Sukses


    Dongeng Indah Kroasia di Piala Dunia 2018: Mental Baja Vatreni Bikin Inggris Merana di Semifinal

    Bola.com, Jakarta - Dongeng indah menghiasi perhelatan Piala Dunia 2018 tepatnya di laga semifinal. Pertandingan ini mempertemukan Timnas Inggris melawan Timnas Kroasia.

    Pemenang dari laga tersebut tidak hanya mendapatkan tiket ke laga final, tetapi juga akan mencetak sejarah. Inggris hanya sekali menapaki kakinya di laga final ketika mereka meraih satu-satunya trofi Piala Dunia 1966.

    Kroasia malah sama sekali belum pernah mencicipi final Piala Dunia saat itu. Mereka baru merasakan semifinal pada debut di Piala Dunia 1998, yang berujung menduduki posisi ketiga.

    Tentu saja kemenangan yang bisa mereka raih di laga semifinal Piala Dunia 2018 itu seperti dongeng. Mereka bisa berlaga di final dan selangkah lagi bisa menimang trofi Piala Dunia.

    Lalu bagaimana dengan hasil pertandingan dongeng di Piala Dunia 2018 tersebut? Mari kita kenang sejenak meski sudah mengetahui hasilnya.

     

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 5 halaman

    Asa Negara Asal Sepak Bola

    Inggris mengklaim sebagai negara yang menciptakan sepak bola. Sayangnya, prestasi Three Lions di ajang sepak bola internasional sangat minim.

    Pada Piala Dunia 2018, di bawah asuhan Gareth Southgate, Inggris menjelma jadi kekuatan mengerikan. Mantan pelatih Middlesbrough itu menggabungkan para pemain senior dan muda.

    Ada Danny Welback, Jamie Vardy hingga Ashley Young yang mewakili para pemain senior. Lalu ada Jesse Lingard, Marcus Rashford hingga Dele Alli yang mewakili para pemain muda.

     

    3 dari 5 halaman

    Anak-anak Korban Perang

    Kroasia merupakan negara yang baru terbentuk pada 1991 setelah perang Balkan. Selepas perang dan memisahkan diri dari Yugoslavia, Vatreni masih berkecambung dengan aksi pemberontakan dari pejuang Serbia.

    Kapten Kroasia saat itu, Luka Modric, bahkan merasakan langsung dampak dari perang saat masih bocah. Dia bersama keluarga terpaksa mengungsi setelah milisi Serbia menghancurkan rumahnya dan membunuh kakek serta enam kerabatnya.

    Striker Kroasia, Mario Mandzukic, juga mengungsi bersama keluarganya di Jerman, semasa kecilnya. Didikan zaman perang ini mengasah mental dan fisik mereka.

     

    4 dari 5 halaman

    Hasil Pertandingan

    Mental zaman perang ini yang membuat mereka tidak putus asa ketika Inggris mencetak gol cepat di laga semifinal. Three Lions unggul di menit kelima melalui tendangan bebas Kieran Trippier.

    Kroasia mencoba untuk mengejar serupa mereka berjuang di tengah peperangan. Alhasil pada menit ke-68, winger Inter Milan, Ivan Perisic menyamakan kedudukan.

    Laga harus berlanjut hingga perpanjangan waktu dan kedua tim masih terus menginginkan tiket ke laga final. Tetapi, mental baja Kroasia lebih unggul saat Mario Mandzukic mencetak gol di menit ke-109.

     

    5 dari 5 halaman

    Sama-Sama Kalah

    Laga antara Inggris melawan Kroasia ini sangat menguras fisik hingga mental kedua tim. Dua kesebelasan memainkan sepak bola dengan tempo cepat selama 120 menit.

    Alhasil, Inggris kelelahan saat perebutan tempat ketiga melawan Belgia. Three Lions harus takluk 0-2 dari Kevin de Bruyne dkk.

    Di laga final, Kroasia yang sudah menciptakan dongeng juga takluk. Terdidik dari mental peperangan belum cukup menandingi keperkasaan Prancis yang berisikan para pemain hebat dunia hingga akhirnya kalah 2-4.

    Sumber: FIFA

     

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer