Laporan Langsung Ade Yusuf Satria dan Hendry Wibowo dari Qatar
Hampir tiga pekan, Bola.com bersama rombongan SCTV dan Indosiar melakukan peliputan Piala Dunia 2022 Qatar. Tidak terasa, saat ini, pesta sepak bola empat tahunan ini sudah masuk fase perempat final.
Advertisement
Banyak pengalaman menarik yang kami dapatkan. Salah satunya beberapa peraturan yang kami nilai aneh. Qatar memang punya banyak peraturan ketat dan terbilang kaku.
Peraturan pertama saat berangkat menuju tempat latihan Timnas Argetina di Qatar University. Untuk menuju tempat ini, Anda diantar menggunakan shuttle bus usai turun dari Metro Doha.
Betapa kaget kami, saat membaca tulisan di depan kaca depan shuttle bus: "Dilarang mengajak bicara supir." Pada informasi ini, turut tertera informasi, jika ingin berkomunikasi agar kontak nomor yang telah disediakan.
"Lah bagimana kita kasih tahu supirnya tempat tujuan kalau tidak boleh diajak bicara," celetuk rekan kerja saya, Ade Yusuf Satria.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengalaman Sama Saat Menuju Port Doha
Meski ada larangan itu, kami memberanikan diri bicara dengan supir untuk mengetahui tempat tujuan kami.
Momen kami bilang ingin ke tempat latihan Timnas Argentina itu merupakan satu-satunya komunikasi kami dengan supir tersebut!
Nah kami kembali merasakan pengalaman sama ketika naik shuttle bus menuju Port Doha. Pihak keamanan yang kami tanya soal transportasi menuju Port Doha bilang: "Anda naik bus itu (sambil menunjuk satu bus). Anda tinggal naik saja, tak perlu bicara dengan supir."
Saat kami tanya alasannya, petugas itu tidak memberikan jawaban. Dia hanya memberikan gesture tangan agar kami segera naik.
Advertisement
Kocak! Jarak Dekat Diantar Bus
Peraturan aneh lainnya ketika kami meliput museum olahraga yang berlokasi di dekat Stadion Internasional Khalifa, 3-2-1 Qatar Olympic and Sports Museum.
Saat masuk area Stadion Khalifa, kami diwajibkan menggunakan shuttle bus untuk diantar ke museum. Peraturan ini jadi aneh karena jarak yang ditempuh hanya sekitar 300-500 meter, alias jalan kaki pun bisa guys!
Anehnya ketika hendak pulang, kami sempat ketinggalan shuttle bus menuju keluar Stadion Khalifa. Kami pun bilang kepada petugas: "Oh tidak masalah, saya jalan kaki saja. Jarak sangat dekat."
Petugas itu memberikan respons: "Tidak bisa, ini sudah menjadi tugas kami mengantar Anda.". Ini merupakan bukti, peraturan di Qatar sangat kaku.
Masalahnya peraturan di atas jadi kontra produktif. Karena di beberapa area di mana penonton Piala Dunia 2022 harus jalan kaki sangat jauh, justru tidak ada kendaraan yang mengantar. Aneh banget!
Lepas Atribut Media
Di tempat sama, kami juga mendapat pengalaman unik. Saat hendak masuk ke 3-2-1 Qatar Olympic and Sports Museum, kami justru disuruh melepas semua atribut media yang kami kenakan.
Padahal atribut peliputan Piala Dunia 2022 ini selalu kami gunakan di Qatar, termasuk saat masuk museum lainnya.
Lantas apa alasan atribut media ini harus kami lepas saat masuk 3-2-1 Qatar Olympic and Sports Museum? "Jika masuk sebagai media, Anda harus mengisi form yang dikirim via email lalu menunggu balasan untuk bisa masuk," jelas seorang petugas.
Sungguh kaget saat kami mendengar alasan sang petugas. Tidak mau bermasalah, akhirnya kami pun melepas atribut media kami.
Advertisement
Laporan dari Qatar