Bola.com, Jakarta - Striker Uruguay Luis Suarez menolak untuk meminta maaf atas handball-nya melawan Ghana di Piala Dunia 2010 meski Asamoah Gyan mengklaim kalau eks Barcelona itu jadi orang paling dibenci di negaranya.
Luis Suarez dikartu merah pada menit terakhir perpanjangan waktu di perempat final Piala Dunia 2010 karena menggagalkan gol Ghana dengan handball yang disengaja di garis gawang.
Baca Juga
Foto: Suarez Cetak Gol, Messi Assist, Jordi Alba Bawa Inter Miami Menang atas Atlanta United di MLS Amerika
6 Pemain yang Pernah Mengalahkan Lionel Messi dalam Perebutan Sepatu Emas: Rival dari La Liga hingga MLS
Konfederasi Sepak Bola Brasil dan Pemain Bintang Kirim Pesan Mengharukan buat Neymar yang Comeback ke Lapangan
Advertisement
"Di rumah, semua orang yang menonton pertandingan, mereka tidak menyukai Suarez," kata Gyan.
"Dia adalah pahlawan di Uruguay meskipun orang-orang di Ghana melihatnya sebagai penipu. Orang-orang membencinya."
Pada akhirnya, Uruguay menang adu penalti atas Ghana. Uruguay melaju hingga semifinal, tapi kandas di tangan Belanda.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Salah Saya
Mengetahui hal tersebut, Luis Suarez menegaskan bahwa kegagalan Ghana memenangi pertandingan itu bukanlah kesalahannya.
"Pemain Ghana gagal mengeksekusi penalti, bukan saya," kata Suarez sebelum kedua tim bertemu dalam pertandingan menentukan di Grup G Piala Dunia tahun ini.
"Saya tidak meminta maaf untuk itu," katanya lagi. "Saya minta maaf jika saya mencederai pemain tetapi saya mengambil kartu merah karena handball."
"Itu bukan salah saya karena saya tidak gagal penalti."
Advertisement
Lupakan
Skuad Ghana saat ini berusaha untuk melupakan insiden yang terjadi 12 tahun lalu.
Ghana akan kembali bertemu Uruguay di Piala Dunia 2022. Kedua tim butuh kemenangan untuk mengamankan tiket 16 besar.
"Semua orang merasa buruk pada 2010, tapi bagi saya, saya hanya ingin ke tahap berikutnya," katanya.
"Balas dendam atau tidak, kami akan pergi dengan tekad dan keinginan yang sama untuk menang."
"Saya tidak melihat ke belakang, saya tidak ingin fokus pada masa lalu."
Liputan Khusus Piala Dunia 2022
Advertisement