Bola.com, Jakarta - Diego Forlan merupakan satu dari sedikit pemain yang bisa menaklukkan bola Jabulani pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Striker Uruguay itu menyabet penghargaan sepatu emas sebagai pencetak gol terbanyak dan bola emas sebagai pemain terbaik.
Diego Forlan pernah menjadi tandem terbaik bagi Luis Suarez hingga Ruud Van Nistelrooy saat berseragam Manchester United (MU). Namun, rekan terbaiknya ternyata adalah Jabulani.
Baca Juga
Advertisement
Jabulani adalah nama bola yang resmi digunakan di Piala Dunia 2010. Adidas merupakan perancang dari si kulit bundar yang banyak menuai kritikan.
Adidas membuat Jabulani dengan delapan panel terikat yang seharusnya memberikan bentuk bola yang sempurna. Tetapi hanya Diego Forlan yang mengerti betul tentang kemampuan bola ini.
Lalu bagaimana kisah Diego Forlan menaklukkan Jabulani dan bahkan menjadi rekannya di Piala Dunia 2010? Langsung saja simak ceritanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Banyak Dikritik
Sebelum Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, banyak pemain yang mengkritik bola ciptaan Adidas ini khususnya para penjaga gawang. Penjaga gawang Brasil hingga kiper Italia Gianluigi Buffon yang biasanya sangat sopan mengkritik habis kinerja Jabulani.
Tidak hanya kiper, striker Brasil saat itu, Luis Fabiano, juga memberikan komentar negatif. "Anda akan menendang dan bergerak keluar dari jalur. Saya pikir itu supranatural, itu sangat buruk," ujarnya.
Advertisement
Forlan Berlatih Keras
Ketika banyak pemain yang memberikan kritikan, sikap striker Uruguay, Diego Forlan, justru berbeda. Forlan terlihat sangat santai berada di hotel timnas Uruguay menginap tanpa mempedulikan reaksi hampir seluruh pemain terkait Jabulani.
Sebelum datang ke Afrika Selatan, Forlan menyadari Jabulani akan menjadi masalah bagi para penjaga gawang dan dia justru berusaha membuat Jabulani menuruti keinginannya. Caranya tentu saja hanya dengan berlatih.
Bahkan striker yang saat itu memperkuat Atletico Madrid butuh waktu lebih dari sebulan untuk membuat Jabulani menuruti keinginannya. Ini yang membuatnya santai dan tidak panik seperti para pemain lainnya.
Butuh Waktu 3 Bulan
"Tiga bulan sebelum Piala Dunia 2010, Diego Forlan meminta Adidas untuk mengiriminya bola Jabulani," kata mantan rekan setimnya di Atletico Madrid, Sebastian Abreu.
"Di Atletico Madrid dia tetap tinggal setelah latihan, berlatih bergerak dengan bola hingga melakukan tendangan bebas," sambungnya.
Rumor beredar selain latihan, Forlan memperlakukan Jabulani secara unik yakni dengan menggambar wajah serta memberinya nama Wilson. Meskipun rumor itu belum terkonfirmasi dan apakah hanya bahan candaan melihat Forlan begitu serius berlatih dengan Jabulani.
Latihan serius memang Forlan lakukan karena ingin tampil maksimal di Afrika Selatan.
Advertisement
Tendangan Jarak Jauh
Forlan ditempatkan di belakang Luis Suarez serta Edinson Cavani saat memperkuat timnas Uruguay di Piala Dunia 2010. Tendangan jarak jauhnya hampir saja membuat Uruguay mengalahkan Prancis pada laga pertama yang akhirnya berakhir 0-0.
Baru di laga kedua melawan tuan rumah Afrika Selatan, Forlan berhasil mencetak gol dari tendangan jarak jauh. Sontak seluruh isi stadion berhenti meniupkan terompet vuvuzela yang berisik karena tercengang melihat gol Forlan.
Forlan mencetak dua gol di laga ini hingga akhirnya Uruguay menang telak 3-0. Uruguay memastikan jadi juara grup dan lolos ke babak 16 besar setelah menang tipis 1-0 atas Meksiko di laga terakhir.
Tendangan Bebas
Setelah mencetak satu gol penalti dan satu gol fantastis melawan Afrika Selatan dan hanya dianggap keberuntungan, Forlan belum menyumbang gol lagi hingga perempat final. Bahkan di babak 8 besar itu Uruguay tertinggal 0-1 dari Ghana yang berasal dari gol tendangan jarak jauh Sulley Muntari.
Pada menit ke-55, Uruguay mendapat hadiah tendangan bebas dan Forlan yang akan mengeksekusinya. Padahal di level klub, dia belum pernah mencetak gol jarak dari tendangan bebas.
Tetapi, Jabulani seakan menuruti keinginannya dan tiba-tiba sudah memperdayai kiper Ghana Richard Kingson. Uruguay akhirnya menang melalui babak adu penalti, laga ini juga terkenal dengan kartu merah bagi Luis Suarez.
Advertisement
Cetak Gol Spektakuler
Forlan akhirnya membawa Uruguay tampil lagi di semifinal Piala Dunia 2010 setelah terakhir kali berlaga di babak ini pada 1970. Sayangnya nasib mereka kandas di semifinal setelah kalah dari 2-3 dari Belanda dan takluk dari Jerman di perebutan tempat ketiga dengan skor yang sama.
Forlan mencetak satu gol di masing-masing laga itu. Tetapi dua gol di laga itu, dia lesakkan dengan cara spektakuler yang membuat orang yakin bahwa Forlan memang telah menaklukan keganasan Jabulani.
"Tidak ada misteri di sini. Banyak latihan, banyak latihan, dan lagi. Saya beruntung, Jabulani berperilaku sangat baik saat itu. Dan kami bergaul dengan baik," kata Forlan.
Sumber: Planet Football