Bola.com, Jakarta - Klub-klub besar liga top Eropa selalu mengirimkan pemantau bakat ke Piala Dunia. Mereka akan mematau pemain-pemain berbakat yang berpotensi direkrut.
Semua orang tahu Piala Dunia menjadi tempat berkumpulnya pemain hebat dari setiap penjuru dunia. Mereka bakal bertarung mewakili negaranya dan berusaha mendapatkan kejayaan.
Baca Juga
Advertisement
Dalam berbagai edisi Piala Dunia, ada banyak pemain yang telah membuat sejarah. Nilai jual mereka melonjak tinggi karena sukses menunjukan permainan terbaiknya saat Piala Dunia.
Para pemain itu akhirnya memiliki karier yang luar biasa. Mereka pindah dari klub semenjana menuju ke klub raksasa Eropa berkat Piala Dunia.
Berikut Starting XI para pemain yang diincar banyak klub-klub besar Eropa selepas Piala Dunia, tapi berujung flop. Langsung saja kita simak daftarnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper: Andreas Isaksson (Manchester City)
Selepas Piala Dunia 2006, Manchester City menggaet penjaga gawang Swedia Andreas Isaksson dari klub Prancis, Rennes. Dia diplot mengantikan David James yang hengkang ke Protsmouth.
Namun, dia malah lama cedera dan baru main pada Desember tahun itu karena cedera. Isaksson hanya mencatatkan 14 laga pada musim pertamanya di City.
Dia juga hanya menjadi penghangat bangku cadangan pada musim berikutnya.
Advertisement
Bek Kanan: Roque Junior (Leeds United)
Roque Junior bergabung dengan Leeds United dengan status pinjaman pada 2003 dan disambut dengan antusias di Yorkshire, setelah menjadi bagian dari skuad Brasil pemenang Piala Dunia 2002.
Dia adalah bagian dari tim AC Milan yang menjuarai Liga Champions dan merupakan salah satu dari empat pemain dalam daftar eksklusif yang memenangi Copa Libertadores, Piala Dunia, dan Liga Champions.
Kariernya bersama Leeds adalah bencana, kebobolan 25 kali dalam tujuh penampilan, termasuk mendapat kartu merah pada debutnya di Elland Road melawan Birmingham City. Leeds terdegradasi di akhir musim, dengan mantan juyara Piala Dunia itu menjadi kegagalan besar bagi Leeds.
Bek Tengah: Salif Diao (Liverpool)
Salif Diao mengalami masa yang menyedihkan di Merseyside setelah Liverpool merekrutnya karena penampilan apiknya bersama Senegal di Piala Dunia 2002. The Reds bahkan rela mengeluarkan 5 juta pounds untuk mendatangkannya.
Namun, dia dimainkan di luar posisinya di Anfield, yang jelas merupakan tanggung jawab sang manajer. Level sepak bolanya secara umum tidak cukup baik untuk Liga Premier. Ketika Rafael Benitez didapuk jadi manajer di Merseyside Merah, dia dengan cepat meminjamkan Diao menyusul serangkaian kesalahan yang dilakukannya.
Advertisement
Bek Tengah: Marcos Rojo (Manchester United)
Perekrutan Manchester United dalam beberapa tahun terakhir sangat dipertanyakan termasuk saat menggaet Marcos Rojo. Padahal sang pemain tampil baik bersama Argentina yang mencapai laga final Piala Dunia 2014 di Brasil.
Meski bukan salah satu pemain dengan performa terburuk di skuat ini, rangkaian izin kerja dan masalah paspor tidak membantunya di Old Trafford. Manajer MU saat itu, Louis van Gaal, sangat marah dan mendenda Rojo karena tidak mengikuti tur pramusim, meskipun itu karena keadaan di luar kendalinya.
Dia berhasil bertahan tujuh tahun di Manchester, meskipun hanya mencatatkan 122 pertandingan di semua kompetisi pada waktu itu, yang rata-rata kurang dari 20 pertandingan per musim.
Bek: Alberto Tarantini (Birmingham City)
Alberto Tarantini membantu Argentina meraih gelar Piala Dunia 1978. Birmingham City tertarik meminangnya dan sang pemain justru kerap membuat ulah karena meninju seorang suporter.
Advertisement
Gelandang Bertahan Tengah: William Carvalho (Real Betis)
Penampilan apiknya bersama Portugal di Piala Dunia 2018 membuat William Carvalho digadang-gadang bakal jadi salah satu geladang hebat di Bumi. Arsenal ingin menebusnya tetapi dia justru ke Real Betis dan kariernya justru biasa-biasa saja, tidak seperti harapan banyak orang.
Gelandang Tengah: Aleksandr Golovin (Monaco)
Gelandang Rusia Alaksandr Golovin juga seperti Carvalho dan digadang-gadang bakal sukses setelah penampilan apik di Piala Dunia 2018. Meski selalu tampil reguler bagi Monaco yang merekrutnya selepas turnamen, dia belum mempersembahkan gelar apa pun bagi klub.
Advertisement
Gelandang Bertahan: Kleberson (Manchester United)
Penampilan mengesankan Kleberson di Piala Dunia 2002 membuat Manchester United menjemputnya pada 2003. Akan tetapi, penilaian Alex Ferguson saat itu justru salah karena terjebak dengan perkataan dari mantan pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari.
Dia hanya mencatatkan 20 penampilan selama dua musim di MU, dengan cedera menghambat kemajuannya. Apakah Sir Alex Ferguson menyesal menjual Juan Sebastian Veron untuk menggantikannya dengan Kleberson?
Sayap Kanan: James Rodriguez (Real Madrid)
James Rodiguez benar-benar jadi bintang di Piala Dunia 2014 meski Kolombia mentok di perempat final. Pemain yang mendapat penghargaan Puskas Award tahun 2014 ini dibeli Real Madrid tetapi gagal bersinar.
Setelah musim pertama yang menjanjikan, cedera merusak kariernya. Sejak gagal di Bernabeu dia pernah bermain di Bayern Munchen dan Everton, namun kariernya gagal kembali hidup.
Advertisement
Striker: El Hadji Diouf (Liverpool)
Setiap penggemar Liverpool yang cukup tua tentu mengingat Diouf bintang Senegal yang berjala di Piala Dunia 2002. Sayangnya keputusan merekrut Diouf dan mengesampingkan Nicolas Anelka harus dibayar mahal The Reds.
Sikapnya selama di Liverpool menyedihkan. Dia tidak bisa menjaga kebesaran nomor sembilan yang ikonik di Merseyside. Kiprahnya bersama The Reds dapat disimpulkan dengan insiden meludah yang menjijikkan. Dia pernah meludahi penggemar Celtic selama pertandingan Eropa.
Sayap Kanan: Asamoah Gyan (Sunderland)
Asamoah Gyan hampir saja membuat Ghana jadi negara Afrika pertama yang bisa sampai ke semifinal Piala Dunia jika penaltinya tidak gagal pada 2010. Dia akhirnya bergabung dengan Sunderland selepas turnamen meski akhirnya gagal bersinar.
Sumber: Give Me Sports
Advertisement