Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2022 tinggal dua bulan lagi bergulir di Qatar. Sebanyak 32 tim yang bakal berlaga pada akhir tahun ini sudah mempersiapkan diri termasuk tuan rumah Timnas Qatar.
Sebagai tuan rumah, Timnas Qatar terus berbenah menyambut pesta sepak bola paling akbar tersebut. Piala Dunia edisi ini akan mencatatkan sejarah karena pertama kalinya berlangsung pada musim dingin.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Akun Bola Malaysia Puji Timnas Indonesia usai Bungkam Arab Saudi 2-0: Bisa Lolos Piala Dunia!
Advertisement
Selain itu, Piala Dunia edisi ke-22 ini bakal berlangsung di Timur Tengah. Lalu bagaimana dengan persiapan dari kesebelasan tuan rumah atau Timnas Qatar?
Timnas Qatar tentu saja tidak ingin bernasib serupa dengan Afrika Selatan saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Ya, Bafana-bafana menjadi satu-satunya negara tuan rumah yang gagal melaju dari babak penyisihan grup. Mari kita ulas keanehan yang dilakukan Timnas Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Berlaga di Liga Profesional
Timnas Qatar telah mengumpulkan 27 pemain untuk masuk ke skuad. Pelatih Qatar, Felix Sanchez, bahkan mengumpulkan pemain untuk menjalani kamp latihan selama enam bulan.
Mereka menjalani kamp latihan di Spanyol kemudian pindah ke Austria. Selain itu, mereka juga melakukan serangkaian laga uji coba hingga menggelar turnamen mini melawan Maroko dan Ghana.
Gara-gara melakukan kamp latihan jangka panjang, para pemain Qatar tidak berlaga di liga profesional. Fakta ini dianggap aneh bahkan oleh perwakilan dari Qatar Super League.
Advertisement
Tiru Gaya Korea Selatan
Sebenarnya kamp latihan ini pernah dilakukan Korea Selatan saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002. Korea Selatan menghabiskan lima bulan untuk menjalani kamp latihan.
Hasilnya, Teaguk Wariors menjelma menjadi tim solid dan memiliki satu visi yang sama. Hasilnya, Korea Selatan berhasil menembus babak semifinal sebelum dihentikan Jerman.
Trik Aneh
Seorang sumber di Qatar Super League (QSL) kepada BBC Sport mengatakan kamp latihan Qatar cukup aneh. "Idenya tidak sepenuhnya gila tetapi aneh," ujarnya.
"Kamp latihan itu terlalu lama. Mereka harus melakukannya untuk jangka waktu yang lebih pendek. Mengeluarkan pemain dari permainan kompetitif itu sulit dari sudut pandang mental."
"Sulit untuk tetap bersama begitu lama. Mental para pemain mungkin terbakar, mereka bisa memutuskan untuk memotong durasi kamp menjadi lebih pendek," sambungnya.
Advertisement
Liga Qatar Tanpa Bintang
Pihak yang paling dirugikan dari kebijakan itu adalah klub karena memakai jasa para pemain bintangnya. Misalnya penyerang Almoez Ali dari Al-Duhail dan pemain sayap Akram Afif, yang bermain untuk juara bertahan Al-Sadd, kehilangan pertandingan kompetitif.
"Tidak bermain kompetitif adalah kelemahan terbesar," tambah sumber itu. "Tidak ada yang menang atau kalah dalam pertandingan persahabatan."
"Untungnya mereka dapat membawa keluarga untuk menginap dan memiliki waktu luang bersama mereka atau mengizinkan mereka untuk kembali ke Qatar selama beberapa hari.'"
"Kalau tidak, itu menjadi seperti kamp militer dan ini bukan mentalitas negara," tandas sang sumber.
Sumber: BBC