Sukses


    5 Aksi Protes, Skandal, dan Kontroversi di Piala Dunia, Timnas Jerman Masuk Daftar

    Bola.com, Jakarta - Timnas Jerman menunjukkan gestur tutup mulut saat berpose untuk foto tim jelang kick-off melawan Jepang pada pertandingan pertama Grup E Piala Dunia 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Rabu (23/11/2022).

    Aksi tutup mulut para pemain Die Nationalmannschaft dilakukan sebagai bentuk protes kepada FIFA yang melarang mereka memakai ban kapten pelangi "One Love" sebagai kampanye ramah LBGT+ di Piala Dunia 2022.

    Perihal "One Love" menjadi isu ramai yang menyertai perhelatan Piala Dunia di Qatar ini. Kapten tim yang nekat memakai ban "One Love" akan mendapat sanksi dari FIFA.

    Beberapa negara, selain Jerman, ada Inggris, Wales, Belanda, Belgia, Prancis, Norwegia, Swedia, Denmark, dan Swiss merasa frustrasi dengan kebijakan tersebut.

    Perlu diketahui, ini bukan kali pertama sebuah timnas sebuah negara melakukan protes di Piala Dunia. Mengutip Sportbible, ada beberapa aksi protes lain di Piala Dunia sejak kali pertama diselenggarakan pada 1930.

    Aksi protes tersebut tidak hanya terjadi antara kontestan dengan FIFA, melainkan juga skandal dan kontroversi internal tim.

    Untuk lebih jelasnya, berikut daftar lima aksi protes, skandal, dan kontroversi terbesar yang terjadi di Piala Dunia.

    Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

    2 dari 6 halaman

    Aksi Protes Terbesar di Piala Dunia

    1. Boikot Uruguay di Piala Dunia 1934

    Sang juara bertahan, Uruguay, memilih memboikot turnamen yang diadakan di Italia. Penyebabnya, Uruguay masih kecewa dengan minimnya tim-tim Eropa yang tampil di Piala Dunia edisi pertama yang digelar di negaranya.

    Tercatat, negara Eropa yang tampil di Piala Dunia 1930 hanya Prancis, Yugoslavia, Rumania, dan Belgia.

    Uruguay lantas menolak untuk melakukan perjalanan ke Eropa. Alhasil, Uruguay kehilangan kans untuk mempertahankan gelar juara mereka.

    2. Boikot Afrika di Piala Dunia 1966

    Piala Dunia 1966 diboikot oleh 31 negara Afrika setelah FIFA membuat kebijakan dengan menyatakan bahwa tiga pemenang putaran kedua dari kualifikasi Afrika harus melakoni babak play-off melawan pemenang kualifikasi Asia.

    Pemenang dari partai itu akan mendapat tiket ke Piala Dunia.

    Konfederasi Sepak Bola Afrika marah karena semestinya tiket lolos ke Piala Dunia bisa dihasikan dari kualifikasi di antara negara-negara Afrika, tanpa harus diadu dengan negara dari konfederasi lain.

    Sebanyak 31 negara Afrika anggota FIFA lantas memboikot Piala Dunia 1966, dan pada 1970, tim dari negara Afrika mendapat satu jatah tampil di Piala Dunia 1970.

    3 dari 6 halaman

    Aksi Protes Terbesar di Piala Dunia

    3. Invasi Anti-Putin di Piala Dunia 2018

    Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia menjadi ajang protes, setidaknya bagi Pussy Riot. Grup punk rock asal Moskow ini menjadikan Piala Dunia sebagai media protes mereka untuk menyuarakan terkait pelanggaran Hak Asasi Manusia.

    Aksi itu mereka lakukan saat duel final Prancis versus Kroasia dengan tujuan menyerukan pembatasan kekuasaan kepolisian dan reformasi lainnya di Rusia.

    4. Kontroversi Saltillo di Piala Dunia 1986

    Kontroversi ini datang dari Timnas Portugal. "Saltillo" berasal dari nama kota markas Portugal selama melakoni Piala Dunia 1986 yang digelar di Meksiko.

    Berbagai skandal internal terjadi saat Portugal bermarkas di Saltillo tersebut. Para Portugal dibuat marah oleh beberapa masalah, seperti fasilitas di Saltillo yang buruk, tidak dibayar untuk iklan sehingga terjadi konflik antara pemain dan federasi.

    Gara-gara rangkaian masalah internal ini, Portugal tersingkir di fase penyisihan grup dengan berada di dasar klasemen Grup F. Sementara sepak bola Portugal butuh satu dekade untuk pulih dari skandal tersebut.

    4 dari 6 halaman

    Aksi Protes Terbesar di Piala Dunia

    5. Skandal Timnas Prancis di Piala Dunia 2010

    Timnas Prancis menjadi buah bibir di Piala Dunia 2010 lantaran konflik internal yang melibatkan pemain dan pelatih. Konflik yang sudah terjadi sejak 2006 itu memuncak dan pecah saat Les Bleus tampil di Piala Dunia 2010.

    Pemain yang sudah tak sejalan dengan sang pelatih, Raymond Domenech, sampai memboikot sesi latihan tim.

    Penyerang Nicolas Anelka memilih meninggalkan tim di tengah turnamen, beberapa pemain menerima sanksi dari Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), dan Prancis hancur lebur di Piala Dunia 2010.

     

    Sumber: Sportbible

    5 dari 6 halaman

    Yuk Intip Posisi Prancis

    6 dari 6 halaman

    Liputan Khusus Piala Dunia 2022

    <p>Liputan Langsung Bola.com di Pesta Bola 2022_2 (Bola.com/Adreanus Titus)</p>

    Nikmati sajian liputan eksklusif Piala Dunia 2022 Bola.com langsung dari Qatar. Yuk merapat, klik tautan ini.

    EMTEK Group sebagai pemegang hak siar Piala Dunia 2022 Qatar menayangkan seluruh pertandingan mulai penyisihan hingga final di berbagai flatform. Sobat Bola.com bisa menyaksikan aksi bintang-bintang dunia di SCTV, Indosiar, Vidio, Moji TV, Champion TV, Mentari TV, dan Nex Parabola. Detail jadwal lengkap siaran langsung dan live streaming klik tautan ini. Jangan sampai terlewat!

    Jangan sampai terlewat update klasemen dan hasil pertandingan Piala Dunia 2022. Info detailnya klik tautan ini.

     

    Video Populer

    Foto Populer