Sukses


    Lika-liku Kiprah Diego Maradona di Piala Dunia: Pernah Jadi Pemenang, Kemudian Terbanting bak Pecundang

    Bola.com, Jakarta - Diego Maradona merupakan legenda sepak bola, bukan hanya di Argentina tapi dunia. Namanya juga menghiasi sejarah Piala Dunia

    Saat usianya belum genap 16 tahun, Diego Maradona sudah menjalani laga debut profesional di Argentinos Juniors.

    Kurang dari lima bulan setelah debut profesional, Maradona langsung dipanggil ke Timnas Argentina. Bukan, timnas kelompok umur melainkan langsung ke timnas senior.

    Maradona juga berpeluang tampil memperkuat Argentina besutan Luis Menotti di Piala Dunia 1978 yang berlangsung di negaranya sendiri. Sayangnya, dia gagal masuk skuad Argentina yang akhirnya menjadi juara karena usianya yang dianggap masih terlalu muda.

    Maradona kemudian mengamuk pada Piala Dunia usia muda tahun 1979 yang berlangsung di Tokyo Jepang. Dia memimpin rekan-rekan meraih gelar juara usai mengalahkan Uni Soviet di laga final.

    Lalu bagaimana cerita Diego Maradona di lima Piala Dunia yang pernah dia ikuti mulai 1982 hingga 2010? Mari kita ulas satu per satu sehingga dia menjadi legenda Piala Dunia.

     

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 6 halaman

    Piala Dunia 1982

    Setelah gagal tampil pada 1978, Menotti akhirnya memanggil Maradona masuk skuad di Piala Dunia 1982 Spanyol. Namun debutnya di turnamen ini berakhir pahit karena Argentina kalah 0-1 dari Belgia di laga pertama.

    Pada laga kedua Maradona langsung panas dan mencetak dua gol saat Argentina menang 4-1 atas Hungaria hingga akhirnya lolos ke babak selanjutnya setelah mengalahkan El Salvador.

    Di babak selanjutnya, Argentina tidak berkutik karena kalah dari Italia dan Brasil serta hanya dua gol yang dicetak Maradona.

     

    3 dari 6 halaman

    Piala Dunia 1986

    Pada Piala Dunia 1986 yang berlangsung di Meksiko, Argentina yang dibesut Carlos Bilardo mempercayai Maradona sebagai kapten tim. Itu bukan menjadi beban baginya dan ban kapten yang melingkar di lengannya membuat Maradona tampil serius di Meksiko.

    Berkat kegeniusannya, Maradona mengantar Argentina jadi juara grup dan mencetak satu gol saat menahan imbang 1-1 juara bertahan Italia. Di babak sistem gugur, Maradona juga tampil menggila khususnya saat perempat final melawan Inggris dengan dua gol fenomenalnya.

    Maradona mencetak gol tangan Tuhan dan satu gol solo run saat membenamkan Inggris. Dia juga mengantarkan Argentina ke final setelah menyumbang dua gol lagi saat melawan Belgia di semifinal. Meski akhirnya mendapat pengawalan ketat dari para pemain Jerman di laga final, Maradona tetap membuat permainan Argentina hidup dan menjuarai Piala Dunia 1986.

     

    4 dari 6 halaman

    Piala Dunia 1990

    Maradona dan Argentina jadi musuh bersama pada Piala Dunia 1990 yang berlangsung di Italia karena mereka juara bertahan yang ditakuti lawan-lawannya. Italia smerupakan rumah kedua bagi Maradona karena bermain untuk Napoli dan merebut Scudetto 1989/1990.

    Namun, beban mempertahankan gelar juara terasa sangat berat berada di bahu Maradona karena beberapa rekannya sudah menua. Argentina kalah di laga perdana melawan Kamerun serta terseok-seok di babak penyisihan grup meski akhirnya beruntung lolos ke knockout karena jadi peringkat ketiga terbaik.

    Di babak sistem gugur, Argentina bisa mengalahkan lawan-lawannya meski melalui laga alot di setiap pertandingan hingga melaju ke final setelah mendepak tuan rumah Italia di partai semifinal. Sayang Argentina gagal menahan amukan dendam Jerman pada laga pamungkas.

     

    5 dari 6 halaman

    Piala Dunia 1994

    Argentina yang kali ini dibesut Alfio Basile tetap memanggil Maradona ke Piala Dunia 1994 meski usianya sudah 34 tahun. Selain itu, Maradona juga absen selama 15 bulan dari sepak bola sebelum Piala Dunia karena kasus narkoba.

    Padahal saat itu Tim Tango memiliki generasi emas dengan munculnya banyak pemain muda berbakat seperti Gabriel Batistuta, Diego Simeone, hingga Fernando Redondo. Sayangnya sosok Maradona yang seharusnya menjadi pemimpin bagi generasi penerus ini buyar saat ada tes obat terlarang.

    Sang legenda dinyatakan positif hingga akhirnya dilarang tampil di laga ketiga babak penyisihan grup.

    Argentina lagi-lagi beruntung karena lolos ke babak 16 besar karena menjadi peringkat ketiga terbaik. Namun langkah mereka langsung terhenti selepas tumbang di tangan Rumania.

     

    6 dari 6 halaman

    Piala Dunia 2010

    Maradona belum selesai dengan Piala Dunia setelah 1994. Dia kembali sebagai pelatih untuk memimpin Argentina di Piala Dunia 2010 yang berlangsung di Afrika Selatan.

    Maradona diharapkan meraih kesuksesan karena memiliki skuad hebat termasuk ada Lionel Messi. Namun tim bertabur bintang kandas di perempat final setelah disingkirkan oleh Jerman.

    Sumber: Give Me Sport

    Sepak Bola Indonesia

    Video Populer

    Foto Populer