Bola.com, Jakarta - Amerika Serikat bukan negara yang identik dengan sepak bola. Namun, Timnas AS punya suporter yang fanatik dan loyal.
Sepak bola tidak ada artinya tanpa fans. Fans akan bergerombol untuk bergabung menjadi satu kelompok besar di jalan hingga di dalam stadion.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Akun Bola Malaysia Puji Timnas Indonesia usai Bungkam Arab Saudi 2-0: Bisa Lolos Piala Dunia!
Advertisement
Sepak bola kerap menyatukan orang-orang dan melahirkan komunitas, membina hubungan yang mungkin tidak terjadi tanpa ikatan bersama. Ini adalah yang terjadi kepada suporter Timnas Amerika Serikat, American Outlaws.
American Outlaws yang berbasis di Lincoln, Nebraska, adalah kelompok pendukung untuk timnas sepak bola Amerika Serikat. Mereka membantu menumbuhkan komunitas sepak bola di kalangan penggemar tidak hanya di seluruh negeri, tetapi di dunia.
Anggota The Outlaws kini lebih dari 30.000 orang dan merupakan salah satu kelompok pendukung terorganisir terbesar di dunia. Mereka secara teratur mengirim ribuan penggemar ke setiap laga Timnas Amerika Serikat hingga menggelar pesta nonton bareng di bar dan pub.
Lalu bagaimana American Outlaws terbentuk dan kisahnya mendukung Timnas AS termasuk nanti di Piala Dunia 2022? Langsung saja simak kisahnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lahir pada 2007
Penduduk asli Lincoln, Korey Donahoo dan Justin Brunken, adalah dua dari tiga pendiri America Outlaws. Bersama dengan Ben Cohoon, ketiganya memulai organisasi ini pada 2007 untuk membantu menyatukan penggemar dan merayakan budaya sepak bola Amerika Serikat dengan menyelenggarakan acara dan menonton pesta.
Sejak itu, Donahoo dan Brunken terus terlibat dengan para suporter hingga sekarang. Mereka juga yang pertama menjabat sebagai ketua dewan sementara dan nama terakhir yang menjadi presiden kelompok suporter ini.
Kota Lincoln sebenarnya tidak memiliki basis penggemar sepak bola terkuat atau sejarah sepak bola. Tetapi, tantangan itu benar-benar membantu para suporter ketika mereka mulai menyebar ke seluruh negeri. Kota-kota kecil sering menghadapi masalah menemukan bar sepak bola atau tempat di mana penggemar sepak bola dapat berkumpul dan Lincoln mengatasi masalah itu.
Advertisement
Membantu Masalah Suporter di Amerika
"Kami berada di tempat di mana kami dapat membuat cetak biru untuk sekelompok komunitas yang berbeda di seluruh negeri," kata Brunken.
"Sejak kami tumbuh di sini, kami memahami jenis masalah yang dihadapi kelompok lain," sambungnya.
Komunitas Lincoln juga secara langsung memainkan peran dalam kesuksesan dan pertumbuhan awal para suporter timnas. Banyak perusahaan lokal memberikan bantuan, dari dokumentasi hingga logistik.
"Kami bekerja dengan banyak organisasi di sekitar Lincoln yang membantu kami, baik berkonsultasi, memberi saran atau benar-benar melakukan hal-hal dengan kami sebagai nirlaba kecil," kata Brunken.
"Saya pikir hanya ada banyak orang yang bersedia membantu," imbuhnya.
Jumlah Anggota Makin Bertambah dan Siap Guncang Qatar
Jumlah anggota America Outlaws bertambah banyak saat tim sepak bola putra Amerika berlaga di Piala Dunia pada 2010 dan 2014. Sayangnya, pada Piala Dunia 2018, Amerika Serikat gagal lolos, yang berarti Outlaws tidak memiliki turnamen untuk dipromosikan atau dikunjungi.
"Sudah sulit!"kata Donahoo.
"Tidak ada pertandingan yang berarti untuk waktu yang lama, tetapi tim wanita luar biasa dan Piala Dunia Prancis 2019 wanita adalah anugerah yang menyelamatkan," sambungnya.
Sekarang, setelah absen delapan tahun, Amerika Serikat kembali ke Piala Dunia dan para komunitas suporter telah siap.
"Kami memiliki 3.000 anggota kami yang membeli tiket untuk pergi ke Piala Dunia, dan Piala Dunia kali ini sama sekali berbeda," kata Brunken.
Sumber: The18
Advertisement