aksi cemerlangnya bersama Jerman berujung ganjaran prestisius: Pemain Muda Terbaik.
Kala itu, Podolski, yang bermain untuk Bayern Munchen, berusia 21 tahun. Dia jadi penentu kemenangan Tim Panser saat bentrok kontra Swedia di babak 16 besar. Menang 2-0, Podolski mencatatkan namanya di papan skor pada menit keempat dan 12'.
Â
Cara Buffon
Pemain Jerman lainnya yang juga naik podium kehormatan adalah Miroslav Klose. Klose menyabet Sepatu Emas setelah sukses menjadi penyerang tersubur dengan torehan lima gol serta satu assist.
Italia, selain tampil sebagai juara dan merengkuh gelar keempatnya di pentas balbalan terakbar empat tahunan. Kondisi itu melengkapi kebahagian menyusul penobatan Gianluigi Buffon sebagai Penjaga Gawang Terbaik.
So, semua lakon di Piala Dunia 2006 bak alur cerita ala drama korea bukan, ada manis, pahit dan cerita ironis serta kebahagiaan.
Advertisement