Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2010 membawa berkah tersendiri bagi Mesut Ozil. Usai turnamen sepak bola terakbar di Afrika Selatan itu, Ozil masuk bidikan banyak klub mentereng Eropa. Namun, Real Madrid-lah yang berhasil menggaet eks Werder Bremen itu ke Santiago Bernabeu.
Real Madrid tak salah pilih. Pada Piala Dunia 2010, Ozil tampil ciamik bersama Timnas Jerman yang membuatnya masuk nominasi Golden Ball Award.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tetap Moncer
Pemain Muda Terbaik jatuh kepada rekannya setim, Thomas Müller. Namun Ozil tetap banjir pujian karena bakatnya yang luar biasa sepanjang turnamen.
Sukses Jerman mengemas 16 gol di sepanjang turneman, termasuk 4-1 atas Inggris di babak 16 besar, tak lepas dari kontribusi pria kelahiran 18 Oktober 1988. Tak sedikit yang meramal, Ozil yang pernah menyambangi Indonesia beberapa waktu lalu, punya masa depan cerah.
Â
Advertisement
Tepat Waktu
Benar saja, kedatangangannya ke Real Madrid tak sia-sia. Dari 2010 hingga 2013, Ozil mempersembahkan satu gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol. Arsenal juga pernah memakai jasanya, dari 2011 hingga 2021, sebelum akhirnya melanjutkan karier ke Turki bersama Fenerbahçe dan İstanbul Başakşehir.
Tak hanya Ozil yang jadi sorotan waktu itu. Mau tahu siapa lagi? Yuk simak empat di antarnya di bawah ini:
Â
Asamoah Gyan
Sebagian orang mungkin tak lagi mengenalnya. Namun, 12 tahun lalu di Afrika Selatan, Gyan merupakan satu di antara bintang pertandingan. Striker yang kini berusia 36 tahun itu membantu Ghana melangkah ke perempat final sebelum akhirnya tumbang 2-4 melawan Uruguay dalam adu tendangan penalti.
Momen paling dramatis yang membekas di hati rakyat Ghana adalah saat Gyan gagal mengeksekusi tendangan penalti menyusul handball striker Uruguay, Luis Suarez, di babak perpanjangan waktu. Jika saja Gyan bisa menceploskan si kulit bundar, bisa dipastikan Ghana menang 2-1 dan lolos ke fase selanjutnya.
Â
Advertisement
Arjen Robben
Robben akan dikenang sebagai pemain brilian yang pernah mewarnai perjalanan sepak bola modern. Pria yang dikenal lewat serbuan kilatnya dari sayap kiri itu jadi andalan Belanda di Piala Dunia 2010. Dia mencetak gol pertama dalam kemenangan 2-1 di babak 16 besar atas Slovakia, serta kemenangan 3-2 di atas Uruguay di semifinal.
Sayang, di final, Robben dan kolega harus kalah secara menyakitkan dari Spanyol. Terasa pedih, karena sebelum turnamen Belanda digadang-gadang bakal keluar sebagai juara sekaligus menyudahi kegagalan demi kegagalan mereka di pesta bola terakbar. Pada edisi 1974 dan 1978, De Oranje juga tersungkur di partai puncak.
Â
Bastian Schweinsteiger
Bagi fans Manchester United, Schweinsteiger tak layak dikenang sebagai legenda hebat seperti George Best, Roy Keane, Gary Neville, atau si pesolek David Beckham. Namun, bagi rakyat Jerman, Schweinsteiger tetaplah idola yang layak diacungi jempol.
Pada Piala Dunia 2010, Schweinsteiger tokcer. Dia punya andil besar membawa Panser Eropa ke babak semifinal, walau akhirnya harus legowo finis di peringkat ketiga. Penampilan terbaiknya tersuguh saat Jerman menggilas empat gol tampa balas.
Â
Advertisement
David Villa
Setelah 1964, Spanyol tak pernah lagi ke singgasana juara. Lama menanti, Tim Matador kembali naik podium kehormatan di Piala Dunia 2010.
Penantian panjang yang berbuah legit. Siapa yang paling berjasa? Semua! Namun satu yang layak disanjung setinggi langit adalah David Villa.
Ia memesona. Performanya top. Legenda Barcelona itu mendulang lima dari delapan gol Spanyol dalam perjalanan menuju kedigdayaannya. Puncaknya, dia ikut angkat trofi di akhir pertempuran usai mengalahkan Belanda di final.