Bola.com, Jakarta - Nasib dan nama pemain bisa menjadi buah bibir atau babak belur ketika berada di zona Piala Dunia. Termasuk nanti di Qatar 2022, publik pasti sudah menunggu siapa yang bakal moncer, punya nama baru, bahkan sampai harga jual teranyar yang setinggi langit.
Pada rentang sejarah Piala Dunia, ada beberapa momen yang memberi sinyal seperti itu. Satu di antaranya terkait Pele.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Tak semua orang setuju ketika Vicente Feola memasukkan nama Pele ke dalam skuad Timnas Brasil di Piala Dunia 1958. Satu di antara adalah Joao Carvalhaes, psikolog timnas Brasil kala itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masih Kecil
"Dia masih kanak-kanak," kata Carvalhaes, memberi alasan, dilansir FourFourTwo. Tak hanya itu, Carvalhaes juga punya alasan lain. "Dia tak punya semangat juang yang kita perlukan," imbuhnya.
Sebelum bertolak ke Swedia, Feola mendapat pekerjaan rumah yang tak ringan. Dia harus bisa mempersembahkan gelar, mengingat Brasil belum pernah menjadi yang terbaik sejak Piala Dunia pertama di Uruguay pada 1930.
Pada Piala Dunia 1950, Brasil yang bertindak sebagai tuan rumah berpeluang menorehkan sejarah. Hanya saja, di final, di depan ribuan pendukungnya yang memadati Stadion Maracana, mereka dipermalukan Uruguay 1-2.
Advertisement
Pentas Swiss
Empat tahun kemudian, saat Piala Dunia 1954 dihelat di Swiss, Brasil terkapar di perempat final. Oleh karena itulah, pada Piala Dunia 1958, Brasil harus juara dan itu harga mati bagi Feola.
Feola, yang kenyang asal garam sebagai juru taktik di Sao Paulo, membangun armadanya. Satu di antara pemain yang dipanggilnya ke timnas adalah seorang bocah bernama Edson Arantes do Nascimento alias Pele.
Demikianlah, Pele berada di antara nama-nama besar macam Mario Zagallo, Garrincha, Vava, dan Nilton Santos. Tapi, sejarah kemudian memahat, Piala Dunia 1958 sejatinya menjadi panggung yang spesial bagi Pele.
Sensasi Darah Muda
Merangsek ke final, Tim Samba bersua tuan rumah Swedia. Tampil mengilap, Brasil pesta gol dengan kemenangan meyakinkan 5-2. Pele, bocah kemarin sore yang sempat diragukan itu memborong dua gol.
Gol pertamnya pada menit ke-55 sekaligus membuat Pele mengukuhkan diri sebagai pencetak gol termuda di pentas tertinggi empat tahunan: 17 tahun dan 239 hari. Sebelumnya, rekor gol termuda dipegang pemain Meksiko, Manuel Rosas. Rosas berusia 18 tahun dan 93 hari kala mencetak gol ke gawang Argentina pada Piala Dunia 1930.
Sensasi Pele di Swedia menuai pujian, tak hanya di Brasil tapi juga di seantero jagat. Sejak itu, nama Pele terus berkibar dan sampai detik ini rekor pencetak gol termuda di Piala Dunia masih atas namanya.
Advertisement
Pencetak Termuda
Sebagai tambahan, yuk simak siapa saja pencetak gol termuda di panggung Piala Dunia :
Pelé (Brasil): 17 tahun, 239 hari pada 19 Juni 1958 vs Wales
Manuel Rosas (Meksiko): 18 tahun, 93 hari pada 19 Juli 1930 vs Argentina
Michael Owen (Inggris): 18 tahun, 190 hari pada 22 Juni 1998 vs Rumania
Nicolae Kovács (Rumania): 18 tahun, 197 hari pada 14 Juli 1930 vs Peru
Dmitry Sychev (Rusia): 18 tahun, 231 hari pada 14 Juni 2002 vs Belgia
Lionel Messi (Argentina): 18 tahun, 357 hari pada 16 Juni 2006 vs Serbia
Julian Green (AS): 19 tahun, 25 hari pada 1 Juli 2014 vs Belgia
Divock Origi (Belgia): 19 tahun, 65 hari pada 22 Juni 2014 vs Rusia
Martin Hoffmann (Jerman Timur): 19 tahun, 88 hari pada 18 Juni 1974 vs Chili
Constantin Stanciu (Rumania): 19 tahun, 92 hari pada 14 Juli 1930 vs Peru
Sumber: Theanalyst