Bola.com, Jakarta - Banyak pesepak bola terhebat dunia akan berkumpul di Piala Dunia 2022 Qatar. Dua di antaranya adalah Lionel Messi (Argentina) dan Cristiano Ronaldo (Portugal).
Selain keduanya, dunia juga menanti aksi pemain-pemain muda seperti Pedri (Spanyol), Antony (Brasil), Aurelien Tchouameni (Prancis), Jude Bellingham (Inggris), dan Jamal Musiala (Jerman).
Advertisement
Mereka bisa dibilang beruntung membela negara berstatus elite di persaingan sepak bola dunia. Situasi mungkin berbeda jika pemain-pemain di atas memperkuat negara entah berantah, yang tak memiliki jejak trofi di perhelatan elite sejagat.
Menariknya, di antara nama-nama beken tadi, sederet pemain bintang dari tim-tim yang tak diunggulkan juga siap unjuk gigi.
Misalnya Takefusa Kubo dari Jepang, Nuno Gomez (Uruguay), Fahad Mosaed Al Muwallad (Arab Saudi), Sardar Azmoun (Iran), dan Son Heung-Min (Korea Selatan).
Di beberapa edisi Piala Dunia sebelumnya, sederet pemain sukses mengukir pencapaian terbaik bersama timnas. Padahal mereka berasal dari negara yang bukan masuk jajaran elite dunia.
Performa ciamik yang dipertontonkan di World Cup ikut mengerek nilai jual mereka, sehingga klub-klub beken meminangnya. Siapa saja mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Davor Suker (Kroasia)
Pada Piala Dunia 1998, para pundit kecele. Itu karena Kroasia melangkah jauh sampai semifinal. Dalam perebutan tempat ketiga, Kroasia berjumpa tim kuat Belanda dan mereka menang 2-1 berkat gol Robert Prosinečki dan Davor Suker.
Suker, tak diragukan lagi, memberikan kontribusi besar di balik kesuksesan Kroasia. Mantan pemain Real Madrid itu juga mengukuhkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan enam lesakan.
Advertisement
George Weah (Liberia)
Benua hitam Afrika tak cuma melahirkan Samuel Eto'o, Didier Drogba, atau bahkan Mohamed Salah. Sebelum mereka ada George Weah dari Liberia. Weah, saat masih berseragam AC Milan, sukses memenangkan Ballon d'Or 1995.
Saat Arsene Wenger merekrutnya ke Monaco dari Tonnerre Yaoundé pada 1988, sang profesor berkata: "Weah adalah kejutan nyata. Saya belum pernah melihat permainan hebat seperti yang dia lakukan".
Di Paris Saint Germain, klub selanjutnya, Weah dia membantu raksasa Prancis ke semi-final Liga Champions 1994-1995 dan menjadi pencetak gol terbanyak.
Jari Litmanen (Finlandia)
Finlandia memiliki sedikit tradisi sepakbola tingkat atas. Pemain yang telah mencapai puncak permainan sangat sedikit dan jarang. Mantan bek Liverpool, Sami Hyypia, mungkin pemain terhebat yang mereka hasilkan belakangan ini.
Namun, pada generasi lebih awal, ada Jari Litmanen. Dia bangkit menjadi salah satu penyerang terkemuka di dunia bersama Ajax pada 1990-an. Dia ikut mempersembahkan gelar juara Liga Champions 1994/95 kepada klub Amsterdam itu. Dia dua kali finis di 10 besar pemungutan suara Ballon d'Or, finis di posisi ketiga di edisi 1995.
Selain Ajax, dia juga pernah memperkua klub beken Eropa lainnya seperti Barcelona dan Liverpool.
Advertisement
Hristo Stoichkov (Bulgaria)
Hristo Stoichkov adalah salah satu pemain terhebat tahun 1990-an dan juga salah satu yang paling berwarna. Dia sudah mencuri perhatian saat membela CSKA Sofia, tetapi di Barcelonalah namanya mulai mendunia.
Selama lima tahun di Camp Nou (1990-1995), Hristo mencetak 77 gol di La Liga dalam 149 penampilan.
Sang penyerang masuk skuad 'Dream Team' Johan Cruyff. Stoichkov membantu Blaugrana meraih empat mahkota Spanyol, juga Piala Eropa 1992. Puncaknya, pada tahun 1994, dia meraih Ballon d'Or. Dia juga salah bintang permainan Bulgaria di Piala Dunia 1994. Negaranya sukses menempati posisi tiga besar perhelatan akbar yang digelar di Amerika Serikat tersebut.
George Best (Irlandia Utara)
Dia dianggap sebagai pemain Eropa terbesar sepanjang masa, George Best adalah legenda dan ikon Manchester United. Di lapangan, bakatnya tidak diragukan lagi. Di luar lapangan, dia seorang playboy.
Dia memulai karirnya di MU pada tahun 1963 ketika dia berusia 18 tahun dan tinggal di Old Trafford selama 11 tahun. Selama waktunya bersama Setan Merah, ia terkenal karena kemampuan dribel yang menakjubkan.
Puncak karirnya adalah final Piala Eropa 1968, di mana Benfica dikalahkan MU 4-1 di Wembley. Dia mencetak gol di babak perpanjangan waktu!
"George Best adalah salah satu pemain paling berbakat sepanjang masa dan mungkin pesepakbola terbaik yang tidak pernah tampil di Piala Dunia," kata Franz Beckenbauer, legenda Jerman.
Sumber: Sportskeeda
Advertisement