Bola.com, Jakarta - Ada beberapa fakta menarik yang terjadi pada pertandingan Inggris melawan Iran di partai pembuka Grup B Piala Dunia, Senin malam (21/11/2022). Satu di antaranya, pemain Timnas Iran enggan ikut menyanyikan lagu kebangsaannya sebelum pertandingan dimulai.
Bahkan pendukung Iran yang langsung hadir di Stadion Internasional Khalifa, menyoraki ketika lagu kebangsaan mereka saat berkumandang.
Baca Juga
5 Pemain yang Apesnya Mirip Paul Pogba: Nama Besar Ternyata Bukan Jaminan
Deretan SWAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Atlet hingga Supermodel Papan Atas Dunia, Ada yang baru Go Publik Bikin Cegil Patah Hati
Belum Bisa Move On! Kevin Diks Mengenang Momen Perdana Menyanyikan Indonesia Raya di SUGBK
Advertisement
Sekelompok penggemar Timnas Iran juga mengangkat poster yang bertuliskan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan", aksi ini disinyalir sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Iran yang sedang memperjuangkan kebebasan dan hak di negaranya.
Aksi diam para pemain Iran tersebut mendapat dukungan dari para penggemar. Hal tersebut makin terlihat ketika Sardar Azmoun, pemain yang vocal menyuarakan protesnya, mendapatkan tepuk tangan meriah saat ia masuk di babak kedua.
Sebelumnya, pelatih Timnas Iran, Carlos Queiroz, mengatakan bahwa ia tidak akan menghukum pemainnya yang melakukan aksi diam saat lagu kebangsaan Iran berkumandang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Aksi Diam Para Pemain Iran saat Lagu Kebangsaan Berkumandang
Iranian football team protesting against the regime by refusing to sing the Islamic Republic’s national anthem at World Cup in Qatar. pic.twitter.com/JRmTsUU3e8
— Frida Ghitis (@FridaGhitis) November 21, 2022
Advertisement
Dipicu Tewasnya Seorang Wanita di Tahanan Polisi
Aksi diam yang dilakukan oleh pemain Timnas Iran tentu bukan tanpa alasan. Hal ini akibat tewasnya Mahsa Amini di tahanan polisi moral Iran.
Mahsa Amini, wanita berumur 22 tahun, ditangkap oleh polisi moral karena tak menggunakan hijab dengan baik dan benar, tetapi kemudian ia ditemukan tewas di dalam tahanan tanpa alasan yang jelas.
Hal ini membuat aksi unjuk rasa meledak di berbagai penjuru kota di Iran. Korban warga sipil pun berjatuhan.
Pemain Iran beranggapan bahwa sepak bola menjadi satu di antara cara yang bisa digunakan untuk menyuarakan protes mereka.
Saman Ghoddos, penyerang Timnas Iran, mengatakan kepada Mirror Football, bahwa sudah sepantasnya sebagai pemain menyuarakan kebenaran untuk perubahan.
"Saya sebenarnya tak ingin mencampuradukkan sepak bola dan politik, akan tetapi jika Anda adalah atlet sepak bola terkenal, Anda harus mengatakan kebenaran, terlepas dari adanya tekanan atau tidak," kata Ghoddos.
Pemain Brentford itu berharap perubahan segera terjadi di negaranya sehingga tidak ada lagi kekerasan dan Iran menjadi negara yang lebih baik.
Sumber: Mirror
Cari Tahu Posisi Iran
Advertisement
Liputan Langsung Piala Dunia 2022