Bola.com, Jakarta - Tanggal 30 Oktober 1960, pasangan suami-istri Don Diego dan Dalma Salvadora Franco berbahagia menyambut kelahiran anak keempatnya. Anak itu kemudian diberi nama Diego Armando Maradona.
Keluarga dari pasangan suami istri Diego dan Dalma itu akhirnya total memiliki delapan anak. Mereka hidup serba kekurangan di Kota Villa Fiorito, Provinsi Buenos Aires, Argentina, karena tanggungan anak yang banyak.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Akun Bola Malaysia Puji Timnas Indonesia usai Bungkam Arab Saudi 2-0: Bisa Lolos Piala Dunia!
Advertisement
Namun siapa sangka dari serba kekurangan, Diego Maradona tumbuh jadi seorang legenda sepak bola Argentina hingga dunia. Dia bagaikan bocah ajaib di Argentina.
Diego Maradona bermain sepak bola sejak usia sembilan tahun dan menjalani debut profesionalnya bersama Boca Junior sejak masih berusia 15 tahun.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terleminasi di Piala Dunia 1978
Saat berusia belasan tahun, dia sudah dipercaya untuk mengenakan seragam Argentina. Sayangnya pada tahun 1978, dia harus tereliminasi dari skuad Argentina yang akhirnya menjadi juara Piala Dunia.
Saat itu dia dicoret dari skuad karena usainya yang belum genap 18 tahun.
Meski tercoret dari skuad juara dunia karena usianya yang masih muda dan belum dipercaya, Maradona tetap menjadi legenda di kemudian hari. Simak cerita ketika Maradona menjadi seorang legenda Piala Dunia tepatnya pada tahun 1986.
Advertisement
Berlaga di Piala Dunia 1982
Setelah gagal masuk Piala Dunia 1978 karena sang pelatih Argentina saat itu César Luis Menotti menganggapnya masih terlalu muda, Maradona akhirnya debut di Piala Dunia 1982. Argentina datang ke Spanyol dengan status juara bertahan.
Maradona mendapatkan kepercayaan tampil di laga pertama saat Argentina kalah 0-1 dari Belgia. Pada laga kedua, Maradona mencetak dua gol saat Argentina menang 4-1 atas Hungaria.
Dua gol tersebut juga total gol yang dicetak Maradona di ajang ini karena pada laga selanjutnya meski tampil jadi pemain inti, tetapi gagal mengemas gol. Argentina akhirnya hanya bertahan hingga babak penyisihan kedua.
Jadi Legenda Piala Dunia
Empat tahun berselang, Maradona bersama Timnas Argentina kembali ke Piala Dunia tepatnya pada 1986 di Meksiko. Maradona semakin matang menjadi pengatur permainan Tim Tango.
Argentina jadi juara grup tanpa mengalami kekalahan dan lolos ke 16 besar hingga ke perempat final setelah menaklukkan Uruguay. Pada babak perempat final ini, nama Maradona makin meroket setelah menceploskan dua gol memorial ke gawang Inggris.
Gol pertamanya, dia cetak menggunakan tangan dan gol kedua saat Maradona melewati hampir separuh pemain Inggris dari setengah lapangan. Argentina juga akhirnya menjadi juara dunia berkat sumbangsih besar Maradona.
Advertisement
Menuju Masa Gelap
Kisah Maradona pernah difilmkan dalam seri Amazon Prime Video yang berjudul 'Maradona: Blessed Dream'. Film tersebut juga menguak sisi gelap sang legenda Argentina tersebut.
Setelah kepindahaanya dari Barcelona ke Napoli selepas menggenggam gelar Piala Dunia 1986, Maradona justru tenggelam dalam dunia hitam. Ketenarannya di Kota Naples ini membuatnya dekat dengan para bandar narkoba.
Meski mampu membawa Napoli dua kali scudetto Serie A, tetapi dia juga terkena sanksi karena terbukti mengonsumsi narkoba. Parahnya pada Piala Dunia 1994, dia dilarang tampil karena mengonsumsi zat terlarang.
Sumber: Goal