Bola.com, Jakarta - Piala Dunia 2022 melahirkan banyak kejutan. Bersamaan dengan itu, tercipta pula kekecewaan mendalam, yang berujung pada tangisan para aktor lapangan hijau.
Saat ini tersisa empat tim di semifinal Piala Dunia 2022. Kroasia dan Maroko jadi kuda hitam yang berhasil melaju sejauh mungkin, menyingkirkan sejumlah negara favorit seperti Spanyol dan Portugal.
Baca Juga
Arkhan Kaka dan 4 Anak Buah Indra Sjafri Dipromosikan Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Ini Nama-namanya
Termasuk Pemain Berlabel Kiper Timnas Indonesia, Ini Daftar Lengkap Penerima Kartu Merah di BRI Liga 1 2024 / 2025
Shin Tae-yong Fix Panggil Ronaldo Junior dan 6 Pemain Abroad ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Siapa Lainnya?
Advertisement
Dua tim lainnya, Prancis dan Argentina, dianggap layak melangkahkan kaki hingga semifinal. Meski sempat menelan kekalahan pada fase grup, agaknya kedua kesebelasan paling ideal untuk maju ke final Piala Dunia 2022.
Ya, kekalahan Prancis dari Tunisia dan kemenangan Arab Saudi atas Argentina hanyalah satu dari kejutan terbesar di Piala Dunia 2022. Lantas, siapa saja yang memunculkan kekecewaan?
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tarian Berujung Tangisan
Melihat kekuatan Brasil di Piala Dunia 2022, banyak yang memprediksi kalau wakil Amerika Selatan itu bakal keluar sebagai juara. Namun, Kroasia mengirim mereka pulang di perempat final dalam adu penalti.
Neymar, yang mungkin bermain di Piala Dunia terakhirnya, tampil bagus di Qatar ketika dia tidak cedera. Dia telah memainkan tiga pertandingan dan mencetak dua gol.
Sayang, bintang PSG itu akan mengakhiri kariernya tanpa menjadi Juara Dunia. Dia akan tiba di acara Piala Dunia berikutnya pada usia 34 tahun, sesuatu yang semakin normal, tetapi perlu untuk melihat apakah dia melihat dirinya mampu melakukannya.
Pada akhirnya, tarian samba Lucas Paqueta dkk. berujung tangisan. Neymar dan Vinicius tak mampu menahan air mata pada pengujung laga kontra Kroasia.
Â
Advertisement
Luis Enrique Gagal Bawa Spanyol Berjaya
Setelah kemenangan 7-0 atas Kosta Rika, agaknya Spanyol memperlihatkan tajinya terhadap para pesaingnya di Piala Dunia. Akan tetapi, Maroko tidak silau dengan hal itu.
Kekalahan dari Jepang pada laga terakhir fase grup memunculkan keraguan. Apalagi pada 16 besar mereka berjumpa Maroko.
Benar saja, gaya khas Spanyol tumbang oleh kekompakkan dan daya juang Maroko. Negara Afrika itu berhasil menyingkirkan juara Piala Dunia 2010 itu lewat adu penalti.
Nahas buat Enrique, Federasi Sepak Bola Spanyol memecatnya beberapa hari berselang.
Â
Mimpi Ronaldo Berujung Nestapa
Piala Dunia terakhir Cristiano Ronaldo akan dikenang karena masalahnya dengan Fernando Santos dan citranya menempati bangku cadangan. Wajah buruk dan celaan kapten dan bintang Portugal membantunya membuat pelatih mengeluarkannya dari starting eleven.
Golnya melawan Ghana akan dicatat dalam sejarah Piala Dunia karena ia menjadi pesepak bola pria pertama yang mencetak gol di lima Piala Dunia yang berbeda. Dia tidak mencetak gol lagi dan timnya tersingkir di perempat final melawan Maroko yang mengejutkan.
Sayang, gol tunggal Youssef En-Nesyri membuyarkan mimpi Cristiano Ronaldo untuk meraih trofi Piala Dunia.
Â
Advertisement
Akhir Generasi Emas Belgia
Jika sebuah tim dengan Courtois, De Bruyne, Witsel, Hazard, Lukaku atau Carrasco jatuh di babak penyisihan grup, ringkasan karier mereka hanya memiliki satu kata: kegagalan.
Itu terjadi pada Belgia di Qatar, yang tersingkir pada fase grup. Satu-satunya hal yang menyelamatkan Belgia dalam eliminasi mereka adalah bahwa mereka menemukan diri mereka satu grup dengan Maroko dan Kroasia, baik di semifinal dan menunjukkan level yang luar biasa.
"Kami terlalu tua," adalah kata-kata De Bruyne pada akhir pertandingan babak pertama, memperjelas bahwa generasi terbaik sepak bola Belgia telah mencapai titik terendah.
Â
Jerman, Nasibmu Kini
Jerman dan Belgia senasib. Keduanya gagal lolos ke fase gugur Piala Dunia 2022.
Jerman lebih parah. Sebab, ini menjadi kali kedua Jerman kandas di fase grup.
Dalam satu grup dengan Spanyol, Jepang, dan Kosta Rika, mereka gagal masuk ke dua besar untuk bermain di babak 16 besar. Hansi Flick telah membawa Jerman ke salah satu momen terburuk di sejarahnya.
Advertisement
Liputan Khusus Piala Dunia 2022
Â