Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2022 menghadirkan banyak cerita apik dari para kuda hitam terutama perwakilan Asia. Tanpa disangka-sangka, Arab Saudi dan Jepang mampu menggemparkan publik sepakbola dunia.
Arab Saudi secara luar biasa mampu bangkit setelah digempur habis-habisan di babak pertama oleh Argentina. Lionel Messi dkk dibuat kepayahan menghadapi pertahanan berlapis mereka.Hal serupa juga terjadi saat Jepang bertemu juara dunia empat kali, Jerman.
Advertisement
Tim Samurai Biru, julukan Jepang mampu mengubah jalannya permainan berkat perubahan taktikal yang dilakukan di babak kedua.
Asisten pelatih Persis Solo, Rasiman, menilai persaingan Piala Dunia 2022 begitu sulit ditebak.
Berita video highlights pertandingan Grup C Piala Dunia 2022, yang mempertemukan Argentina melawan Arab Saudi, Selasa (22/11/22).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukti Sepak Bola Bukan Matematika
Dua kemenangan fenomenal itu merupakan bukti bila sepak bola memang tak bisa dihitung di atas kertas.
"Kalau melihat peta persaingan tim agak susah dan rasanya tahun ini akan sangat sulit karena taktikal visibility hampir semua tim sudah matang. Belum tentu tim dominan permainan seperti Spanyol dulu di Piala Dunia 2010 jadi jaminan juara," jelasnya.
Advertisement
Pragmatis Ambil Alih Sepak Bola Modern?
Antitesis dari pakem penguasaan bola sudah banyak ditelurkan oleh banyak pelatih hebat. Pakem ini mungkin dinilai sebagian orang sebagai sesuatu yang rendah. Tetapi bagi sebagian yang lain ini merupakan cara paling realistis untuk survive.
"Sekarang lebih ke spesifik taktik bagaimana memenangkan laga. Bukan lagi soal filosofi tetapi lebih ke pragamatis. Padahal di Piala Dunia 2018 penguasaan bola masih jadi tren," ujarnya.
Rasiman mencontohkan kesuksesan Antonio Conte bersama Tottenham Hotspur musim ini. Dengan taktik yang lebih bertahan, mereka mampu bersaing di tangga juara.
"Mereka tidak mau main possession, lebih ke pragmatis memenangkan pertandingan. Tetapi dengan main seperti itu tidak mudah kehilangan bola," imbuhnya.
Inggris Bisa Sukses Tahun Ini
Permainan pragmatis sejatinya juga tercermin dalam permainan Timnas Inggris. Di bawah asuhan Gareth Southgate, Harry Kane dkk seringkali memanfaatkan situasi bola mati.
Dengan gaya main seperti itu, Rasiman menilai The Three Lions, julukan Inggris berpotensi berbicara banyak di Piala Dunia tahun ini. Sekaligus menuntaskan penasaran sejak 1966.
"Inggris nyatanya bisa sampai ke semifinal iala Dunia 2018. Dari babak grup ke babak 16 besar enggak menarik, tapi mereka tetap bisa menang," tandasnya.
Advertisement
Liputan Khusus KLY di Piala Dunia 2022
Liputan Langsung Bola.com Pesta Bola 2022 (Bola.com/Adreanus Titus)