Bola.com, Doha - Warga Maroko dalam sepekan terakhir meledak dengan teriakan, nyanyian, tangisan dan air mata. Itu setelah Timnas Maroko berjasil mencetak sejarah untuk pertama kalinya melaju ke semifinal Piala Dunia 2022.
Maroko menyingkirkan Spanyol pada 16 besar, lalu menjungkalkan Portugal di perempat final.
Advertisement
Bagi para pendukung setia Atlas Lions, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan setelah bertahun-tahun menunggu dan frustrasi.
Suporter, baik pria maupun wanita, berbalut bendera merah nasional atau mengenakan seragam tim, terus meneriakkan dukungan untuk pahlawan olahraga mereka.
Maroko adalah tim Afrika keempat yang mencapai babak delapan besar Piala Dunia, setelah Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.
Mereka lalu menjadi negara Afrika pertama yang melaju ke semifinal. Dima Maghreb!
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Makna Dima Maghreb
Seruan "Dima Maghreb" terus menggema di Qatar dan Maroko. Di Qatar, Maroko memiliki jumlah basis pendukung yang besar karena banyak warga yang bekerja di Timur Tengah.
Nah, apa sih arti kata Dima Maghreb?
Mengutip Goal International, secara harfiah, dalam bahasa Arab, Dima berarti hujan. Namun, dalam konteks ini tidak diartikan seperti itu.
Dalam konteks kenegaraan, Dima dimaknai 'Ayo pergi' dalam dialek Maroko dan digunakan sebagai kata penyemangat. Jadi dalam praktiknya, Dima Maghreb artinya "Ayo, Maroko."
Maghreb adalah referensi ke wilayah Afrika Barat Laut yang mencakup Maroko, Aljazair, dan Tunisia.
Advertisement
Dukungan Tak Hanya dari Maroko
Hakim Ziyech dkk. juga telah memenangkan hati di luar Maroko. Euforia menjalar ke Suriah, Arab Saudi, dan Palestina.
Negara tetangganya di Afrika Utara, Aljazair, juga memberi dukungan.
“Saudara dan tetangga Anda bersama Anda,” tulis akun Twitter DZfoot Aljazair, yang memiliki lebih dari satu juta pengikut, via Capital Sports.
Beberapa pemain internasional Aljazair juga memuji prestasi Maroko di media sosial.
“Jauh dari semua troll jejaring sosial yang penuh kebencian dan jahat, orang-orang Aljazair berada di belakang orang-orang Maroko”, tambah DZfoot.
Saat Bola.com meliput, juga bertemu penggemar Maroko dari Oman, Mushaf.
"Kami Omani (sebutan warga Oman). Semua negara Arab mendukung Maroko. Kami ingin melihat mereka menjadi juara," ujar Mushaf.
Mushaf tidak percaya Portugal yang diperkuat Cristiano Ronaldo gagal mencetak gol ke gawang Maroko.
"Ini berkat semua kekuatan para suporter Maroko. Cristiano Ronaldo sampai menangis," ujarnya.
Seperti Bermain di Kandang
Alasdair Howorth, seorang jurnalis yang mahir dalam sepak bola Afrika, percaya bahwa penggemar Maroko telah menjadikan Qatar sebagai kandang mereka.
“Tidak dapat diremehkan seberapa besar penggemar Maroko dan Tunisia di Piala Dunia ini,” kata Howorth via Al Jazeera.
"Maroko memiliki salah satu budaya penggemar terbaik di dunia dalam hal gairah," katanya. "Saya pikir itu brilian bahwa dunia akhirnya melihatnya karena sudah ada sejak lama."
Advertisement
Pemain ke-12
Fans Timnas Maroko sukses mengintimidasi lawan di Stadion. Bola.com hadir di Stadion Al Thumama, Minggu (27/11/2022) saat Maroko menumbangkan Belgia 2-0/
Kevin De Bruyne dan Eden Hazard dibuat mati kutu. Dari total 43.378 penonton di Stadion Al Thumama, mayoritas adalah pendukung Timnas Maroko.
Sepanjang laga, mereka tidak berhenti bernyanyi dan meneriakkan boo setiap kali bola ada di kaki pemain Timnas Belgia.
Dukungan pemain ke-12 ini benar-benar berbuah maksimal. Kini Timnas Maroko akan bertempur di fase empat besar melawan Prancis, dukungan bakal semakin menggila.
Sumber: Capital, Goal, Al Jazeera