Sukses


    Penonton Piala Dunia 2022 Qatar Dilarang Mendekati Unta, Ini Alasannya

    Bola.com, Qatar - Pesta akbar sepak bola bernama Piala Dunia 2022 berlangsung di Qatar mulai 21 November hingga 18 Desember 2022.

    Jutaan orang dari berbagai penjuru dunia diprediksi datang ke Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia 2022. Namun, warga negara asing yang datang wajib memahami peraturan di Qatar.

    Apalagi Qatar memiliki budaya yang berbeda dari negara-negara peserta turnamen. Ada sejumlah imbauan dan peraturan yang wajib diperhatikan saat berada di Qatar.

    Pendukung yang akan menonton langsung Piala Dunia 2022 di Qatar harus berpakaian sopan, tidak memakai pakaian berlebihan, dan dilarang mengonsumsi alkohol.

    Tak hanya itu, terbaru, ada aturan baru bagi penonton yang datang ke Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia 2022, yakni dilarang mendekati unta.

    Seperti diketahui, unta merupakan hewan yang identik dengan negara dari Timur Tengah, seperti Qatar. Hal ini berarti, hewan tersebut mudah dijumpai di sana.

    Di sisi lain, larangan mendekati unta tersebut tentu bukan tanpa sebab. Melansir The Sun, Sabtu (5/11/2022), ada kekhawatiran akan merebaknya flu unta atau MERS-COV.

    Virus flu unta tersebut diperkirakan telah menyebar dari kelelawar ke dromedari (unta arab), dan bisa ditularkan ke manusia. Virus flu unta juga disebut berbeda dengan COVID-19. Hal itu karena tidak ada vaksin atau pengobatan untuk virus jenis ini.

    Maka itu, bagi pengunjung yang akan menyaksikan langsung Piala Dunia 2022 di Qatar harus mematuhi imbauan yang ada, termasuk larangan mendekati unta.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 2 halaman

    Larangan Masuk Akal

    Seorang professor bernama Paul Hunter dari University of East Anglia, sepakat dengan imbauan larangan mendekati unta.

    "Penggemar harus menghindari unta di Qatar. Saran itu sangat masuk akal untuk mengurangi risiko tertular virus," ujar Profesor Paul Hunter.

    "Ini penyakit jahat, jauh lebih mematikan daripada COVID-19 dengan tingkat kematian tinggi, dan saat ini tidak ada vaksin yang efektif," tambahnya.

    Pemerintah sudah mengeluarkan pedoman dan menyatakan penyebaran dari manusia ke manusia telah dibatasi di rumah sakit. Kemudian mereka juga menegaskan, kontak dengan unta sangat berisiko.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah melaporkan sejak Agustus 2022, bahwa sekitar 80 persen kasus disebabkan oleh kontak langssung dengan unta yang terinfeksi virus atau orang terinfeksi di rumah sakit.

    The Sun menyebut, virus unta telah menginfeksi lebih dari 2000 orang dan telah menewaskan sekitar 850 orang sejak kali pertama diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012.

    Sejumlah pakar khawatir jika virus ini bisa menyebar ke berbagai semenanjung Arab ke Afrika melalui unta yang terinfeksi dengan gejala ringan.

    Apalagi dua kasus telah dilaporkan tahun ini di Qatar. Pertama dari seorang pemilik unta berusia 85 tahun yang dikabarkan meninggal di Doha. Kemudian yang kedua dari seorang petani, berusia 50 tahun pengonsumsi susu unta, juga meninggal.

     

    Sumber: The Sun

    Lebih Dekat

    Video Populer

    Foto Populer