Bola.com, Jakarta - Perhelatan Piala Dunia 2006 menciptakan beragam catatan menarik. Di sana ada kisah yang menghari-biru, penuh romansa dan intrik di lapangan, serta sanggup memberi kebahagiaan.
Rentang sebulan membuat Piala Dunia 2006 memberi efek ke berbagai lini. Apakah itu juga yang akan terjadi pada penyelenggaraan Piala Dunia 2022?, siapa tahu ada yang mirip dan identik.
Baca Juga
Advertisement
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Bergerak
Kembali ke Piala Dunia 2006, Timnas Jerman tak bisa berbuat banyak, kendati berstatus sebagai tuan rumah. Bertekad memenangkan Piala Dunia edisi ke-18 di depan pendukung sendiri, Jerman gagal ke final dan harus puas menyandang peringkat ketiga.
Tempat pertama menjadi milik Timnas Italia setelah merubuhkan Prancis di partai pamungkas via darama adu penalti, yang berakhir 5-3 untuk Gli Azzurri. Jerman memang tergolong malang.
Â
Advertisement
Pujian Hebat
Empat tahun sebelumnya, mereka berhasil merengkuh final namun tersungkur di kaki Brasil. Itu berarti, anak-anak Jerman seolah tak belajar dari kegagalan kala memiliki kesempatan menjadi tuan rumah.
Sebelum turnamen bergulir, semua sanjungan mengarah ke ruang ganti Jerman. Panser Eropa diyakini bisa tampil sebagai kampiun.
Â
Dapat Hiburan
Banyak alasan kenapa menjagokan mereka. Jerman mengoleksi tiga gelar juara, runner up di edisi sebelumnya, dan armada Jurgen Klinsmann dihuni sederet amunusi nan mumpuni. Semua ada di setiap lini seperti kiper Oliver Kahn, Bastian Schweinsteiger, striker haus gol Miroslav Klose, Michael Ballack, serta pemain muda Lukas Podolski.
Tapi apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Tim banjir puja-puji itu tak mampu ke final, menyusul kekalahan memalukan 0-2 dari Italia.
Â
Advertisement
Italia Berjaya
Duel yang mentas di Westfalenstadion, Dortmund, itu berlangsung sengit sebelum akhirnya Gli Azzurri menghancurkan Jerman. Negeri Pizza tersebut unggul via gol Fabio Grosso pada menit ke-119 dan Del Piero beberapa detik berselang.
Jerman memang gagal, namun Die Mannschaft masih bisa sedikit membusungkan dada. Podolski, talenta berbakat mereka, didapuk sebagai Pemain Muda Terbaik.
Selain itu, Philipp Lahm mengukir sejarah sebagai bek pertama yang mencetak gol di partai pembuka Piala Dunia. Si mungil itu membuka keunggulan Jerman pada menit keenam saat melumat Kosta Rika 4-2. Itu sekaligus gol terbanyak partai pembuka Piala Dunia.
Â
Fakta Lain
Berbeda dengan Jerman, Timnas Portugal memahat pencapaian spektakuler. Cristiano Ronaldo dkk menyentuh semifinal setelah menunggu 40 tahun.
Pada perempat final, Selecao das Quinas menyingkirkan Inggris yang dibesut Sven-Goran Eriksson. Portugal finis di peringkat keempat setelah kalah dari Jerman.
Â
Advertisement
Milik Swiss
Catatan lain menjadi milik Swiss. Bedanya, kali ini Swiss menjadi tim pertama yang tak mampu mencetak sebiji gol pun saat memungkasi laga babak 16 besar kontra Ukraina.
Tim berjuluk Nati ini keok 0-3. Lucunya, Swiss juga menjadi tim pertama yang tersingkir dari Piala Dunia tanpa kebobolan satu gol pun.
Pada fase grup, mereka bermain imbang tanpa gol melawan Prancis, menang 2-0 atas Togo. Setelah itu mereka melumat Korea Selatan juga dengan skor yang sama.