Bola.com, Jakarta - Persiapan Qatar sebagai tuan rumah alias penyelenggara Piala Dunia 2022 terus mendapat atensi publik. Beragam penyempurnaan sampai penyiapan ragam venue, membuat negeri di Timur Tengah tersebut hidup 24 jam.
Sayang, ada kabar tak sedap dari Qatar. Beberapa media massa melaporkan, penerbangan ke negara mungil kaya minyak itu diprediksi bakal terus meningkat. Pada hari biasa, sedikitnya ada 700 penerbangan.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Dalam beberapa pekan ke depan, diprediksi bakal membengkak menjadi 1.600 penerbangan. Tentu saja sangat mengkhawatirkan, mengingat Piala Dunia 2022 hanya tinggal hitungan hari.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanda Tanya
Berdasarkan jadwal yang telah dirilis FIFA, pesta bola terakbar empat tahunan akan dimulai pada 20 November 2022 dan berakhir 18 Desember 2022. Ribuan suporter dari seluruh dunia akan menyambangi Qatar.
Namun, otoritas Bandara Internasional Hamad dan Bandara Internasional Doha tak mengimbanginya dengan staf atau karyawan yang memadai. Sebelumnya, pihak bandara sudah melakukan perekrutan.
Namun, sumber daya manusia yang dibutuhkan masih jauh dari kata cukup. Lagi pula, untuk memberikan pelatihan dibutuhkan waktu 20 hingga 30 jam.
Advertisement
Menuju Krisis
Situasi tersebut digambarkan oleh seorang pejabat Otoritas Penerbangan Sipil Qatar (QCAA) sebagai titik krisis. Soalnya, ada kekhawatiran waktu yang dibutuhkan guna memberikan pelatihan yang memadai tidak cukup.
Beberapa sorotan media juga melihat fasilitas yang berbasis di Doha tidak mampu menangani lalu lintas ekstra di tengah kekurangan staf kontrol jalur udara. Beberapa pihak merasa penerbangan akan ditunda atau dialihkan ke Dubai yang berjarak 6,5 jam perjalanan.
Titik Negatif
Jika itu menjadi opsi, jelas bukan hal positif, karena penggemar harus kehilangan pertandingan. Persoalan lain muncul, karena Qatar juga tak punya hubungan yang baik dengan Bahrain.
Kedua negara ini kerap cekcok terkait sengketa udara. Meski begitu, Qatar Company for Airports Operation and Management (MATAR) memastikan tak ada persoalan. Artinya, semua aman terkendali.
"Persiapan bandara untuk Piala Dunia telah berlangsung selama bertahun-tahun dan telah diuji secara menyeluruh dan ditinjau oleh rekan sejawat,” bunyi pernyataan MATAR.
Advertisement
Tinggal Berdoa
"MATAR yakin akan kemampuannya untuk memberikan pengalaman bandara yang aman dan lancar bagi semua pengunjung yang akan datang melalui gerbangnya,” tutup pernyataan itu.
Kini, publik dunia berharap semua persiapan yang menjadi pilihan Qatar sudah sempurna. Setidaknya, pecinta berat sepak bola bisa menikmati nuansa Piala Dunia 2022 dengan nyaman.